Nicholas berjalan perlahan lalu menyibak daun-daun kering yang ada di hadapannya, ia melakukannya dengan menggunakan tangan dan kakinya. "Aku ingat betul bahwa ponselku pasti jatuh di area sekitar sini!" Nicholas berkata kepada Richard agar dia bisa membantunya menemukan ponselnya yang terjatuh di area sekitar tempat Nicholas berdiri sekarang.
"Oke, Meskipun kita tidak dapat menemukan mayatnya, mungkin masih beruntung jika kita dapat menemukan ponselmu," kata Richard sambil mengangkat alisnya ke arah Nicholas.
"Ya, kita harus menemukannya, jika tidak, kita tidak akan pulang," Jawab Nicholas kepadanya dengan senyum lebar, lalu Nicholas berbalik dan melihat sekelilingnya lagi.
Dan pandangannya terhenti sejenak, ketika melihat sosok seseorang, berdiri di bawah bayangan pepohonan tidak jauh dari mereka berdua.
Nicholas tidak bisa melihat dengan jelas seperti apa wajah orang itu, tapi yang jelas, dia laki-laki. Mengenakan jeans biru, sepatu fantofel cokelat muda, dengan kemeja cokelat, yang terlihat samar-samar dalam bayangan, dari pepohonan rindang di sebelahnya.
"Richard!" Nicholas memanggilnya tanpa memandangnya karena kini Nicholas sedang fokus menatap sosok pria yang hanya berdiri diam, dan sepertinya sedang menatap mereka berdua.
"Richard..."
"Ya, ada apa?" Dia menjawab tanpa mendekati Nicholas, dia tampak begitu fokus mengibaskan tumpukan daun kering yang ada di sekitar mereka berdua.
Nicholas mencoba menyipitkan matanya, sehingga dia bisa melihatnya. Kemudian ketika dia melakukan itu, Tiba-tiba dia bisa melihat dua lampu merah di wajahnya. Bukan di wajahnya, tapi tepat di matanya.
Nicholas langsung teringat apa yang terjadi tadi malam.
Tangannya gemetar hebat, saat ini jantungnya berdegup kencang, kakinya terasa lemas, saat menopang berat badannya yang semakin berat untuk di topang oleh tubuh Nicholas.
Bibirnya bergetar saat hendak memanggil nama Richard kembali yang ada di belakangnya saat ini.
"Richard, Richard Rogan!" Nicholas berteriak padanya agak keras ketika Nicholas melihat hal aneh terjadi saat ini. Nicholas sengaja tidak melihat ke arah di mana Richard berada, karena dia tidak ingin mengalihkan pandangannya dari pria misterius itu.
"Apa sih, aku pasti akan segera menemukan ponselmu, jangan khawatir!" Richard berkata dengan begitu santai, tanpa melihat di mana Nicholas berada.
"Richard, tolong, lihat ada seseorang di sana!"
Nicholas mengatakannya dengan nada tinggi pada Richard, sambil menatapnya.
Ketika Nicholas melakukan itu, Richard hanya menatapnya dengan tatapan malas, lalu dia bangkit dan mendekati Nicholas.
"Apa masalahnya?" Richard bertanya kepada Nicholas dengan rasa ingin tahu, meskipun wajahnya yang di tekuk masih menempel padanya, dia juga ingin tahu apa maksud Nicholas.
"Lihat itu.."
Kata-kata Nicholas berhenti sejenak ketika, dia melihat ke tempat yang sama, tetapi dia tidak dapat menemukan keberadaan pria misterius itu.
"Hmmm, aku melihatnya di sana!" Ucap Nicholas dengan nada serius, hingga membuat Richard yang kini juga melihat ke arah yang sama sambil melihat kesana kemari. Untuk menemukan sosok orang yang dimaksud Nicholas.
"Hah? Serius? Apa kamu sedang mengantuk?" Richard berkata sambil mengangkat alisnya, dan menahan tawa darinya, lalu tawa yang dia tahan sekarang keluar dengan keras.
"Hahaha, astaga Nicholas, apakah kamu serius hahaha!" Richard tertawa terbahak-bahak ketika apa yang dikatakan Nicholas tidak terlihat olehnya, Nicholas hanya diam dan tidak menanggapinya.
Richard yang melihat ekspresi garang Nicholas langsung terdiam dan berusaha menghentikan tawanya dengan susah payah. Nicholas hanya diam dan menatapnya dengan tatapan yang mengatakan bahwa apa yang dikatakan Nicholas bukan hanya hoax saja.
