Rendy terus menjalankan mobilnya dan Airis bertanya.
"Ini jalan kemana?" tanya Airis, karena masih jengkel Rendy pun tidak menjawabnya.
"Aduh malang bener nasib gue, ngomong sama patung supir, jelas gak dijawab lah, bodoh amat sih gue." Mendengar itu tiba-tiba Rendy menoleh. Menatap tajam Airis.
"Apa patung supir? Mau marah? Silahkan. Kamu itu benar-benar tidak bersyukur. Diam saja tidak perlu cerewet," tanya Airis nyelonong, seolah sedang membalas sakit hati atas sikap Rendy tadi.
Malam semakin larut dan tanpa diduga-duga mereka tiba-tiba nyasar di kuburan, merasa curiga Rendy menghentikan mobilnya lalu mereka pun turun.
"Emang bener tadi lewat sini? Aku merasa kamu ..." tanya Airis.
"Gak tau," jawab Rendy, sejenak Rendy terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Ehm, ditempat sepi kaya gini ini enaknya tu bermesraan," celetuk Rendy dan kontan saja itu membuat Airis terkejut, lalu Airis pun kembali masuk ke mobil dan Rendy menyusul.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com