Pagi - Pagi, ketiga pria beda generasi itu sedang menikmati sarapan Pagi mereka.
Setelahnya mereka bergegas untuk berangkat kekantor. "Dan....apa agendamu Hari ini?" Tanya sang papa pada Daniel. "Daniel harus rapat dengan Mr. Kamamura jam sembilan nanti, kenapa pa?" Tanya Daniel sambil membetulkan dasinya
"tidak, kirain kamu kosong, papa minta tolong gantikan papa meeting dengan Mr. Lee,,kalau kamu Dani?" Tanya sang papa balik bertanya pada Dani. "Pagi ini, Ada pertemuan dengan Bu Niken,,mungkin kalau siang bisa temeni papa" kata Dani lagi.
"tidak perlu temani papa, kau yang bertemu Mr . Lee sendiri,, papa rasanya agak tidak Enak badan" kata sang papa yang diangguki oleh Dani.
"tidak Enak badan" gumam Daniel yang masih didengar Dani.
Setelah sang papa sampai dikantor, alangkah terkejutnya dirinya ketika mendapati ambulan didepan perusahaan. " Pak syarif,,apa yang terjadi, kenapa Ada ambulan segala?" Tanya sang papa pada satpam perusahaan. " kurang tahu Pak, dari tadi mereka disana" kata Pak syarif.
sang papa melihat seketarisnya nampak berbincang dengan petugas ambulan.
"Santi,kenapa ambulan disini?" Tanya papa pada seketarisnya. "maaf Pak, mereka datang menjemput bapak, Pak Daniel yang memanggil mereka kesini" kata sang seketaris.
Jawaban dari seketarisnya membuatnya geram. "bisa - bisanya anak itu berulah" gumam sang papa. dengan segera papa meminta maaf Dan mengatakan kalau terjadi kesalahan, hingga memanggil mereka.
setelah memasuki ruangannya, papa segera menelpon Daniel. "Halo,pa" Sapa Daniel dari sebrang Sana. "anak kurang ajar, kenapa kamu memanggil ambulan,,sengaja ngerjain papa" kata sang papa tidak sabar. "aduh....bukankah tadi Pagi papa bilang kalau tidak Enak badan, gimana sih" jawab Daniel tidak mau Kalah. Papa segera menutup telponnya dengan kesal. "tidak Ada istrinya,, sekarang papanya jadi korban keisengannya" kata sang papa sambil duduk dikurai kebesarannya.
Menjelang makan siang, Daniel datang kekantor dengan muka kesal. Nampaknya ada sesuatu yang membuatnya bad mood.
Dani datang dengan membawa makanan dan mengajak papa juga saudaranya makan siang bersama. " pa...makan dulu baru minum obatnya" kata Dani pada sang papa.
"Daniel....Daniel...." tegur sang papa. " kenapa pa?" Tanya Daniel. "loh....Dan...kamu tidak dengar kami dari tadi ngomongin apa?" Tanya Dani heran. "Ada masalah apa?" Tanya sang papa. Dari kecil Daniel selalu bersama dirinya karenanya dirinya tahu apa yang terjadi terhadap putranya itu.
Daniel hanya menggeleng dan melanjutkan makannya. Dirinya hanya mengatakan kalau sedang capek. "kalau proyeknya tidak berhasil , juga tidak masalah kali Dan....masih banyak proyek yang lain kok" kata Dani menghibur. Namun mendengar perkataan Dani membuat Daniel tambah menekuk mukanya.
melihat reaksi Daniel,, kedua lelaki yang beraamanya langsung membuat keaimpulan bahwa kerja sama yang baru saja dilakukan Daniel gagal.
Daniel segera video call dengan sang mama. "Daniel..." Sapa sang mama dari sebrang Sana. sang papa yang mendengar suara istrinya langsung memperhatikan sang putra yang sedang bercakap dengan mamanya.
"mama....Daniel kangen...." kata Daniel manja. Setelah mendengar tiga kata dari mulut putranya kini sang papa yakin, masalah Daniel lebih besar dari yang dia pikirkan. 'berarti bukan gagal kerja sama proyeknya' batin sang papa.
Dari dahulu, Daniel akan sangat manja kepada istrinya kalau dirinya dalam masalah yang sangat menganggunya, seperti dulu waktu kecil ketika dirinya ternyata terganggu dengan keberadaan Dani.
"kenapa ....Ada apa bilang sama mama" terdengar suara sang istri mulai posesif. memang dibanding dirinya sang istri teramat posesif terhadap Daniel. walaupun Ada Dani, justru keposesifan sang istri pada putra mereka Daniel semakin menjadi. "Daniel baik kok ma" jawab Daniel sambil tersenyum pada sang mama. " kamu mau mama pulang kah?" Tanya mamanya dan dijawab gelengan dari Daniel. "Daniel hanya kangen mama aja" kata Daniel lagi.
kini sang papa melihat jam dipergelangan tangannya. ' sebentar lagi pasti istriku pulang' batinnya.
Dirinya yakin sang istri akan semakin khawatir kalau Daniel mengatakan dirinya baik - abik saja. ' Daniel memang anakku,' bangga sang papa.