"Tentu saja, kita harus lebih waspada sekarang."
***
Bian terlihat baru saja masuk ke dalam ruangannya dengan wajah masamnya, karena dia masih merasa kesal dengan Ardhan. Dia terlihat tidak henti-hentinya menggerutu, bahkan saat dia sudah berada di kursi kebesaran.
"Aish! Sebenarnya aku mimpi apa tadi malam? Sampai aku harus keceplosan di saat yang tidak tepat, di depannya mas Ardhan pula," ucap Bian yang tidak henti-hentinya menggerutu tidak jelas.
"Sepertinya, aku butuh minum dulu," ucap Bian seraya menghubungi bagian pantry untuk membawakannya air mineral dan cemilan, setidaknya itu akan mengurangi rasa kesalnya pada Ardhan, dan sebenarnya dia juga merasa kesal pada dirinya sendiri.
Setelah menghubungi bagian pantry, Bian terlihat membuka laptopnya, dan mulai mengerjakan pekerjaan yang belum dia selesaikan.
Baru lima menit, dia membuka laptopnya, Bian terdengar mendengus kesal karena ia sama sekali tidak bisa berkontrasi dengan pekerjaannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com