Tidak ada yang sedang mengawasinya.
Fan Xian tahu itu cuma perasaannya sendiri, sama seperti ketika dia berada di tebing Gunung Xi, di Shangjing Qi Utara. Dia merasa ada sepasang mata yang sedang mengawasinya dari hutan gunung di belakangnya. Mungkin itu adalah reaksi yang muncul ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang sulit. Bagi seorang idealis seperti Fan Xian, itu adalah reaksi yang wajar.
Tahun lalu, ketika dia duduk di atas kapal berlayar putih untuk mengunjungi keluarganya di Danzhou, dia pernah melewati Gunung Dong besar yang tampak seolah-olah telah terbelah oleh pedang dewa. Pada saat itu, dia melihat tebing halus gunung dan bertanya-tanya pada dirinya, Suatu hari nanti aku tidak harus mendaki tebing itu, bukan?
Dia tidak pernah mengira bahwa dugaannya menjadi kenyataan.
Secara matematis, apakah langit di atas akan mengawasinya sepanjang waktu?
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com