webnovel

SWEET TRAP AND REVENGE

Bercerita tentang seorang gadis bernama Aretha Zayba Namira Rahman yang akan membalas kematian kakak laki-lakinya yang merupakan seorang artis yang selalu dikucilkan oleh rekan-rekan seprofesinya dan produser hanya karena dia tidak berasal dari keluarga seorang artis seperti rekan-rekan seprofesinya yang merupakan anak dari artis senior. Polisi mengatakan kalau sang kakak melakukan bunuh diri yang disebabkan karena karirnya yang hancur setelah Asia production dan yang lainnya membatalkan kontrak kerjasamanya secara sepihak. Tapi dia sama sekali tidak percaya kalau kakaknya bunuh diri dan dia curiga kakaknya sengaja dibunuh oleh seorang produser terkenal. Saat Aretha melancarkan balas dendamnya, dia malah jatuh cinta dengan Bian- kekasih dari putri produser yang ternyata merupakan pemilik perusahaan ternama di Asia. Dan Aretha tahu, kalau dia telah masuk ke dalam jebakan Bian dan apa yang akan terjadi kalau ternyata Bian- pria yang dicintainya adalah sang manipulator genius?

ida_flicka · Urbain
Pas assez d’évaluations
250 Chs

BAB 7 TERPAKSA BERBOHONG.

Aretha terlihat shock saat melihat ada pecahan piring dan gelas yang berserakan di atas lantai.

"Ayah?" panggil Aretha pelan dengan berlinang air mata saat melihat sang Ayah yang tengah terdiam dengan menatap ke arah televisi yang tengah di tontonnya.

"Semua yang di katakan oleh pembawa acara itu tidak benar kan, sayang?" tanya Alfandy pada sang putri.

Aretha yang ditanya oleh sang Ayah, hanya bisa menundukkan kepalanya saja karena tidak berani menatap kedua matanya.

"Sayang, jawab Ayah! Semua itu tidak benar kan?" ucap Alfandy yang kembali bertanya karena sang putri yang tak kunjung menjawab pertanyaannya.

"Ah! Ini sih Ayah tahu sayang. pasti ini bagian dari Film atau sinetron kakakmu kan? Atau mungkin kakakmu tengah melakukan prank seperti yang ada di youtube-youtube itu."

Alfandy terlihat tertawa kecil namun air matanya sudah membasahi wajahnya.

"Iya kan sayang? Apa yang Ayah katakan itu benar kan?" ucap Alfandy pada Aretha yang masih menunduk karena tidak berani menatap sang Ayah.

Aretha yang sudah tidak bisa menahan rasa sesak di dalam hatinya, ia pun segera memeluk sang ayah dengan terisak.

"Iya Yah, apa yang dikatakan oleh pembawa acara itu tidak benar. Tadi Kak Akth...ar menelphone Aretha, Kak Akthar bilang kalau sekarang dia sedang berada di Singapur untuk shooting film baru," ucap Aretha yang masih memeluk sang ayah dengan terisak.

"Pokoknya, mulai hari ini Ayah tidak boleh menonton tv lagi. Tahu kan kalau acara gossip selalu membicarakan hal-hal yang tidak benar," tambah Aretha seraya mengurai pelukannya dan menghapus air matanya.

"Iya sayang, Ayah tidak akan menonton tv lagi mulai hari ini. Enak saja, mereka memberitakan putra Ayah mengalami kecelakaan dan tewas," ucap Alfandy yang terlihat kesal.

"Iya Yah! Dan untung saja tidak ada wartawan yang mengetahui di mana tempat kita tinggal," ucap Aretha seraya menghapus air mata sang Ayah.

"Dan sekarang lebih baik Ayah menyirami tanaman saja, biar pikiran Ayah jadi fresh," tambah Aretha seraya mendorong kursi roda sang Ayah.

Setelah berada di halaman rumahnya, Aretha pun mengisi air pada alat menyiram tanaman dan dia pun memberikannya pada sang Ayah.

"Dan sekarang saatnya untuk menyirami tanaman kita," ucap Aretha seraya memberikan alat penyiram tanamannya pada Ayahnya.

"Terimakasih sayang," ucap sang ayah dengan tersenyum.

Setelah memberikan alat penyiram tanaman pada sang Ayah, Aretha pun segera melanjutkan acara mencuci pakaian konsumen pertamanya dan sedangkan sang ayah memulai menyirami tanamannya.

Aretha terlihat merasa lega saat Ayahnya pecaya dengan apa yang dikatakannya, setidaknya sampai Ayahnya sudah benar-benar siap untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya pada sang Kakak.

Selain itu, Aretha juga sangat bersyukur karena para wartawan tidak tahu dimana ia dan Ayahnya tinggal, dan sebenarnya mereka juga tidak tahu kalau Akhtar masih memiliki keluarga, yang tidak lain adalah Alfandy dan Aretha. Semua itu karena kesepakatan mereka bertiga.

Beberapa bulan setelah Akthar terjun ke dunia Enterteiment, Aretha dan Alfandy mengatakan kepada Akthar kalau mereka berdua tidak mau diekspos oleh media.

Awalnya, Akthar tidak setuju dengan apa yang Aretha dan Alfandy sudah putuskan. Itu karena, Akthar ingin membawa mereka berdua untuk tinggal bersamanya di Apartment mewah miliknya. Tapi lagi-lagi, Adik dan Ayahnya itu menolak dan dengan terpaksa Akthar pun menyetujui keputusan mereka untuk tetap tinggal di kampung.

