webnovel

Suami dingin ku

Menikah muda dengan Pria dingin?

Lilia_H · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
1 Chs

PROLOG

Malam itu, rintik-rintik hujan mulai turun membasahi tanah. Aroma hujan menjadi salah satu favorit gadis yang tengah memandang ke jendela di sampingnya.

Tok.. Tok.. Tok..

"Acha,"

Acha melody- Gadis yang tengah menikmati suasana hujan- itu segera membukakan pintu setelah mendengar bundanya memanggil.

"iya sebentar bunda," Kata Acha sambil berjalan ke arah pintu.

Setelah pintu terbuka, Acha langsung disambut wajah bunda nya yang sudah menua itu. Bunda Elena- Bunda nya yang masih cantik, walaupun keriput sudah melekat di wajah bundanya.

"Kenapa bunda?" Tanya Acha.

Bunda Elena tersenyum, lalu menggandeng tangan Acha. "Ayo Cha. Bunda sama Ayah mau ngomong sama Acha." Kata Bunda.

Acha hanya mengangguk pelan. Sebenarnya Acha tidak tahu, kenapa dia panggil malam-malam begini. Biasanya jika seperti ini, maka pembicaraan nanti pasti akan serius. Tiba-tiba Acha merasa deg-degan.

Sesampainya di ruang tamu. Netra Acha menangkap sang Ayah duduk di depan televisi sembari menonton.

Sadar akan keberadaan Acha, Ayah Evan-lantas tersenyum hangat. Ia menepuk sofa disampingnya. Seolah menyuruh Acha untuk duduk disana.

Tak perlu lama. Acha kemudian mendudukkan dirinya di samping Ayah Evan. Sedangkan Bunda Elena duduk di sofa yang lain.

"Acha, Ayah mau ngomong sesuatu." Ucap Ayahnya seraya mengelus rambut Acha dengan lembut.

"Ada apa Ayah?"

"Acha percaya kan sama Ayah? Acha bisakan kabulin permintaan Ayah?"

Acha terdiam. Dia mulai gugup mendengar perkataan Ayahnya. "Em, Emangnya apa Ayah?" Tanya Acha balik.

"Ayah pengen jodohin Acha sama anak sahabat Ayah. Acha mau kan Nikah sama pilihan Ayah?"

Deg!

Acha terkejut bukan main mendengarnya. Ayahnya menjodohkan dirinya dengan orang lain? Dan juga, Di usianya yang Masih kelas 11 SMA? Ini sungguh kabar mengejutkan untuk Acha.

"Ayah.. tapi Acha kan masih SMA?"

"Iya Ayah tau. Tapi menurut Ayah, ini adalah hal terbaik untuk kamu. Ayah percaya, Anak sahabat Ayah itu bisa menjaga kamu. Mau kan sayang?" Pinta Ayah Evan sembari menatap anak nya penuh harap.

Acha menunduk, jujur saja. Rasanya Acha belum siap. Menikah di usia muda tidak pernah ada di list hidupnya. Apa dia harus menikah dengan orang yang belum ia kenal? Apa itu masuk akal? Huft, Namun, Acha juga tidak bisa menolak perintah Ayahnya. Dia harus bagaimana?

"Ayah, Bunda, emang harus banget Ya?" Acha memelas.

"Acha," Kali ini. Bunda Elena yang berbicara.

"Acha tau kan, Ayah sama Bunda pasti pengen yang terbaik untuk anaknya. Dan inilah salah satu keputusan kami. Acha bisa kan, nak?"

Acha menghela nafas pelan. Kemudian, Menatap Ayah dan Bundanya bergantian. Wajah penuh harap itu tidak mungkin Acha menolak nya. Dia tidak ingin menjadi anak durhaka.

"Baiklah Ayah, Bunda. Acha mau."

Sontak saja, Raut wajah bahagia tergambar dikedua wajah orang tuanya.

"Kalau begitu, Lusa kita akan bertemu dengan keluarga sahabat Ayah." Final Ayah Evan kemudian.

Acha hanya bisa pasrah. Dia tidak bisa berbuat banyak. Semoga saja calon suaminya adalah orang yang baik. Semoga!