Seorang lelaki berkulit hitam berbadan kekar berjalan memasuki Kota Azyory yang telah direbut kembali oleh Tentara Belarusia Soviet beserta para Sukarelawan dari Prussia dan Russia. Dia menutupi dirinya dengan membawa lempengan baja yang sangat tebal. Salah seorang sniper menembaknya, namun pelurunya terpantul.
"Sial, dia itu manusia atau gorilla berjalan dengan santainya menutupi dirinya dengan lempengan besi yang sangat tebal," keluh seorang Sniper. "Apa jangan-jangan dia Zeke Yeager?"
Dia melempar lempengan baja yang sangat tebal tersebut ke arah sebuah tank T-90 milik Belarusia Soviet yang berjarak dua ratus meter di hadapannya. Lempengan tersebut menghancurkan turret tank tersebut.
Yazid Muawiyah berlari dengan cepat dan menembaki para musuhnya yang bersembunyi dibalik puing-puing bangunan. Pria Afrika tersebut mengangkat tank T-90 tersebut dan melemparnya ke atas sebuah menara gereja, di mana bersembunyi seorang sniper.
Menara tersebut hancur dan Tank tersebut meledak setelah jatuh.
Sebuah peluru melukai Yazid, dan dia berkata, "Titan Chimera: Gorilla Transformation."
Sebuah ledakan yang mengeluarkan uap panas terjadi di lokasi tersebut, dan muncul sesosok gorilla raksasa setinggi tujuh belas meter.
"Wah! Beast Titan Zeke Yeager!"
"Bukan dia adalah Titan Chimera Gorilla, Proyek senjata monster milik Republik Naples," kata seorang Lelaki dewasa berkumis tebal. "Cepat bunuh dia!"
Beberapa rudal ATGM dan beberapa rudal Katyusha menghantam tubuh gorilla raksasa tersebut. Namun dia masih berdiri dengan kokoh.
Gorilla tersebut berlari menerobos serangan musuh, dan menginjak-injak Tentara Belarusia yang dia lalui. Dia mengambil sebuah tank T-72 dan melempar tank tersebut ke angkasa, di mana tank tersebut menghantam sebuah Pesawat Tempur MiG-29, dan menghancurkannya.
Tentara Belarusia beserta para relawan dari Prussia dan Russia dibuat ketakutan akan kekuatan Titan Chimera Gorilla. Titan tersebut mengambil puing-puing bangunan yang telah diremukkan menjadi bagian yang kecil-kecil dan melemparkannya ke segala penjuru.
Ratusan Tentara meregang nyawa akibat serangan yang membabi buta dari Titan tersebut. Mereka berguguran dengan tubuh yang hancur akibat diterjang ratusan serpihan puing-puing berukuran kecil.
Perlawanan mereka tak berarti dan mereka meregang nyawa secara mengenaskan.
Titan tersebut bertiak dengan suara yang kencang dan mengerikan.
Tentara Koalisi NAA yang sempat dipukul mundur kini memasuki kembali Kota Azyory setelah Yazid Muawiyah merebutnya seorang diri dari tangan Tentara Belarusia.
Mereka terlihat sangat senang atas kehebatan kekuatan Yazid dan bersorak-sorai atas direbut kembalinya Kota Azyory yang merupakan Kota pertama di Belarusia yang berhasil ditaklukan.
"Jangan senang dulu, keparat!" kata Maria dari dalam kokpit TSF yang dia piloti. Peluru yang dia tembakkan menghancurkan Kepala Titan Gorilla tersebut.
Tentara Koalisi NAA yang semula terlihat senang menjadi diam-membisu ketika Titan Gorilla tersebut tumbang. Yazid Muawiyah merangkak dengan tubuhnya yang telah hancur sebagian akibat efek serangan Maria.
Tubuhnya mengeluarkan asap dan perlahan sedang beregenerasi akibat serangan telak yang dilancarkan oleh TSF MiG-23 Cheburashka Mecklenburg-Schwerin.
"Apa kau tak apa-apa?" tanya seorang Tentara mendekatinya.
