5 tahun telat berlalu dan kini Daniel disibukkan dengan perusahaan yang menjadi tanging jawabnya. meskipun dirinya berbagi bersama Dani, namun tetap saja kadang dirinya kepayahan. apalagi dengan keadaan perusahaan yang sedang berkembang pesat saat ini.
Sementara Mirella dirinya disibukkan dengan dua bocah kecil yang selalu saja berebut perhatian darinya. "mama,,,kakak mau pakai rok princess yang warna pink" rengek si sulung, Daniela. Putri kecil kesayangan papa Daniel. "sus tolong, pakaikan kakak baju princess ya" kata Mirella kepada suster yang membantunya mengurua Daniella. " mama....kakak maunya ganti baju sama mama, kakak, tidak mau ganti baju sama sister" rengek kembali sisulung yang Masih memakai handuk Mandinya.
"kakak,,,kali ini mama minta tolong,,,kakak ganti baju sama sus Gina ya sayang,,,mama belum bisa bantu kamu sayang,,adik sedang sakit" kata Mirella meminta pengertian putrinya, namun yang menjadi jawaban adalah tangis mengelegar sang Putri. "huhuuuu mama tidak sayang kakak,, mama hanya sayang adik saja,,,papa....kapan papa pulang,,hanya papa yang sayang kakak,,mama tidak sayang kakak..huhuhu..." tangis pilu sisulung.
Tangisan sisulung membuat sang adik yang dalam gendongan sang mama juga meneteskan airmata.
"mama..." panggil si adik yang bernama Marco. "mama...adik mau gendong sus Rin aja" kata Marco lemah. Mirella pun memberikan putranya kepada suster Rina,, susternya Marco. dengan segera Mirella menghampiri Putri manjanya Itu dan memeluknya. " mama tentu sayang padamu, kamu adalah gadis kecil pertama yang membuat mama jatuh cinta, jangan menangis lagi ya" kata Mirella yang berhasil menenangkan sang Putri.
Mungkin karena jarak yang terlalu dekat dengan adiknya, hingga Daniela selalu saja cemburu jika orang tuanya memberi perhatian kepada adiknya.
Sore harinya saat Daniel pulang kerja, seperti biasa Daniela selalu menunggunya dipintu dan dengan segera memeluk dan meminta gendong sang papa.
"hup....bagaimana Hari princess papa, apakah menyenangkan? " tanya Daniel sambil membawa putrinya dalam gendongannya. " tadi kakak nangis pa" adu Daniela pada papanya. Daniel menghentikan langkahnya dan memangdang putrinya serius. " kenapa sayang?" tanya Daniel lembut. "mama tidak sayang kakak,, mama sayang adik saja,,Masa pa...kan kakak minta pakaikan baju,,,mama malah minta sus Gina yang pakaikan,," sungut sang Putri bercerita. Dan entah mengapa ada rasa tidak senang dihati Daniel mendengar sang Putri bercerita.
Setelah meminta sang Putri untuk bermain dulu, agar dirinya Mandi, Daniel segera kekamarnya untuk mencari sang istri, namun ternyata sang istri tidak ada dikamar. dan tujuan selanjutnya adalah kamar Marco, karena seperti cerita Daniela,,, istrinya saat ini pasti dikamar marco.
dan benar saja, saat dirinya membuka pintu dilihat ya sang istri yang memang sedang mengendong marco, sedangkan susternya Marco nampak sedang menyiapkan sesuatu. "ma,,,papa ingin bicara sebentar" kata Daniel dingin. segera Mirella memberikan Marco pada suster Rina, dan dirinya mengikuti sang suami kekamar. " ada apa pa?" tanya Mirella pada Daniel. " ada apa? harusnya papa yang Tanya ada apa?, kenapa Daniella harus sampai nangis- nangis hanya ingin kamu pakaikan baju, apa susahnya sih,,malah kamu minta suster" kata Daniel marah.
Mirella cukup terkejut dengan nada marah Daniel. "papa kenapa sih,,gitu aja dimasalahin" kata Mirella tidak terima. "gitu aja,,,mama bilang gitu aja,, Daniela sampai nangis loh ma,,,anak Kita sampai nangis - nangis hanya ingin kamu pakaikan baju,,keterlaluan kamu" hardik Daniel pada Mirella.
"apa sudah cukup?" kata Mirella sinis. " maksud mama?" tanya Daniel bingung. " apa papa sudah cukup ngomongnya" jawab Mirella semakin kesal. "kalau memang hanya ingin Punya anak satu, kenapa papa tidak bilang dari awal" kata Mirella kesal. dan Daniel sangat terkejut.
