webnovel

Takdir Cinta Sang Arjuna

Bagi Caramel, gak ada yang lebih sial dan menyakitkan dari cinta yang terkhianati dan pernikahan akibat perjodohan. Apalagi harus terperangkap dalam kehidupan bersama seorang CEO menyebalkan. Dan, bukan perkara yang mudah buat Caramel untuk berdamai dengan hatinya ketika dia akhirnya harus memilih antara bertahan untuk sebuah akhir yang membahagiakan atau membiarkannya pergi dengan membawa segenap hatinya. Bagi Arjuna, keputusannya untuk menerima perjodohan hanyalah semata-mata demi Papa. Toh kalo dikemudian hari pernikahannya ternyata gak berjalan mulus, dia bisa bercerai. Tapi ternyata cinta datang lebih cepat dan membuatnya nyaris menyerah untuk mengalah. Sampai akhirnya ... sesuatu dari masa lalunya datang dan mengancam semua hal yang udah susah payah diusahakannya. Mampukah Caramel dan Arjuna melewatinya bersama tanpa ada lagi hati yang harus menjadi korban?

Chan_Chew · Urbain
Pas assez d’évaluations
24 Chs

EPILOG

Caramel membuka matanya perlahan-lahan. Dia menoleh ke sisi kiri dan menemukan Arjuna yang masih terlelap dalam damai. Perlahan jemari Caramel menyusuri setiap inci wajah Arjuna dan itu membuatnya tersenyum. Dia sangat bersyukur dengan kehidupannya saat ini. Semuanya berjalan dengan sangat sempurna. Suami yang sangat mencintainya dan sepasang anak balita kembar yang sangat imut.

"Selamat pagi, Sweetheart." Arjuna membuka mata dan memberikan sebuah morning kiss tepat di bibir Caramel. "Kok tumben udah bangun? Ini weekend loh"

Caramel beringsut bangun. "Emangnya kalo weekend bisa bebas tidur trus bangun siang?" Nah! Keluar deh sisi juteknya Caramel. Sebenernya bangun pagi emang udah kebiasaan Caramel dari dulu, walaupun weekend sekalipun. Dan ini jelas bertolak belakang dengan kebiasaan suaminya yang lebih memilih bangun agak siang saat weekend.

"Iya tapi ini kan weekend, Babe." Arjuna merubah posisinya menjadi bersandar ke kepala ranjang. "Sekaliii aja kita quality time berdua di kamar. Gimana?"

"Trus kalo kita seharian di kamar, siapa yang bakal ngurus si kembar? Siapa yang mau mandiin dan gantiin popok? Siapa yg bakal nyiapin susu mereka? Siapa yang mau nyuapin Rafa dan Mikha?"

Arjuna merengkuh tubuh Caramel dan memeluknya dari belakang. Diciumnya tengkuk Caramel seperti biasanya. Dan Arjuna sangat menikmatinya. "Kan ada baby sitter, Sayang."

"Trus emang kamu mau kalo anak-anak lebih deket sama pengasuhnya daripada ibunya sendiri?" todong Caramel. Dia sangat paham kelemahan Arjuna untuk urusan anak. Dan sebuah senyum tanda kemenangan langsung mengembang di bibir Caramel begitu merasakan gelengan kepala Arjuna. "Good."

Arjuna memutar tubuh Caramel, membuat cewek itu berdiri menghadapnya. Kedua tangannya tetap merangkul pinggangnya. Lalu dikecupnya perlahan bibirnya. Dilumatnya dengan lembut dan Caramel pun membalas dengan sama lembutnya. Lama bibir mereka saling berpagut.

"Terima kasih, Caramel.", ucap Arjuna tulus sembari membelai pipi Caramel. "Terima kasih karna kamu tetap di sisiku. Terima kasih untuk sepasang anak kembar yang sangat imut dan menggemaskan. Terima kasih untuk hatimu yang udah menerimaku."

Caramel menghela nafas. Belakangan ini dia gampang banget merasa baper. Ya, sedikit cengeng juga. Mungkin karna bawaan hormon. Apalagi saat ini dia sedang hamil anak ketiga. Walopun Caramel gak mau mengakuinya secara lisan, tapi sebenernya dia sangat bersyukur. Keputusannya yang diambil dua tahun yang lalu untuk tetap bertahan di sisi Arjuna ternyata adalah kebahagiaannya. Dan itu semua berkat Arjuna. Cowok itu bener-bener membuktikan janjinya.

"No, Jun. Semestinya aku yang makasih ke kamu. Ini semua berkat kesabaran kamu menghadapi aku. Makasih untuk cinta yang luar biasa yang selalu kamu kasih untuk aku dan keluarga kecil kita. You are the best for us. Thank you."

Arjuna menangguk. Sekali lagi bibir mereka saling berpagut, menuntaskan morning kiss dengan lebih manis dan dalam. Arjuna bener-bener bersyukur dengan keluarga kecil yang saat ini dimilikinya dan dia berjanji bakal terus menjaga mereka sampe akhir hidupnya.

*