"Aku baik-baik saja. Ini sedang beregenerasi," jawabnya.
Yazid berdiri setelah tubuhnya pulih total dari luka-lukanya. Badannya kekar dan dipenuhi dengan bulu yang tebal pada dada dan perutnya. Yazid Muawiyah adalah satu diantara lima Orang Eritrea yang mengikuti proyek Titanic Gorilla, sebuah proyek rahasia Republik Naples dimana Orang-orang dari Negara Eritrea disuntik sebuah serum yang mengubah mereka menjadi sesosok Titan berbentuk Gorilla.
Namun dari lima puluh Orang yang disuntik, hanya Yazid Muawiyah yang berhasil, sedangkan sisanya mati. Setiap Negara besar memiliki proyek Titan-nya masing-masing, dimana mereka mengembangkan sebuah serum yang diekstrak dari cairan tulang belakang Makhluk Luar Angkasa, Gigantor.
Maria keluar dari kokpit TSF-nya. Dengan kemampuannya, dia mengubah dirinya menjadi sosok yang tak kasat mata dan segera berlari menuju ke arah Kota Azyory.
Dia berlari menaiki sebuah gedung. Di sana dia melihat ada seorang Tentara tengah bersantai sambil menikmati secangkir kopi. Maria berlari menghampirinya, mengambil secangkir kopi panas tersebut dan menyiramnya ke arah wajahnya.
Lelaki itu berteriak kepanasan dan Maria mendorong tubuhnya keluar jendela. Tubuhnya terjatuh dengan posisi kepala di bawah, dan akhirnya dia mati dengan kepalanya yang hancur berantakan.
Seorang Tentara Afrika berjalan menghampiri jendela, dan melihat ke arah bawah. Dia kaget dengan pemandangan yang mengerikan, di mana tubuh rekannya sudah tergeletak tak bernyawa dengan kepalanya yang hancur.
Dia segera bergegas, "Ada musuh di atas. Cepat tangkap dan bunuh dia."
Dia dan beberapa rekannya pergi ke ruangan di mana Maria berada.
Beberapa langkah kaki terdengar menuju ke arahnya. Maria menarik Pedangnya dan menusuk tembok bangunan. Pedangnya menembus tembok bangunan juga kepala salah seorang Tentara Bayaran Afrika. Mereka semua terkejut melihat rekannya mati. Maria mengalirkan seluruh mana-nya pada Pedangnya, dan dia menarik Pedangnya yang menembus tembok dan mayat untuk membunuh musuh yang tersisa.
Maria menebas tembok hingga hancur. Dia berjalan keluar dari ruangan tersebut dan melangkahi mayat musuh-musuhnya yang telah terpotong.
"Ada tiga ribu musuh di Azyory. Tapi targetku hanya Gorilla Naples." Maria melemparkan sebuah tombak es yang langsung menghancurkan kepala musuh yang ada di seberangnya.
Maria merampas sepucuk senapan serbu M16 beserta beberapa magazine-nya. Dia berlari menembus jendela dan terbang melayang di atas Kota Azyory. Dia menembaki para musuhnya.
Suara tembakan memecah keheningan. Musuh datang seorang diri dan menembaki Tentara Koalisi NAA dan Prajurit Bayaran Afrika. Seorang Tentara menembakkan MANPADS ke arah Perempuan berseragam hitam yang tengah melayang di angkasa. Maria menangkap misil tersebut dan dia melempar balik misil tersebut ke arah musuhnya, sehingga Perempuan tersebut mati oleh MANPADS yang dia tembakkan ke arah Maria.
Maria turun ke bawah. Dia segera berlari dengan cepat dan memotong sepasang tangan dan sepasang kaki musuhnya. Saking cepatnya dia menyerang, Pedangnya masih terlihat bersih tanpa adanya setetes darah dari musuh-musuhnya. Mereka hanya berteriak kesakitan ketika sepasang tangan dan sepasang kakinya telah terpisah dari badan mereka.
