Semua manusia yang hidup pasti punya cerita kehidupanya, senang, susah,
dan lain-lain. Cuaca hari ini sangat mendung petang.
"Ya Allah, pagi-pagi, sudah mendung," keluh Arka duduk di kursi makan, dengan dua kaki di angkat ke atas kursi.
"Memangnya kenapa den?" tanya Bi Imah.
"Ya, susah aja. Astagfirullah. Aku ini ngeluh saja bisanya," ucapan sadar, Arka memutar gelas kopinya.
"Alhamdulillah sadar," ucap tiba-tiba Aila.
"Kau ini apa sih? Selalu datang tiba-tiba apa tidak bisa salam apa? Nggak jadi," kata Arka tidak dilanjutkan.
"Kamu tidak kuliah?" tanya Aila dengan pakaian yang sudah rapi.
"Kepalaku pusing tujuh KK, kau cepat berangkat," keluh Arka dengan ciri bahasanya, berdiri, berjalan, lalu berbaring di sofa, wajahnya memang terlihat pucat.
"Eh, Merah jambu sana pergi, aku tau kau mulai kuwatir, jika lama-lama berdekatan, darahku akan mengalir gemrucuh seperti air terjun," ujar Arka membuka ponselnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com