"Apa kau bercanda huh?" aku hampir tak percaya setelah aku setuju dengan permintaannya dan sekarang aku harus menwrima kenyataan kalau aku dan bajingan ini harus berbagi kamar dan alasannya dia hanya mempunyai 1 kamar tidur. oh yaampun aku tak habis fikir dengan jalan fikirannya, atau apakah ini cuma akal-akalannya supaya mendapatkan keuntungan dariku?.
"sungguh aku tidak berbohong, rumah ini memang cukup besar tapi aku cuma butuh satu kamar sebelumnya,dan sekarang aku harus berbagi kamar denganmu" ujarnya tanpa dosa,dia harus berbagi kamar denganku? yang benar saja. "kau pikir aku mau sekamar denganmu?"tanyaku dan langsung ku jawab ssndiri "tentu saja jawabannya tidak!" aku langsung memalingkan wajahku tanda tak setuju dengan omongannya tadi. "kalau begitu kau bisa tidur di ruang tengah depan tv" dengan mudahnya dia berbicara seperti itu? seakan-akan aku tak diharapkan disini padahal dialah yang memohon padaku agar disampingnya.
"aku tidak akan pergi kemana-mana aku akan tidur disini dan kau yang tidur di ruang tengah yang kau sebut tadi" ucapku seraya meloncat tidur ke ranjangnya,dan ini cukup menghiburku ini nyaman dibandingkan dengan kasur yang ada di kostsan ku,ohhh kostan ku aku rindu seketika aku ingin pulang dan langsung tidur disana tapi brengsek yang satu ini telah membuatku menderita. seharusnya hari ini aku bersantai menikmati hari liburku malah jadi rumit dibuatnya, dasar bajingan gila! makiku tak habis-habisnya menghina dirinya. mungkin memaki adalah kebisaanku yang baru semenjak bertemu si keparat satu ini.
drrrrttttttt.....drrrttttttt...drrrttttt..... oh yaampun siapa yang menelfon pagi-pagi begini. tanganku bebas kesegala arah mencari di mana benda yang berhasil membuatku terbangun.tunggu ada yang aneh.... sesuatu yang aneh terasa ditanganku bukan ini bukan benda melainkan orang. "aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh" aku sangat kaget hingga teriakanku membangunkan orang yang tadi tengah di rabah tanganku aku langsung terduduk sedanglan dia cuma mengerjab-ngerjab melihat apa yabg terjadi.
"kenapa kau ada di sini?dasar mesummmmm" aku pukul dia dengan bantal yang ku pegangi dengan sekuat mungkin "diam, hentikan kebodohanmu! berbaring dan tidurlah kembali" si bajingan itu kini berhasil menagkap bantal yang ku pukulkan ke dia tadi. "dasar brengsek beraninya kau menyebutku bodoh! dan kau tidak berhak menyuruhku,kau bangun dasar bajingan jelaskan mengapa kau bisa tidur disebelahku?" aku sangat kesal mengapa dia slalu melewati batas dan membuatku slalu meneriakinya.aku terus mengomel padanya sambil menarik-narik selimut yang membungkus tubuhnya, "dasar bajingan ayo bagun!! kau harus memberiku penjelasan, bangun.... atau aku akan..." disaat itu dia langsung bangun dan menimpa tubuhku "atau apa ha?" seringaian yang palingku benci dari nya malah di nampakkannya, aku sempat menelan ludah beberapa kali dan..
"ashraf?" seseorang muncul dari balik pintu kamar dan tampak kaget dengan apa yang dia lihat. ohh mampuslah aku, ini seperti kami tertangkap basah tengah melakukan sesuatu. aku kaget tetapi tidak dengan sibajingan yang berada diatasku ini dan sialnya dia 'telanjang dada' oh ya ampun ini benar-benar tamat pria yang memanggil si bajingan ini dengan sebutan ashraf tadi akan mengira yang tidak-tidak. dengan cepat aku langsung mendorong tubuh bajingan itu menjauh dan aku langsung terdiam dan menunduk merasa tengah di perhatikan oleh orang yang menankap basah kami tadi ralat mungkin temannya si brengsek ini dan mungkin temannya itu tak kalah brengseknya dari dia.
"ada apa kau kesini?" tanya bajingan itu pada orang yang ku yakini adalah temannya tadi, tapi mengapa dua orang itu tampak santai sekarang? padahal jelas-jelas tadi temannya itu tampak kaget dan sekarang mereka malah cengengesan. apa sebenarnya yang tengah mereka bicarakan apakah ini ada sangkut pautnya dengan kejadian tadi?. dan setelah itu tampak sibajingan itu menutup pintu kamarnya dengan pelan dan meninggalkan ku sendirian disini, namun sebelumnya si bajingan itu tersenyum licik kearahku. dasar tidak waras umpat ku. namun ini sedikit menguntungkan karna sekarang hanya aku seorang diri disini.