"Maria Catherine Victoria, Iblis Mecklenburg-Schwerin," kata seorang Tentara yang melihatnya dari teleskopnya. Ekspresi wajahnya terlihat sangat ketakutan atas pembantaian yang dilakukan oleh Maria terhadap rekan-rekannya.
"Apa kau bilang?" tanya rekannya heran.
Lelaki itu mati ketika tombas es yang Maria lempar menembus kepalanya, sehingga rekannya hanya diam membisu dan kaget atas kengerian yang dia lihat. Tubuhnya terjatuh lemas, dan air kencing membasahi celananya.
Maria berlari dengan cepat dan membunuh para musuhnya. Dia menghentakkan Pedangnya ke tanah yang basah sehingga dari bawah keluarlah puluhan tombak es yang membunuh para musuhnya.
"Kalian semua mundurlah," kata Yazid yang berjalan perlahan menuju ke arah Maria berada. "Dia bukanlah lawan yang pantas bagi kalian, karena Iblis harus dilawan dengan Iblis."
Tentara Koalisi NAA hanya terdiam dan menatap Yazid yang terngah berjalan dengan santainya sambil menghisap sebatang rokok.
Maria segera berlari dengan cepat dan dan langsung memberikan pukulan telak pada wajah tegas yang berwarna hitam tersebut. Tubuh Yazid terpental jauh menghantam sebuah tembok. Maria menghantamkan Pedangnya ke tanah dan keluarlah puluhan tombak es yang berukuran besar yang menyula dan membunuh ratusan Tentara Koalisi NAA dan Prajurit Bayaran Afrika.
Letnan Kolonel Stanislav hanya terdiam membisu atas betapa mengerikannya kekuatan yang dimiliki oleh Maria Catherine Victoria von Mecklenburg-Schwerin.
"Hanya Iblis yang bisa melawan Iblis," ujarnya.
Sebuah ledakan terjadi dari sebuah bangunan, di mana dari ledakan tersebut muncul sesosok gorilla setinggi tujuh belas meter. Gorilla tersebut mengambil sebuah reruntuhan bangunan dan melemparnya ke arah Maria.
Maria berdiri dengan santainya dan menutup matanya. Dia menarik pedangnya dan memotong-motong reruntuhan bangunan tersebut sehingga berubah menjadi potong-potongan yang kecil.
"Meskipun kau Iblis, namun levelku lebih tinggi darimu," kata Maria.
Gorilla itu berteriak dengan suara yang keras sehingga muncul puluhan Titan berbentuk monyet dan orang utan setinggi sebelas hingga lima belas meter. Para Titan tersebut merupakan para Tentara Bayaran Afrika yang berasal dari kawasan Eritrea yang telah disuntikkan cairan darah putih dari Yazid. Titan primata merupakan salah satu proyek senjata biologis Republik Naples.
Republik Naples membeli para tahanan dari Eritrea yang berasal dari etnis Tigre sebagai kelinci percobaan dalam proyek Titanic, khususnya mereka yang terlibat kasus kriminal. Mereka dikirim ke medan perang sebagai Prajurit Bayaran dan dirubah menjadi Titan yang membunuh dengan kejam.
"Serang Perempuan Iblis itu," perintah Yazid kepada para Titan bawahannya.
Puluhan Titan tersebut berlari ke arah Maria.
Maria menghunuskan pedangnya dan berlari ke arah gerombolan titan yang tengah bergerak ke arahnya. Maria melompat dan pedangnya menebas leher titan tersebut. Satu per satu mereka mati dan tubuh mereka segera menguap dengan cepat.
"Cairan tulang belakang gigantor sangat mudah menguap. Cairan tersebut mendidih pada suhu dua puluh derajat celcius. Anomali yang unik, mengingat gigantor di bumi berasal dari planet yuggoth yang berada di ujung tata surya."
Maria menghentakkan Pedangnya ke tanah sehingga muncul tombak-tombak es yang sangat tajam dan menembus tubuh para titan.
