webnovel

Dia

Mirella saat ini sedang duduk didepan jendela kamar Daniel. Sambil menunggu Daniel yang sedang berbicara dengan mertuanya.

Kenyataan Daniel bukan Dani membuat perasaan ya lega, seenaknya dirinya masih Ada harapan untuk bertemu Dani lagi.

Daniel masuk kekamar dan melihat Mirella termenung didepan jendela kamarnya. "dulu....aku juga suka duduk disitu dengan membawa bukuku untuk ku baca, sambil melihat Dia dari sini" kata Daniel sambil ikut Mirella melihat halaman dari jendela kamarnya itu. "Dia....siapa?" Tanya Mirella. Dalam hati dirinya sudah yakin Dia yang dimaksud Daniel adalah Dani, namun dirinya hanya ingin meyakinkan dirinya saja.

"sahabatmu, Dani" kata Daniel terdiam. senyum tanpa disadari terbit dibibir Mirella, dan tentu saja hal itu tidak lepas dari pandangan Mata Daniel. "apa Daniel kembaranmu?" Tanya Mirella penasaran, karena dari foto yang dilihat Mirella dikantor Daniel kedua wajah anak tersebut persis. Daniel tertawa kecil mendengar perkataan Mirella. "tentu saja bukan,,dan....hei...apa matamu juga bermasalah....difoto itu....kami tidak ada mirip - miripnya ah". kata Daniel kesal.

tak bisa dipungkiri meski waktu sudah berlalu belasan tahun, Daniel masih saja tidak rela kalau Ada yang mengatakan dirinya dan Dani itu persis. karena bagaimanapun juga dirinya jauh lebih tampan dari Dani...begitulah yang dipikir Daniel sejak dia kecil. kemudian Daniel berjalan kesebuah lemari dan mengambil album foto lalu menyerahkannya pada Mirella. "coba kamu lihat, bagian mana dari kami yang persis, selain baju" kata Daniel kesal.

Mirella segera membuka album foto tersebut, dan matanya terbelalak tak percaya. Dalam foto itu dimulai dari sekitar anak usia 4/5 tahun. disitu tertera nama 'DAN' nampak dalam wajahnya anak yang sangat ceria, lalu setelah beberapa lembar Kali ini ada foto dua anak laki - laki. dan lagi - lagi tertera nama kedua anak tersebut 'DAN , DANI'.

Dalam foto yang dilihat Mirella nampak memang kedua anak tersebut berbeda, Dan terlihat lebih sehat, badannya juga gempal dan mengemaskan, sedang Dani nampak lebih kurus.

"katakan padaku....apa keduanya mirip?" Tanya Daniel pada Mirella yang masih khusyuk memandang foto Masa kecilnya itu. "memang tidak sama, tapi difoto kantorku itu?" Tanya Mirella bingung. "kan ada Dua foto, kami memang membuat efek kembar gitu, kamu berarti hanya melihat 1 foto saja" kata Daniel enteng.

"jadi kalian saudara?" Tanya Mirella. Daniel mengangguk lagi. " kami saudara, tapi...kamu taulah...terkadang saudara tidak selalu dalam hubungan yang baik, Dani anak yang baik, ramah, penyayang, hangat dan penurut, orang tua kami sangat menyayanginya, bahkan kedua orang tua kami hanya membawanya jika menghadiri acara apapun, tidak sekalipun mereka mengizinkanku untuk ikut, itulah yang menyulut cemburu dalam hatiku"cerita Daniel.

cerita Daniel membuat Mirella mengalihkan pandangannya, yang dialami Daniel tentu saja dirinya mengerti, karena dirinya juga dikondisi yang sama, dirinya sangat mengerti bagaimana rasanya cemburu, marah kesal, semuanya. Namun yang dirinya kaget...ternyata Dani orang yang membuat Daniel mengalami hal yang sama seperti dirinya. "lalu apa yang kamu lakukan?" Tanya Mirella, dirinya tentu sangat penasaran dengan apa yang dilakukan Daniel, apakah Daniel melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya.

"aku....apa yang aku lakukan,,aku menjadi anak yang mencari perhatian semua orang,, kamu percaya dalam sebulan mama dipanggil Paling sedikit 3 Kali kesekolah, karena keusilanku...hehhe" tawa Daniel diakhir ceritanya. Mirella tersenyum mendengar perkataan Daniel. kenapa dirinya tidak melakukan hal yang sama seperti Daniel, karena dirinya tahu....orang tuanya selalu menempatkan dirinya disudut salah."apa mama marah?" Tanya Mirella lagi. "sebenarnya mama marah, papa juga gemas dengan kelakuanku saat itu pasti,,tapi kamu tahu....aku juga tidak mengerti kenapa waktu kecil aku begitu banyak penasaran, dan penasaranku membuat yang lain celaka....hahhahaa" tawa Daniel pecah mengingat Masa kecilnya dulu.

"kamu tahu,,pernah satu hari aku membuat lubang dipinggir lapangan sekolah, tidak terlalu dalam,,secara kemampuanku juga masih anak - anak, lalu aku tutup daun, dan aku menunggu ketika kawanku lewat diatasnya,,dan....ya seperti bayanganmu, ketika mereka lewat s belah kaki mereka terpelosok dan mereka jatuh,,tapi anehnya....guru langsung menuduh aku yang membuat kawan - kawan menangis,,padahal aku tidak melakukan apapun" kata Daniel lagi

Mirella membelalakkan matanya mendengar cerita Daniel, betapa Daniel sangat nakal saat kecil dulu, untung saja mereka tidak satu sekolah.

"lalu kenapa kamu tidak sekolah yang sama ditempat kami sekolah?" Tanya Mirella penasaran. "tentu saja karena aku tidak mau satu sekolah sama Dani,, kamu tahu....agar aku tidak satu sekolah Sama Dani....aku belajar lebih keras agar aku bisa masuk sekolah pilihanku, dan....tentu saja d ngan kemampuanmya Dani tidak bisa menyamaiku" kata Daniel bangga.

Mirella mengerti, karena Dani memenag sahabatnya yang tidak terlalu pintar,. Dani bukan bodoh namun dia hanya kurang dalam beberapa pelajaran, jikalau Mirella langganan juara kelas, maka Dani hanya akan berada di peringkat 11/12. karenanya Mirella berfikir Daniel tidak lah terlalu pintar, dirinya hanya sombong saja.