webnovel

Survivor of the Dead (Discontinued)

Tanpa tahu bagaimana dan mengapa, aku terlempar ke dunia HOTD dengan tubuh yang bukan milikku, dan harus menghadapi kiamat zombie kedepannya.? Sungguh sial, Setidaknya aku bisa mendapatkan gadis-gadis cantik ini kan.? Hehehe Aku akan membuat Harem besar dengan gadis-gadis cantik ini.

JFM_23 · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
16 Chs

Pergi ke Taman (1)

Beberapa menit kemudian, mereka tampak sudah memutuskan pilihan mereka. Dengan semua orang kecuali Kohta memilih tas berukuran sedang. Kohta di sisi lain, telah mengambil tas hiking besar, dengan tinggi sekitar setengah tingginya.

"Hmmm…Kohta. Apakah kau yakin dapat berlari jika ta situ penuh." Aku bertanya

Kohta berpikir sebentar sebelum kembali dan mengambil tas hiking berukuran sedang, namun masih cukup besar daripada tas yang diambil oleh yang lainnya.

'Yah, dia adalah orang yang akan mengurus hal tentang senjata jadi seharusnya itu baik-baik saja. Skenario terburuknya kita hanya harus membuang tas itu….. Dia mungkin hanya berpikir tentang ruang untuk amunisi daripada mobilitas atau yang lainnya.' Ucapku dalam hati sambil sedikit mengangguk. Lalu aku mulai berbicara.

"Baik. Aku sudah memiliki 5 kantong tidur di tasku. Lihat apakah kalian dapat membuang yang bekas dan mendapatkan kantong tidur baru yang bersih, kalian juga harus mengemas beberapa beberapa cadangan untuk berjaga-jaga." Kataku sambil menunjuk ke kantong tidur yang telah kukumpulkan di lantai.

Mereka melihat ke kantong tidur dan kemudian kembali melihatku dengan diam

"Haruskah kita menggunakan begitu banyak ruang hanya untuk kantong tidur Nero-kun.?" Rei adalah orang pertama yang bertanya. Dan dilihat dari raut wajah semua orang mereka merasakan hal yang sama dengan Rei.

"Yah aku tidak mau kalau harus tidur di lantai yang kotor,kasar dan dingin. Dan mampu memiliki istirahat malam yang baik sama pentingnya dengan makan dan minum. Jika kalian kelelahan cepat atau lambat kalian akan mulai membuat kesalahan yang seharusnya tidak kalian lakukan, dan hal itu bisa berakibat sangat fatal… Atau apakah kalian lebih suka membawa seprai?. Akhir dunia atau tidak, aku tidak akan tidur di tempat tidur yang berlumuran darah jika aku bisa menghindarinya." Jelasku kepada mereka.

Syukurlah mereka, terutama Shizuka dan Saya, menganggap argumenku sangat kuat. Dan mereka mulai memilih beberapa kantong tidur yang mereka sukai. Dan secara total kami memiliki 12 kantong tidur.

Setelah packing-packing barang selesai, kami bergerak ke dinding kaca sehingga kami bisa menilai situasi di jalan.

"Jumlah besar mayat tampaknya telah menjauh dari depan toko beberapa jam yang lalu dan jumlah mayat yang bergerak kea rah barat telah menurun drastic…Entah karena warga sipil di sana telah pindah melewati jembatan atau karena…." Saya mendorong kacamatanya dengan jarinya saat dia berbicara, matanya berfokus pada jalan

"Pertemuan kami dengan Takashi direncanakan pada pukul tujuh, jadi kami punya waktu sampai saat itu." Rei angkat bicara.

"Ini masih jam 9 pagi. Jadi ya, kita masih punya waktu. Kita bisa pergi sekarang dan menunggu di taman atau kita tunggu dan melihat apakah jumlah mayat akan berkurang lebih banyak lagi." Setelah mengutarakan pendapatku, aku menoleh ke grup.

"Kita mungkin harus pergi sekarang." Jawab Miku sambil menatapku.

"Seharusnya tidak apa-apa jika kita pergi sekarang. Kelihatannya, sebagian besar mayat yang ada di dekat sini sudah pindah. Aku hanya berharap kita tidak akan menemukan kelompok mayat lain yang mendekat jika kita mulai bergerak." Ucap Saya setuju dengan Miku.

"Jadi kita berangkat sekarang.?" Tanya Kyoko.

"Aku tidak melihat ada masalah dengan itu. Semakin cepat kita sampai di taman, semakin banyak waktu yang kita miliki untuk menjelajahi daerah itu." Ucap Saeko sambil mulai bergerak menuju barikade tangga setelah dia selesai berbicara. Melihat bahwa kami akan segera pergi, aku mengambil Carving Knifeku dan peta dari tasku,lalu mengikatkan pisau itu di pinggangku dan memasukan peta ke sakuku, sebelum membawa ta situ kembali ke punggungku.

