webnovel

Survivor of the Dead (Discontinued)

Tanpa tahu bagaimana dan mengapa, aku terlempar ke dunia HOTD dengan tubuh yang bukan milikku, dan harus menghadapi kiamat zombie kedepannya.? Sungguh sial, Setidaknya aku bisa mendapatkan gadis-gadis cantik ini kan.? Hehehe Aku akan membuat Harem besar dengan gadis-gadis cantik ini.

JFM_23 · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
16 Chs

Rencana

Setelah membanting pintu bis aku berlari ke kelompokku.

'Jika semuanya berjalan dengan baik, ini akan menjadi terakhir kalinya kita akan bertemu Shido dan kelompoknya.. kuharap.'

Setelah mencapai ke kelompokku yang sedang menunggu Kohta mengatur nafasnya, aku berhenti dan berdiri disamping mereka.

"Itu bisa menjadi lebih buruk, kerja bagus Kohta." Ucapku sambil menepuk pundaknya dengan pelan.

"Terima kasih." Ucap Kohta yang masih berusaha mengatur nafasnya dengan membungkuk dan tangan di atas lututnya.

Saya, setelah mendengar suaraku, berbalik untuk melihatku dan melipat tangannya.

'Oh man, ini dia.'

"Nah sekarang kita berjalan kaki tanpa perlindungan, sekarang bagaimana.?" Ucapnya

'Tunggu dia tak memarahiku, aku menyebutnya kemajuan.'

Mengikuti pertanyaan Saya, aku melepaskan tasku dan mengambil peta.

"Sekarang kita menjadi turis." Kataku sambil melambaikan peta.

"Hah!?". Saya mengerutkan keningnya.

"Aku tidak terlalu mengenal bagian kota ini. Jadi kita harus menggunakan peta untuk mencari tahu dimana kita berada dan kemana kita harus pergi." Aku berkata sambil melihat tanda jalan utnuk mencari tahu lokasi kami saat ini.

"Kita masih berada di lokasi yang dilindungi polisi, jadi untuk saat ini setidaknya kita aman dari serangan mendadak mayat hidup. Meskipun jika kita 'dikejutkan' secara tiba-tiba di lokasi yang padat ini, itu tak akan berakhir dengan baik bagi kami." Jelasku, aku mengembalikan perhatianku ke peta.

Beberapa kemudian, seluruh kelompok membuat lingkaran disekitarku.

"Ada banyak jalan yang bisa kita ambil yang mengarah ke taman tempat pertemuan kita." Kata Rei.

"Ya tapi pertama-tama kita harus mencari jalan keluar dari jalur evakuasi atau setidaknya area yang diamankan oleh polisi." Kata Saeko.

"Polisi telah memblokir sebagian jalan." Ucap Kyoko menambahkan.

"Jadi kita harus mundur sampai kita menemukan celah dalam penjagaan dan kemudian pergi dari sana." Lanjut Saya.

"Semakin jauh kita dari jembatan, semakin mudah untuk menemukan jalan terbuka untuk dilewati..jadi menurutku logikamu masih bertahan." Saeko berkata sebelum kami semua saling mengangguk dan bersiap untuk berjalan.

Saat kelompok mulai berjalan, aku merogoh sakuku, lalu mengeluarkan kunci bus. Aku kemudian mengangkat kunci yang berada ditanganku ke depan wajahku.

"Tunggu apakah itu..kunci bus?" Kyoko dan Shizuka yang berada di dekatku melihat dan menunjuk kunci yang sekarang berada ditanganku dengan mata lebar terkejut.

"Yap." Ucapku memutar kunci di jariku.

Anggota lainnya menoleh ke arahku.

"Kamu mencuri, kunci bus.?" Rei bertanya tak percaya, namun aku bisa melihat seringai di wajahnya.

"Yap." Jawabku sekali lagi, masih melihat kunci yang bersinar kilau matahari terbenam.

"Kapan kamu..?" Tanya Miku

"Saat Kohta menembak Shido." Aku berkata sambil memandang Miku.

Aku kemudian memutar kunci ditanganku sebelum melemparnya ke kiri, kearah pagar darurat yang memblokir gang yang agak gelap.

"Mereka ingin menurunkan berat badan mereka, sudah waktunya mereka menurunkan berat badan dengan berjalan kaki." Aku berkata sambil mengangkat bahu dan mulai berjalan lagi.

"Leluconmu buruk sekali." Ucap Saya memutar matanya, namun dia tersenyum

"Meh." Aku mengangkat bahu sambil terus berjalan.