"Ahh, maaf, bukannya aku tidak percaya, tapi aku tidak melihatnya," kata Richard sambil masih mengatur napasnya yang agak sulit karena dia tertawa begitu keras.
"Hm, terserah." Nicholas berkata sambil mengangkat bahu, "Mungkin aku salah lihat, kali ini!" Nicholas menambahkan sambil melihat kembali ponselnya di tumpukan daun kering di sekitar kami berdua.
"Hei tunggu!" Richard tiba-tiba memotong dan mendekati Nicholas.
"Apa?" Nicholas menatapnya dengan pandangan serius, bahwa apa yang akan dia katakan setelah ini adalah sesuatu yang penting. Tanpa Nicholas harus menyesalinya ketika dia mendengarkannya.
"Kenapa aku tidak menelepon saja, nomormu ada di ponselku?" Richard berkata sambil menggaruk kepalanya yang mungkin tidak gatal.
"Aku juga tidak berpikir begitu," jawab Nicholas, menahan tawa ketika dia menyadari bahwa mereka berdua sangat bodoh kali ini.
"Tertawa saja hahaha!" Richard menjawab Nicholas, lalu memintanya untuk tertawa, Nicholas mendengarnya tertawa keras, Nicholas perlahan tertawa bersamanya.
Tidak lama kemudian, Richard merogoh ponselnya di saku depan, lalu menekan layar ponselnya, dan mencari nomor Nicholas.
Nicholas memang memberikan nada dering yang berbeda ketika Richard memanggilnya karena Nicholas memiliki arti khusus untuk panggilan tersebut.
"Ini terhubung,"
kata Richard sambil mengarahkan layar ponselnya ke Nicholas.
Lalu tiba-tiba Nicholas mendengar nada dering panggilan masuk di ponselnya.
[Nada dering panggilan masuk]
Mereka berdua mencoba mendengarkan dengan seksama, dari mana suara itu berasal. Dan mata mereka berdua berhenti pada sebuah pohon tumbang, tidak jauh dari mereka berdua.
"Ahh, tidak heran aku tidak menemukannya sebelumnya," kata Nicholas sambil berjalan menuju potongan kayu besar yang tumbang, lalu meraih ke bawah pohon tumbang tersebut, karena di bawah kayu ada rongga yang memungkinkan tangannya masuk ke bawahnya.
"Apakah kamu mendapatkannya?" Richard bertanya kepada Nicholas dengan rasa ingin tahu ketika Nicholas mencoba meraih teleponnya.
"Sebentar lagi," Nicholas memasukkan tangannya lebih dalam, di bawah batang kayu besar, yang membuatnya harus berbaring di tanah sekarang, untuk dapat meraih ponselnya yang berada di bawah kayu.
"OK aku bisa meraihnya!" Nicholas berkata sambil berdiri ketika dia berhasil mendapatkan teleponnya.
"Serius Nico? Nada deringmu?" Richard menggerutu dan mengernyitkan alisnya saat mendengar dengan jelas bahwa ringtone panggilan masuk darinya, adalah rekaman suaranya yang sedang bernyanyi di sebuah bar satu tahun yang lalu.
"Hehehe, karena itu adalah kenangan yang tak terlupakan di semester pertama, kita pergi berlibur bersama hahaha!" Nicholas menjawab sambil mematikan panggilan darinya.
Kemudian ketika telepon Nicholas benar-benar mati, mereka berdua terdiam sesaat ketika mendengar sesuatu.
"Grrrr,"
Mata Nicholas langsung tertuju ke tempat dimana Richard berdiri, dan Richard pun juga melihat ke arah Nicholas, mereka berdua melebarkan mata secara bersamaan saat mereka berdua mendengar geraman dari binatang di sekitar mereka berdua.
"Grrrr Rwwwrrr"
"Lari!!!"
Teriak Richard dengan cepat dia langsung berlari meninggalkan Nicholas yang masih membeku di tempat yang sama.
Namun karena Nicholas tidak ingin bernasib sial lagi, ia memutuskan untuk berlari dengan cepat, mengikuti arah kemana Richard berlari.
Ketika Nicholas melihat ke belakang untuk memastikan, matanya melebar, ketika dia melihat bahwa sosok pria yang sebelumnya dia lihat berada di bawah bayangan pohon, pria itu sekarang berdiri di tempat mereka berdua berada sebelumnya.
Namun tanpa harus menatap wajahnya dengan jelas, Nicholas memutuskan untuk segera keluar dari hutan lindung tersebut.
Siapa pria misterius itu?