"Minumlah, Leo ...." Pria itu mulai menawarkan. Selepas membawa sang putra untuk naik ke lantai atas dan meninggalkan kerumunan orang di lantai dasar, secangkir teh hijau dengan aroma sedap yang khas mulai menari-nari di dalam lubang hidungnya saat ini. Ruangan luas yang didekorasi sedemikian rupa ini sukses mencuri segala perhatian Leo untuk tertuju pada setiap sudut ruangan dengan hiasan patung-patung aneh yang terlihat begitu kokoh. Leo hampir saja mengira kalau sang ayah adalah pemimpin sekte sesaat yang menyembah benda aneh seperti itu.
"Duduklah. Jangan hanya berdiri saja," ucapnya dengan nada ringan. Ia tersenyum manis menyambut kehadiran sang putra. Kiranya, hati Mr. Charly sedang benar-benar bahagia.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com