annita tak dapat berkata apa apa,saat melihat rumah baru yg akan mereka huni di pinggiran kota,rumah sederhana sepetak ada dua kamar cukup nyaman merupakan rumah yg di sewa oleh Anton.
"maaf ya sayang aku hanya bisa menyewa rumah kecil seperti ini untuk kamu"sesal Anton dg wajahnya yg murung.
annita tersenyum dan meletakkan telapak tangannya di pipi sang suami.
"ini lebih dari cukup sayang,udahlah jangan seperti itu terus,bosan tau dengar kamu merendahkan diri terus sama aku"rungutnya annita dg bibir mengerucut.
Anton tersenyum lantas mengangkat tubuh istrinya menuju kamar,annita sampai kaget akibat perlakuan mendadak tersebut.
"eh..eh...mau ngapain ini? turunkan aku sayang,aku bisa jalan sendiri"protes nya.
Anton hanya tersenyum seringai dan tetap menggendong tubuh istrinya itu.
annita mulai gugup dan sedikit takut ketika suaminya itu membaringkan tubuhnya di ranjang,lalu menatap nya sangat dalam.
"Anton jangan tatap aku begitu?malu?"rengeknya.
"kenapa?"jawab suaminya dg nada yg sedikit dingin.
"Anton,kamu jangan seperti itu?nanti aku pingsan nih,pingsan nih?"
"pingsan aja,biar lebih gampang aku untuk berbuat"jawabnya lagi.
"tidak sayang,aku belum siap,ha...h jangan, Anton..."annita meronta ronta bahkan menghindari serangan mata tajam suaminya itu.
"haha..."pria itu tertawa cukup ngakak, membuat istrinya mengerucut dan kesal.
"Anton...."rengek nya manja.
"gak lah,becanda doang kok,aneh sama suaminya kok takut,lagian apa sih yg di takut kan? katanya cinta sama aku? pengen nikah cepat2,sekarang udah sah malah menghindar"ocehnya sambil memegangi kepala istrinya itu.
"yah Gimana,orang biasanya ketemu di tempat ramai,aku tidur sendiri di kamar,sekarang di tempat sepi ini hanya ada kita berdua,dan sekamar lagi,aku Canggung,belum terbiasa heh.."elaknya.
"hmm baiklah aku paham,itu hijab nya kalau di kamar pun gak mau di lepas juga?"
"iya...aku mau lepas kok,kamu nya tadi jahilin aku"
"sini aku bantu lepasin"Anton mendekati sang istri,annita kembali gugup,ketika suaminya perlahan melepaskan satu satu jarum penyepit jilbabnya.
"hmm istri ku memang cantik,dan aku tidak akan pernah bosan bilang aku mencintaimu"ucap Anton lantas mengecup dahi annita,wajah istrinya itu memerah seketika.
*
annita semakin cantik lagi dg gaun malam yg ia kenakan, sembari menunggu suaminya pulang dari tempat kerjanya.
dia menunggu dg senyum merekah di meja makan itu yg telah ia siapkan beberapa makanan kesukaan sang suami.
anton kembali dg langkah nya yg lunglai,dan wajah yg tidak bersemangat,serta mata yg sendu,dia lantas mengetuk pintu.
annita sungguh cemas tak kala pintu di bukanya mendapatkan suami yg berwajah lesu dan Tak bersemangat seperti itu.
"sayang....kamu kenapa?kok lesu?capek ya?"tanya annita dg wajah khawatir,mereka duduk di sofa.
"ta....sorry....sayang maafin aku"Anton memeluk istrinya tersebut dan terisak di pelukan itu.
"sayang, kenapa?apa yg terjadi kenapa kamu sedih?"
"aku di pecat ta....mereka fitnah aku, menuduh aku ikut serta dalam rencana penggelapan dana pabrik,tapi sungguh aku gak pernah berbuat sehina itu"lirih nya.
annita ikut terenyuh dan meneteskan air mata menatap kekesalan dan kekecewaan di wajah suaminya itu.