" memangnya mau mama,, hamil dengan jarak begitu rapat,, walaupun papa tidak mengharapkan Marco,, tapi dia adalah anak yang mama kandung, juga mama lahirkan dengan taruhan nyawa juga, sayang mama terhadap Daniela juga marco Itu sama besarnya, salah kah kalau mama meminta pengertian Daniela sedikit saja,, itupun tidak setiap saat, apa papa tahu...kalau Marco sakit?? ya tentu saja papa tidak tahu,,,karena papa tidak pernah memperhatikan saat masuk tadi tergantung infus di kakinya" kata Mirella dengan berlinang air mata.
Daniel terkejut dan syok,,karena marah, dirinya gelap hati sampai tidak memperhatikan,, bahkan melihat sang Putra juga tidak.
Mirella segera keluar dari kamar dan kembali ke kamar Marco. tidak berapa lama daniel juga menyusulnya. dapat Daniel lihat putranya yang digendongan sang istri sementara sang suster dibelakangnya Karena memegang tiang infus. Marco yang melihat sang papa segera tersenyum dan mengacungkan tangannya ke suster. " mama,,papa sudah pulang,,adik sama sus Rin aja" kata Marco yang membuat hati Daniel tersayat.
dan Mirella semakin tidak bisa menahan air matanya. " sus Rin capek,,adek sama mama aja ya" bujuk Mirella memeluk erat sang anak sambil menghapus air matanya. " tapi ...papa pulang" lirih Marco yang membuat hati kedua orang tuanya semakin tersayat.
didikan Daniel terhadap Daniela juga marco memang sangatlah berbeda. Daniel begitu memanjakan Daniela, namun sangat keras terhadap Marco walaupun sang Putra Masih batita.
Batita tiga tahun Itu seakan sudah tertanam diotaknya kalau papa pulang maka Marco sudah tidak boleh sama mama lagi. "sayang...Mana yang sakit?" tanya Daniel sambil membelai kepala putranya. Yah...Putra kecilnya yang tanpa dia sadari ternyata telah begitu takut pada dirinya. Marco menoleh pada papanya. lalu kembali memandang mamanya. "ma...adik ndak sakit kok,,mama temani papa aja" katanya lirih. "papa,, juga mau temani jagoan papa kok" kata Daniel hendak mengambil alih mengendong marco. Namun Batita Itu justru mengeratkan pegangan tangannya pada tubuh Mirella. Menyadari Itu Mirella segera menepis tangan daniel. " temani daniela saja, biar aku yang menjaga marco" ketus Mirella.
Daniel dengan berat hati meninggalkan kamar sang Putra dan segera membersihkan diri. dan segera menemui putrinya. " princess,,memang tadi ada dokter kerumah ya?" tanyanya. " iya pa,,periksa adel" jawab Daniela. ," adek sakit?" tanya Daniel kembali. " iya,,mama bilang adek demam" cerita Daniela. " bagaimana kalau Kita temani adek aja yuk" anak daniel. dan dianguki oleh Daniela.
saat keduanya masuk, ternyata marco sedang minum obat dibantu Mirella. awalnya bocah Itu tidak mau meminum obatnya, namun saat melihat daniel, dirinya langsung menerima obat tersebut. "adek, apa obatnya pahit?" tanya Daniela, anak Itu sebenarnya perhatian pada sang adik, namun terkadang dirinya cemburu kalau orang tuanya memperhatikan adiknya. "iya" jawab marco lirih.
"wah...adek hebat banget ,,kalau kakak pasti kakak nangis minum obat pahit" kata Daniela lagi. " adek ...tidak boleh nangis,,nanti papa marah" kata Marco lagi.
keasokan harinya daniel mulai semuanya dengan berbeda, dirinya membangunkan kedua buah hatinya dan memberi mereka banyak pelukan agar buah hatinya juga merasakan cinta yang sama, terutama marco, Daniel tidak mau kelak sang Putra memiliki memori buruk tentang dirinya. apalagi dirinya tahu,,putranya memiliki kepandaian yang luar biasa, bahkan diusianya yang sekarang Marco sudah bisa membaca dua huruf dua huruf,, yang bahkan Daniela belum bisa melakukan Itu.
Kehidupan adalah belajar, begitu pula daniel dan Mirella, setiap Hari mereka belajar tentang kehidupan ini.
belajar menerima, memaafkan, menyayangi, mencintai, dan banyak hal lainnya. hidup memang tidak selalu Indah namun, mereka Akan selalu bersama saat kehidupan ini Indah atau pun tidak.
# terima kasih untuk segala support nya Selama ini,,,maafkan kalau hiatus sangat lama sekali,,,dan sampai jumpa dicerita yang lainnya🙏🙏🙏🙏 see you