"Bibimu ini menopause dini. Abaikan dia, ayo cepat makan," kata ayah Gu sambil memandang ibu Gu, ia pun tersenyum tanpa daya.
Shia Tang tidak bisa menahan tawa dan berkata, "Aku ingin tahu, bagaimana paman mengejar bibi dulu."
"Bibimu yang mengejarku." jawab ayah Gu yang mungkin sudah terbiasa dalam politik. Bahkan bercanda saja wajahnya tetap terlihat sangat serius.
"Heh! Pria tua! Guru mana yang mengajarkan kebohongan? Tidak tahu malu!" kata ibu Gu tidak terima, "Shia, waktu itu pria tua ini mengejarku memakai surat cinta yang dia tulis, aku tidak selesai membacanya selama tiga hari tiga malam!" lanjutnya.
"Ya, sebuah kata 'bodoh' yang tertulis di kertas itu saja tidak bisa membacanya selama tiga hari tiga malam," kata ayah Gu menyindir ibu Gu.
"Aku bodoh, tapi pada akhirnya kamu masih saja menikahiku, bukankah itu membuktikan kalau kamu lebih bodoh dari aku?" tanya ibu Gu sambil mengejek ayah Gu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com