"sabar ya sayang,apapun yg terjadi aku tetap bersama kamu,aku akan selalu ada disamping kamu"
"tapi gimana kita bakal lanjutkan hidup di kota ini sayang,aku gak mau kamu menderita gara gara aku,aku suami payah,Beru saja menikah dan aku di pecat,gimana nasib kamu istriku?"
"rezeki Allah yg ngatur sayang,kamu jangan mengkhawatirkan itu,Pokok nya kita jalani sama sama,selama kita selalu sama sama,sesulit apapun beban hidup ini insyaallah akan bisa kita jalani,Allah tidak akan sia siakan hambanya yg berusaha dan bertawakal hm"
"makasih sayang,aku bangga sama kamu,kamu istriku yg paling baik dan sangat pengertian,aku beruntung memiliki kamu ta,di hidupku, kemewahan bukan hanya dari harta tapi kamu istriku yg Solehah adalah anugrah terindah yg Allah kasih untuk aku"
"udah yuk,ganti baju,terus kita makan sama sama,aku udah masakin makanan kesukaan kamu hm"titah sang istri,anton melangkah ke arah kamar nya,annita menyimpan dan merapikan sepatu suaminya itu.
dg perasaan yg masih saja sedih,Anton kurang bersemangat menikmati makanan nya.
"sayang gak pa pa,makan yg benar, udahlah jangan sedih terus,nanti aku ikutan sedih nih?"rungut annita.
Anton tersentak dan kembali menikmati makanan nya.
di kamar annita tak melepaskan pelukannya,memberikan semangat kepada sang suami.
"sayang,ayolah semangat dong?jangan hukum diri kamu sendiri,ada aku loh yg bakal selalu mendukung kamu hm?"
"iya aku tau?makasih sayang"
"kalau gitu kita tidur ya?besok cari lagi pekerjaan yg lain, insyaallah jika kita usaha pasti ada jalannya,hmm kalau gak aku ikutan cari kerja boleh gak?buat bantuin kamu hm?"mendengar ocehan itu Anton sedikit tidak terima.
"gak sayang,kamu gak perlu kerja,aku gak mau kamu capek2 kerja,biar aku aja,kamu tanggung jawab aku sekarang,stop mikirin soal pekerjaan, serahkan semuanya sama aku, paham"
"hm yah baiklah"jawab annita dg senyum sempurna, menambah kecantikan nya.
sang suami memeluknya,lalu mengecup bibir nya yg merah indah itu.
gugup kembali menguasai dirinya,dia sedikit kikuk namun lagi lagi anton kembali melumati bibirnya bersama bibir sang istri dan mulai memagutnya lebih delam.
"Anton..."panggilnya lembut dan halus,tak kalah tangan suaminya itu mulai menjelajah kemana mana.
"eh maaf,aku gak sengaja,ok aku gak akan melakukan nya lagi,maaf sayang,aku lupa diri"
"haha ngapain kamu minta maaf,hak kamu loh untuk menyentuh ku,tapi aku belum siap untuk lebih kesana nya lagi,aku yg harusnya minta maaf sama kamu,karna belum memberikan hak kamu sebagai suami"
"gak masalah sayang,aku ngerti kecemasan kamu,ayo sekarang tidur hm"Anton menyelimuti istrinya,mengecup dahinya,annita tersenyum lantas menutup matanya sambil memeluk suaminya itu.
*
annita terbangun di subuh yg cukup cerah dan suara adzan yg terdengar merdu
dia melirik kesamping sang suami masih terlelap,dia memegangi pipi suaminya yg tampan itu,sambil tersenyum senyum sendiri.
"suami ku yg ganteng hehe"batinnya, sembari terus mengelus elus pipi mulus suaminya itu.
dia hendak melayang kan jari nakal nya di bibir Anton namun tangannya itu tercegat dan di pegang erat.
"mau ngapain hm?"tanya sang suami yg langsung membuka mata lebar lebar.
"ah gak?,udahlah ayo bangun,udah adzan juga tuh?"annita beranjak berdiri namun Anton menariknya dan kembali tersungkur di pelukan suaminya itu.