Malam ini, Liu Anqier sedang menulis sepucuk surat, sambil ditemani oleh lukisan sosok laki-laki yang sedang berdiri di bawah sebuah pohon persik. Laki-laki itu memakai jubah putih, dengan rambut hitam yang menjuntai. Pita putih tampak menghiasi sebagian rambutnya, mengikatnya dengan sangat rapi dan sempurna. Sosok itu tampak sedang mengikat kedua tangannya di belakang punggung. Sosok itu dilukis dengan sangat nyata, dilukias dengan posisi membelakangi siapa pun yang melihat lukisan itu. Tapi, agaknya Liu Anqier tidak terlalu fokus dengan sosok yang ada di lukisan itu, atau yang lain. Dia fokus pada surat yang dia tulis. Tinta itu sesekali habis, membuat Liu Anqier harus membuat lagi agar tintanya masih ada di sana. Bukan ribuan lembar tulisan, memang. Tapi entah kenapa, kuas yang ia gunakan untuk menulis terasa begitu cepat meresap tinta dengan sangat nyata.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com