"Sepertinya mulai sekarang, aku harus lebih mengawasi Ayah supaya tidak menonton tv lagi," gumam Aretha pelan seraya menatap sang ayah yang tengah asik menyiram tanaman.

***

Sementara itu, tepatnya di Asia Production atau lebih tepatnya di studio pemotretan, terlihat Naila dan Aditya yang baru saja selesai melakukan pemotretan.

"Setelah pemotretan, kamu rencananya mau kemana, Nai?" tanya Aditya pada Naila yang terlihat tengah memasukkan handphonenya ke dalam tasnya.

"Aku mau ke kantornya Bian, Dit!" jawab Naila seraya menatap Aditya dengan tersenyum.

"Kalau begitu, aku antar ya?" ucap Aditya pada Naila.

"Tidak usah, Dit. Karena aku sudah memesan grab dan mungkin sekarang grabnya sudah ada di depan," ucap Naila yang menolak tawaran Aditya.

"Yakin nih? Tidak mau aku antar ke kantornya Bian," ucap Aditya yang masih mencoba peruntungannya supaya Naila mau diantar ke Kantor Bian.

"Yakin Dit! Mungkin lain kali saja ya. Aku duluan ya, karena aku tidak mau grabnya menungguku lebih lama lagi," ucap Naila yang masih menolak tawaran Aditya dan ia pun segera berlalu meninggalkan Aditya.

"Hhhh, nasib-nasib. Gini nih, kalau cinta bertepuk sebelah tangan," batin Aditya seraya menghela nafas panjang.

"Dimas, aku duluan yah!" ucap Aditya pada Dimas seraya mengambil jaket dan kunci mobilnya.

Setelah mengambil jaket dan kunci mobilnya, Aditya pun berlalu meninggalkan Dimas untuk menuju parkiran.

***

Dan sementara itu, Bian terlihat baru saja menyelesaikan pekerjaannya, segera mengambil handphonenya yang berada di atas meja, karena handphonenya yang tiba-tiba bergetar, menandakan kalau ada pesan whatsapp yang masukmasuk.

Setelah mengambil handphonenya yang berada di atas meja, Bian pun membuka pesan whatsappnya. Ia terlihat mengepalkan kedua tangannya pada setelah ia membuka pesan whatsappnya.

"Sialan! Pemotretan macam apa ini," umpat Bian setelah ia melihat isi pesan whatsapp yang merupakan hasil pemotretan Naila dan Aditya.

"Naila punya telinga atau tidak sih! Aku kan sudah mengatakan kepadanya, kalau aku tidak suka melihat dia melakukan pemotretan dengan Aditya. Apa lagi dengan mesra-mesraan seperti ini." Bian terlihat benar-benar kesal hingga dia melemparkan handphonenya ke arah pintu.

"Woi, bro! Kalau mau ngelempar itu liat-liat dong. Kalau kepalaku kena lemparanmu tadi bagaimana?" sungut Adam pramuja yang merupakan sahabat dari Bian.

"Kamu kenapa sih! Main lempar sembarangan saja. Masih mending, yang kamu lempar itu uang. Lah! Ini malah handphone," ucap Adam seraya menatap Bian dengan tatapan kesal.

"Mau apa kamu datang kemari!" ucap Bian dengan wajah datarnya yang membuat Adam semakin kesal.

"Bukan menjawab pertanyaanku, kamu malah tanya balik. Bagaimana sih!" dengus Adam.

"Lebih baik kamu diam saja, Dam. Kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaanku. Karena yang ada kamu hanya akan membuatku semakin kesal saja," ucap Bian seraya menekan nomor telephone yang terhubung ke sekretarisnya.

"Hallo, Reza! Belikan aku handphone model terbaru, terserah mau merk apa pun. Yang terpenting harus model terbaru dan canggih dari handphoneku yang sebelumnya," ucap Bian seraya memutuskan sambungan telephonenya secara sepihak.

"Orang kaya mah bebas," cibir Adam yang sama tidak diperdulikan oleh Bian. Karena Bian lebih memilih memeriksa file-file yang berada pada laptopnya.

"Punya sahabat kok menyebalkan sekali! Bukannya menawarkan aku minum, dia malah tidak menghiraukanku. Serasa seperti kambing congek," gerutu Adam.

"Kamu kan punya tangan sendiri! Jadi, kamu bisa buat sendiri," ucap Bian tanpa menatap Adam.

"Siang, sayang!" ucap Naila seraya berjalan menghampiri Bian yang sama sekali tidak membalas ucapannya.

"Eh? Ternyata ada Adam juga," tambah Naila seraya menatap Adam dengan tersenyum.

"Sayang, kok pesan whatsappku tidak dibalas sih!" ucap Naila seraya memeluk Bian dari belakang.

"Bagaimana mau dibalaes, orang handphonenya dihancurin, tuh!" timpal Adam seraya menunjuk handphone Bian yang sudah tidak jelas bentuknya.

"Loh! Kok aku tidak lihat tadi," ucap Naila seraya mengerutkan keningnya.

"Bagaimana kamu bisa melihatnya, kamu kan terlalu fokus menatap sang pujaan hati," sindir Adam yang membuat Naila teratawa kecil.

"Sayang, kamu kenapa hm? Kok kamu tidak menjawab pertanyaanku," ucap Naila yang masih memeluk Bian dari belakang.

TO BE CONTINUE.

Happy reading readers. jangan lupa collection, vote dan reviewnya ya. Dan jangan lupa juga follow ig author ya @idaflicka. Semoga kalian suka yah.