webnovel

214. Kita Tetap Saudara

"Ibu?!" Lee Shan mendobrak pintu dan menerobos masuk.

Ruangan itu lebih temaram dibanding lorong di luar. Di lantai, bersandar pada ranjang, Celodia bersimpuh, memeluk lutut.

Wajahnya pucat, rambut yang semrawutan. Darah yang keluar dari antara kedua kakinya– bersimbah di lantai.

Meski Lucifer sudah tahu, tetapi ia tetap terhenyak ketika melihat pemandangan ini kembali. Selama ini, dia sering melihat ibunya yang ceria tiba-tiba melamun dan berubah menjadi patung hidup tanpa sebab, tetapi yang ini adalah yang paling parah.

Malam itu, Kastil menjadi ribut.

Eridahn dengan panik meracik obat.

Lee Shan cemas, tetapi ia tak tahu apa-apa waktu itu.

Lee Ahn hanya duduk menonton tanpa ekspresi. Terkadang Lee Shan merasa bahwa kakak sulungnya ini sebenarnya adalah batu, ia jarang berekspresi dan emosi. Bahkan di saat-saat seperti ini.

"Ahn, ada apa dengan Ibu? Apakah bayinya akan lahir?"

"Bayinya … sudah hilang. Dia tidak akan lahir."

"Mengapa begitu?"

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com