Seluruh titan telah Maria musnahkan dan dia menatap tajam Yazid yang berada di seberangnya. Yazid melempar setiap reruntuhan bangunan juga bangkai Tank dan Kendaraan Militer ke arah Maria.
Maria dengan mudahnya menghindari setiap serangan Yazid. Dia berlari di dinding bangunan dan melayang ke arah Yazid. Gorilla tersebut mengamuk tidak karuan. Dia menghancurkan setiap bangunan Kota Azyory.
Maria menghilang secara tiba-tiba dan dia muncul di depan wajah titan tersebut dan langsung memberikan sepasang tombak es yang dilemparkan ke arah sepasang mata Titan gorilla tersebut. Titan gorilla tersebut berteriak dengan suara yang sangat keras. Teriakkannya benar-benar menyiksa telinga bagi siapa saja yang mendengarnya.
Maria segera berlari ke tengkuk titan gorilla tersebut dan langsung menariknya dari posisi kendalinya sebagai titan.
Maria dan Yazid mendarat di atas sebuah gedung. Dia langsung menusuk mata Yazid dengan sepasang jarum yang dia bawa. Perempuan itu juga menusuk sepasang tangan dan kaki lelaki berkulit hitam dari etnis Tigre dengan empat buah belati jagtkommand. Yazid hanya bisa berteriak dan meronta kesakitan.
Teriakan Yazid benar-benar meresahkan. Maria mengambil belati dan menyumpal mulut Yazid dengan menusuk mulutnya dengan belati. "Dengan begini kau tidak akan ribut kembali. Suaramu benar-benar berisik!"
Maria mengikat tubuh Yazid dan membawanya seperti membawa tas ransel, "Jangan kau pikir aku akan membunuhmu. Kau adalah tawanan berharga, dan pihak musuh tidak ingin kehilangan aset berharganya."
Maria segera berlari dengan cepat menuju ke arah TSF miliknya yang berada di arah barat laut, dua kilometer dari Kota Azyory.
Tentara Koalisi NAA tidak bisa berbuat apa-apa dalam menghadapi Maria.
Meskipun mereka masih menduduki Kota Azyory, namun secara militer pertempuran kedua Azyory dimenangkan oleh pihak Belarusia, di mana meskipun hanya seorang diri, Maria telah membantai sekitar seribu seratus tujuh dari total tiga ribu Tentara Koalisi NAA dan Prajurit Bayaran Afrika. Serangan yang tak terkordinasi (dengan Militer Belarusia) dan tak dibayangkan berhasil menghancurkan mental dan psikologi Tentara Koalisi NAA.
.
.
TSF MiG-23 Cheburashka Mecklenburg-Schwerin mendarat di Pangkalan Militer Pirna. Maria segera keluar dari kokpitnya sambil menyeret tubuh Yazid yang tangan, kaki, dan mulutnya ditusuk dengan senjata tajam. Beberapa pasang mata menatapnya ketakutan. Namun dia hanya melirik tatapan ketakutan dari para rekannya.
Maria memasuki sebuah tenda di mana para petinggi Militer dari Belarusia, Prussia, dan Russia tengah berkumpul.
"Maafkan atas kelancanganku. Aku membawa titan gorilla yang telah membunuh ratusan rekan kita di Kota Azyory."
Mereka menatap bingung sekaligus ngeri ke arahnya.
"Inikah sosok senjata hidup milik sebuah perusahaan PMC asal Republik Naples, seorang Prajurit Bayaran Afrika yang telah membunuh ratusan Tentara Belarusia seorang diri," kata seorang Letnan Kolonel asal Russia, Vadim Vladimirovich. "Bagaimana kalau kita ambil ambil DNA-nya dan kembangkan senjata seperti dia?"
"Jangan gila, Letnan Kolonel Vadim!" bentak salah seorang Perwira Belarusia sambil menggebrak mejanya. Dia adalah seorang Lelaki Tua yang merupakan Kakak dari Presiden Grigory.