"Baiklah, kalau begitu kita pergi sekarang." Kataku saat aku mulai mengikuti Saeko dari belakang.

Sampai ke barikade, aku memotong selotip dengan pisauku sebelum menggantungnya kembali di pinggangku.

Saat turun ke lantai pertama kami menemukan dinding kaca utuh dan bagian dalamnya bersih dari mayat, terima kasih Tuhan untuk keajaiban kecil ini.

"Mari kita periksa apakah kita bisa membuka paksa pintu. Menyalakan kembali listrik dapat menyebabkan terlalu banyak suara dengan semua elektronik di lantai menyala sekaligus." Aku terus bergerak setelah berbicara, menuju pintu kaca.

"Seharusnya ada jalan keluar lewat pintu belakang juga, atau mungkin jalur evakuasi." Ucap Miku, mengikuti dibelakangku.

Sampai ke pintu kami memeriksa apakah dapat membukanya secara manual. Namun karena tidak ada satupun dari kami yang tahu bagaimana pintu itu berfungsi sejak awal, kami kembali dengan hasil negative.

Kyoko kemudian melihat sekilas ke lantai pertama,matanya berhenti di konter atau lebih tepatnya pindu di belakangnya.

"Ada pintu khusus karyawan di belakang konter, mungkin ada pintu keluar tambahan di sana. Karena kepanikan, mungkin dimulai di tengah jam kerja, pintu darurat harus dibuka." Kata Kyoko kepada kami.

Aku kemudian mengangguk dan mulai berjalan menuju konter. Saat mencapai pintu dibelakang konter, aku meraih gagang pintu dan memutarnya.

'Bagus itu tak terkunci'

Aku membuka pintu dan menemukan ruangan berukuran sedang di dalamnya. Dua sofa berdampingan dengan meja berukuran sedang di depannya. Di sisi paling kanan, aku bisa melihat kulkas kecil. Dan di arah berlawanan dari kulkas ada sebuah pintu dengan tanda pintu darurat di atasnya.

'Aku baru ingat…. Aku haus dan aku hanya membawa beberapa botol air. Pasti tidak akan bertahan lama' batinku

Aku melihat sekeliling ruangan sebelum masuk, lalu langsung berjalan menuju kulkas. Saat membukanya, aku melihat isinya yang hanya air dan soda, namun hei…aku haus dan kita berada di tengah wabah zombie.

"Kami punya air dingin disini." Kataku sambil mengambil botol air, dan anggota kelompok lainnya langsung berbondong-bondong ke lemari es.

Setelah kami mengosongkan lemari es dari segala bentuk cairan, dan mengemas semuanya ke dalam tas kami, kami kemudian mulai mencari di sekitar ruangan untuk mencari hal lain yang bisa kami gunakan. Sementara yang lainnya mengobrak-abrik ruangan, aku berjalan ke pintu darurat dan mencoba membuka pintu.

'Tak terkunci, kami beruntung.' Batinku senang

Aku mengintip keluar, dan melihat gang belakang bersih dari mayat. Sepertinya kita bisa pergi dengan aman dari sini. Aku menutup pintu dan berbalik ke arah yang lainnya.

"Pintunya tidak terkunci, kita bisa pergi dari sini, tidak ada mayat dari yang kulihat." Kataku sambil menunjuk pintu dibelakangku dengan ibu jariku.

"Tidak ada lagi yang bisa kita gunakan disini, kita harus pergi." Saeko angkat bicara tepat setelahku. Kami semua mengangguk dan bersiap untuk pergi.

"Formasi yang sama seperti sebelumnya.?" Tanya Miku

"Ya kurasa itu yang terbaik." Kataku, Saeko mengangguk setuju.

Kami kemudian pergi melalui pintu darurat dengan Saeko dan Rei memimpin jalan. Pertama-tama kita berjalan melewati gang dan kemudian kembali ke jalan utama.

'Tempat ini benar-benar kosong dibandingan dengan kemarin. Bukannya aku mengeluh.' Batinku

"Baiklah. Dari sini kita harus pergi melalui dua belas blok lurus ke timur dan kemudian dua blok ke utara. Taman itu seharusnya berada di sisi kanan kita. Jembatan itu satu blok jauhnya dari sana." Aku sedang melihat peta sambil memberi tahu kelompok jalan yang harus kita ambil.

Mereka mengangguk, dan kami memulai perjalanan kecil kami ke taman