Fajar pun segera bergegas kembali kemeja bilyard.
"Ayo mulai," seru Fajar.
"Ayo ... Siapa takut," sahut Roni.
Mulai lah mereka berdua bermain bilyard.
Fajar memang jago kalau urusan bermain adu sodok itu, terbukti tiap kali ia bermain hampir bisa dipastikan lawan-lawannya kalah, tak terkecuali dengan si Roni.
Sudah tiga kali permainan Roni kalah terus, hingga akhirnya dia pun menyerah.
"Udah Jar, aku ngaku kalah, aku nyerah," ucapnya.
"Ayo satu permainan lagi, kalau gak mau aku suruh bayarin semua minuman dan rokoknya," ancam Fajar.
Tapi sebenarnya dia cuma menggoda, karena semua pesanannya itu sudah dibayar.
Sementara itu Novi yang sejak tadi duduk di bangku sesekali mengambilkan minum buat Fajar tiap kali diminta.
Sambil duduk pandangan Novi pun terus memperhatikan Fajar yang sangat jago bermain bilyard itu.
Entah apa yang merasuki pikiran Novi, tiba-tiba saja dia berkata dalam hatinya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com