"Kita bukanlah mereka yang menumbalkan rakyatnya untuk keserakahan," kata seorang Perwira Russia berjenggot panjang dan berkumis tebal, Vladislav Magomed Hussayn Arsav, seorang Brigadir Jendral dari etnis Chechnya. "Tapi kita bisa menjadikan dia sebagai alat politik untuk menekan Republik Naples."
"Aku setuju dengan idemu, Brigadir Jendral Hussayn," kata Letnan Kolonel Joseph Albert Gustav von Mecklenburg-Strelitz, kakak sepupu dari Maria Catherine Victoria von Mecklenburg-Schwerin. "Saudaraku ini sepertinya habis mengamuk."
"Sebenarnya aku minta maaf telah bertindak tanpa kordinasi. Awalnya aku hanya ingin mengintai. Namun situasi memaksaku untuk bertindak secara individu," ungkap Maria sambil menundukkan badannya.
"Kau tak perlu seperti itu, anak muda," kata Letnan Jendral Vladimir Aleksandrovich Lukashenko. "Kami merasa berterima kasih atas keberaniamu dalam menghancurkan psikologi dan mental musuh. Sekarang kau beristirahatlah. Untuk orang ini, biar kami yang urus."
"Terima kasih atas kebaikanmu Letnan Jendral Vladimir Aleksandrovich Lukashenko. Aku permisi." Maria memberikan hormat dan pamit undur diri.
"Bagi Naples, orang seperti dia lebih baik mati daripada harus ditangkap oleh musuhnya. Beruntungnya Maria tidak membunuhnya. Apakah kau setuju dengan pendapat dari Brigadir Jendral Hussayn, Letnan Jendral Vladimir Lukashenko?" tanya Lelaki berambut pendek model bob berwarna pirang tersebut.
"Akan aku kordinasikan dengan Presiden Grigory," jawab sang Letnan Jendral.
"Kemenangan akan segera datang," ungkap Brigadir Jendral Hussayn dengan penuh keyakinan.
Maria menarik setiap senjata tajam yang dia tancapkan pada mulut, sepasang tangan, dan sepasang kaki dari lelaki berkulit hitam tersebut. Dia terbatuk dan dari bekas lukanya tersebut mengeluarkan asap dan perlahan beregenerasi. Dia tersenyum mengejek menatap para musuhnya.
"Lebih baik mati daripada, hidup." Tubuhnya memancarkan cahaya, mereka semua segera berlari meninggalkan tempatnya. Maria menatap mata orang tersebut dan menteleportasikan tubuh musuhnya ke angkasa. Sebuah ledakan yang cukup besar terjadi di angkasa dan orang-orang menatapnya dengan tatapan tak percaya.
Maria keluar dari ruangan tersebut dengan mata kirinya yang berlumuran darah. "Jangan khawatir, aku telah menteleportasikan dia ke angkasa."
"Apa kau baik-baik saja, Maria?" tanya Gustav von Mecklenburg-Strelitz pada saudara sepupunya.
"Jangan khawatir, Letnan Kolonel Gustav. Tidak biasanya mata kiriku mengeluarkan darah. Ini hanya efek samping, karena aku telah mengerahkan banyak kekuatan dalam Pertempuran Azyory," balas Maria yang sedang mengelap wajahnya yang dialiri darah dari mata kirinya.
.
.
Ribuan Orang membanjiri beberapa Kota di Lithuania. Mereka turun ke jalan menuntut Presiden Augustinas Voldemaras untuk menghentikkan Peperangan. Aksi damai telah dilakukan oleh beberapa kelompok pemuda, khususnya para mahasiswa di Vilnus pada hari kedua invasi ke Belarusia.
Pada hari ketiga hingga sekarang (hari kedua belas), para mahasiswa dan warga sipil yang terlibat aksi damai jumlahnya semakin meningkat. Mereka hanya memiliki satu tuntutan, yaitu dihentikannya invasi ke Belarusia secepatnya. Mereka sudah muak dengan perang yang tak ada untung dan manfaatnya.
Beberapa Anggota Dewan baik dari Oposisi maupun Pemerintah turun ke jalan dan bersama dengan para Mahasiswa, mereka menggelar sebuah demo akbar yang menuntut agar perang segera dihentikan.