'Candaan buruk atau tidak, itu membuat seluruh kelompok tersenyum, jadi itu sepadan. Dan sebagai tambahan, tanpa bus Takagi Mansion mungkin tidak akan jatuh. Dua burung satu batu.' Batinku.

Kami memutuskan untuk pergi dari jalur yang berbeda dari jalan, jadi kami tidak kembali ke arah bus. Dan selain polisi yang kadang-kadang memberitahu kami untuk pergi ke arah yang berlawanan, tidak ada yang benar-benar mencoba menghentikan kami.

Saat kami terus berjalan, aku dapat melihat bahwa semakin sedikit orang – orang disekitar. Pada akhirnya tidak butuh waktu lama bagi kami untuk menjauhi dari kerumunan warga yang melarikan diri.

"Aku sudah berhenti melihat polisi untuk beberapa waktu." Ucap Miku sambil melihat ke sekeliling jalan yang kami lalui

"Kebanyakan dari mereka mungkin berada di jembatan dan sepanjang jalan utama menuju ke sana. Tapi ini juga berarti harus ada celah bagi kami. Dan mayat akan menjadi ancaman kita lagi."kataku sambil terus berjalan.

Dan aku benar, tak butuh waktu lama bagi kita untuk mulai melihat mayat-mayat yang sedang menuju jembatan , bersama dengan beberapa jalan yang tidak dibatasi oleh penghalang.

"Sepertinya kita mengubah arah disini dan mulai menuju ke arah taman." Saya berkata.

"Baiklah, masalahnya , kita tidak bisa berjalan melalui jalan-jalan yang dipenuhi mayat seperti kita akan pergi piknik. Kita perlu mengubah posisi, Miku,Takagi,Miss Marikawa, kalian berada tetap di tengah kelompok. Kohta dan Kyoko-sensei berada di belakang, dan Kohta kau memiliki amunisi terbatas sehingga anda tidak boleh membuang-buang peluru pada mayat yang bukan ancaman bagi kami, tembak jika mereka memiliki kesempatan untuk mengelilingi kita,oke. ? Busujima dan Rei, aku percaya kalian tidak memiliki masalah di depan.?"

"Ingatkan saya siapa yang menjadikan anda pemimpin yang bisa menyuruhku seperti ini.? Saya menyela sebelum Saeko dan Rei bisa membalas, sambil menyipitkan matanya ke arahku.

'Tentu saja, jika bukan Takashi yang menyuruhnya berkeliling, dia akan menjadi seperti ini ughh..aku ingin hak protagonist atau setidaknya sinar Takashi.'

Tepat saat aku ingin membalas

"Takagi, Marcial benar. Kita tak bisa bergerak sembarangan sekarang, bagaimana jika kita disergap dan kamu berada di depan atau di belakang, bisakah kau bertarung dalam jarak dekat.?" Ucap Saeko

"Dia benar." Ucap Rei dan Miku membelaku juga.

Saya hanya memelototi mereka bertiga sebelum memalingkan muka dan pergi ke tengah kelompok, jelas kesal.

"Dan aku bukan pemimpin siapa-siapa, Takagi. Terutama karena aku tidak ingin bertanggung jawab atas hidup orang lain. Aku hanya mencoba mencari cara terbaik untuk membuat kita tetap hidup..kita semua."

Dengan itu aku memposisikan diriku di belakang Saeko dan Rei.

"Karena itu, aku akan memeriksa peta untuk mencari rute yang berbeda saat kita sedang bergerak, kalau-kalau kita bertemu jalan buntu.Tapi kau bisa mempercayaiku jika semuanya berjalan ke selatan"

Saeko dan Rei menjawabku dengan anggukan.

"Baiklah semuanya, ayo kita pergi!." Shizuka mengacungkan tinjunya ke udara sambil mencoba membuat ekpresi…marah?.

'Aaa dan ketegangannya turun menjadi nol.'

"Baiklah semuanya, mulai sekarang jangan berisik." Setelah mengatakan itu, aku mengalihkan perhatianku ke peta dan kami mulai menyusuri jalan-jalan yang dipenuhi oleh mayat.

'Oke fokus, tidak ada tekanan, aku hanya bertanggung jawab untuk rute kita, hal terburuk apa yang bisa terjadi.? Mendorong kita ke jalan buntu dengan gerombolan mayat di ekor kita.?..ah Nero, kau buruk dalam menyemangati.'