Situasi di medan peperangan telah normal, di mana tentara yang bertikai tidak saling menembakkan senjata atau bisa dikatakan gencatan senjata secara tiba-tiba.
"Apa yang terjadi dengan mereka, perlukah kita menyerangnya?" tanya seorang Tentara yang sedang mengawasi musuhnya dengan teleskop.
"Jangan, Tobias Muller. Komandan tidak memerintahkan untuk menyerang. Namun, aku punya firasat bagus yang akan datang."
"Maksudmu?"
"Saat ini di negera Lithuania sedang terjadi aksi demonstrasi secara besar-besaran. Perekonomian mereka sedang lumpuh untuk hari ini. Rakyat Lithuania marah dan muak akan perang yang tidak jelas ini."
"Kau tahu darimana Julius?" tanya Tobias Muller.
"Aku memiliki saudara yang tinggal di Vilnus dan dia menginformasikannya kepada keluargaku. Keluargaku memberikan informasi ini ke Pihak Militer. Jadi sangatlah wajar jika para Perwira tidak memberikan perintah untuk saat ini. Kalaupun kau bertanya ke Komandan, mereka akan tutup mulut. Jadi, kita amati dan lihat apa yang akan terjadi ke depannya," jelas Julius. Dia menodongkan Pistol ke hidung temannya, "Tolong jangan sampai Orang lain tahu, atau kau akan aku bunuh."
"Baiklah, aku akan jaga rahasia."
.
.
Kegiatan ekonomi di seluruh Lithuania lumpuh total, di mana banyak orang memutuskan untuk mogok kerja secara masal. Belum lagi tekanan dari dunia internasional yang memutuskan untuk menghentikan segala kegiatan ekonomi mereka dengan Lithuania. Negara-negara seperti Inggris, Perancis, dan Naples mulai menarik para Prajurit Afrika dari medan pertempuran, begitupula dengan Amerika Utara, Denmark, dan Latvia yang justru berbalik dan menikam Presiden Augustinas Voldemaras. Amerika Utara, Denmark, dan Latvia menuntut agar Lithuania harus segera membayar bantuan senilai satu juta Dollar yang telah mereka berikan.
Tekanan dari dalam dan luar negeri membuat Presiden Augustinas Voldemaras frustasi dan stres, belum lagi para Tentara dan Polisi bergabung dalam aksi damai bersama demonstran. Sehingga akhirnya Presiden Augustinas Voldemaras memutuskan untuk menghentikan perang dan menarik seluruh Tentara Lithuania dari medan pertempuran.
Rakyat, Tentara, dan Politikus Belarusia Soviet sangat gembira ketika mendengar kabar mundurnya Tentara Koalisi NAA. Mereka bersuka cita merayakan kemenangan dalam perang dua belas hari tersebut. Orang-orang di setiap Kota di Belarusia tumpah ruah ke jalan untuk merayakan kemenangan Belarusia.
Meskipun perang ini berlangsung selama dua belas hari. Namun korban jiwanya dan kerugian yang diderita oleh kedua belah pihak cukup besar.
Korban jiwa dari pihak Belarusia ada empat ribu tiga ratus tujuh puluh sembilan (4.379) jiwa, di mana seribu lima ratusnya (1.500) adalah warga sipil, sedangkan pihak Koalisi NAA kehilangan enam ribu sembilan ratus delapan puluh delapan (6.988) jiwa dan tiga puluh (30) warga sipil Lithuania. Koalisi NAA kehilangan lima belas (15) pesawat tempur dan Belarusia kehilangan sebelas (11) pesawat tempur. Koalisi NAA kehilangan lima belas (15) unit TSF, sedangkan Belarusia kehilangan delapan (8) TSF. Belarusia dan sekutunya kehilangan empat puluh unit (40) tank dan IFV, sedangkan Lithuania kehilangan empat puluh lima unit (45) tank dan IFV.
.
.
Perang hanya membawa kehancuran dan kerugian bagi kedua kelompok yang bertikai.