webnovel

stuck with yours love

Hi perkenalkan, aku Arnita perempuan yang terlahir dari keluarga sederhana tapi penuh kebahagian. Sampai pada suatu hari, ayah ibu ku meninggal dalam kecelakaan, dan adik tiri ibuku yang mengatakan akan mengurusku, tiba-tiba menjual semua aset keluargaku termasuk rumah yang aku tinggalkan. Dengan berbekal uang yang tidak seberapa aku dititipkan pada rumah yatim piatu, yang tidak jauh dari tempat tinggalku. aku beruntung karena Tuhan masih sayang padaku, pemilik yayasan yatim piatu itu tidak memiliki anak hingga aku di urus nya sampai dewasa. Keberuntungan aku tidak hanya sampai disitu, aku sekarang sudah menikah dengan anak bos yang kebetulan donatur tetap yayasan yatim piatu tempat aku dibesarkan. Bukan tanpa sengaja aku menikah dengannya tapi atas dasar cinta yang akhirnya tumbuh dihati kami. Bryan pria berwajah cantik karena wajahnya lebih mirip ibunya dari pada ayahnya.

rachma_akbari · Urbain
Pas assez d’évaluations
282 Chs

Part 23. Jangan mencoba mengusikku.

"Mereka Pikir aku tidak sekuat Papah, Kalau Papah dulu melawan dengan tindakan nyata sekarang aku bertindak dengan menggunakan hukum dan teknologi, Aku tidak suka kekerasan dan bermain kotor tapi bukan berarti mereka bisa seenaknya membuat keributan dan cari masalah denganku," Bryan berkata dengan sedikit geram karena merasa dirinya terusik. Satu hal dari Bryan, dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku karena jika aku penasaran,maka aku akan mencari tahu sendiri yang malahan akan membahayakan diriku sendiri nantinya, oleh karena dari pada beresiko, Bryan akan memberitahu sebelum aku mencari informasi sendiri ditambah kondisiku yang sedang hamil yang membuatnya tidak ingin mengambil resiko.

"Bagaimana dengan wisley mungkin sepetinya bisa kita gali lebih lagi," Kataku memberikan Ide.

"Kira-kira kita mulai gali dari siapa mungkin tanya Om Indro, siapa tau dia tau tentang cerita itu apa lagi dia orang yang cukup lama menjadi teman Papah," aku menjelaskan maksudku padanya dan sepertinya Bryan mulai tertarik dengan yang aku usulkan.

"Tapi Bagaimana Caranya?" tanya Bryan.

"Kalau kita tanyakan langsung pada Om Indro, nanti malah terbongkar penyelidikan kita ," Bryan kembali menatapku.

"Gampang itu nanti kita pikirkan lagi, Sekarang kita makan dulu," ajakku sambil menarik tangannya, Bryan mengikutiku menuju meja makan, Dimeja makan hanya terdengar dentingan sendok dan garpu beradu, aku manatap Bryan yang fokus pada makanannya sambil terlihat sedang berfikir.

"Sayang, menurut kamu untuk apa keluarga Wisley membalas dendam padamu jika dia akan menjatuhkan perusahaan ini kenapa tidak dari pertama kamu memimpin perusahaan ini?" tanya ku penasaran dan heran.

"Aku tidak tau sayang, mungkin menunggu waktu yang tepat atau baru sekarang mereka memiliki mempersiapkan secara matang , tapi tidak perlu khawatir aku punya orang-orang handal yang punya loyalitas tinggi untuk membantuku menyelesaikan masalah ini" Bryan menatapku dengan yakin.

"Aku percaya kalau kamu bisa bisa menyelesaikan semua masalah dengan baik tanpa perlu menggunakan cara yang kotor," Aku tersenyum pada Bryan, bagaimanapun juga dia adalah suami ku, calon ayah dari anak yang sedang ku kandung aku tidak mau dia terjebak oleh permainan orang yang ingin menjatuhkannya. Bryan berdiri dari kursi makannya dan menarik tanganku dengan lembut lalu memelukku erat.

"Terima kasih sayang, kamu dan calon anakku adalah kekuatan buatku untuk selalu berusaha," Ia melepas pelukannya lalu menatapku sambil merapikan anak rambutku yang dan menyelipkan kebelakang telingaku sambil tersenyum .

"Aku akan ada disisimu dalam kondisi apapun dan percayalah tuhan tidak akan memberikan cobaan kepada umatnya diluar batas kemampuannya," Aku kembali menyemangati Bryan.

"Makan lagi yu kasihan makanannya kalau dianggurin," Aku melepaskan pelukkannya.

"Maaf ya nasi, aku kok gak napsu liat kamu napsuan makan yang aku peluk," Bryan mengambil piring yang masih terisi nasi dan lauk pauknya, ia berbicara seolah-olah piring yang berisi nasi dan lauk pauk mengerti perkataannya, aku hanya tertawa mendengar kekonyolan perkataanya.

"Kamu ya, ayo makan biar punya tenaga buat bertarung jadi gak lemes," aku kembali duduk dikursi makan dan kembali menghabiskan nasi yang masih tersisa begitu juga dengan Bryan.

"Asyik, habiskan makanannya, ada yang mau ngajakin bertarung abis ini," Katanya sambil menatapku genit.

"Iiiih otak kamu tuh ngeres aja musti disapu biar bersih," kami tertawa bersama, terkadang candaan receh menurut orang lain, tapi menurut kami justru itu paling tidak bisa membuat urat kepala kami yang tegang bisa lebih releks.

****

"Andini menyewa pengacara Benard Sinaga, pengacara hebat yang selalu bisa meloloskan semua kliennya dari masalah, luar biasa bukan?" Adi berkata sambil tersenyum senang.

"Wah bahaya dong dia bisa bebas begitu saja, dan apakah nanti dia malah bisa menuntut balik kepada kita atas perlakuan tidak menyenangkan," aku sangat khawatir jika itu terjadi.

"Tidak justru itu bagus jadi kita bisa tau sumber uang yang didapat Andini dari mana, karena Bernard itu bukan pengacara murah dan bayarannya tidak cukup puluhan juta tapi ratusan juta atau malah mungkin milyaran, dan kita akan semakin dekat dengan siapa otak dibelakang semua ini," Bryan tersenyum senang ikan yang ingin dia pancing sudah mulai memakan umpannya.

ketukan terdengar sari pintu ruangan Bryan ketika kami masih membicarakan langkah-lakah yang akan kami ambil.

"Masuk," Brya menyuruh masuk orang yang mengngetuk pintu ruangannya.

"Pa ada Pa Dimas katanya bapak yang menyuruhnya untuk menghadap kemari," Taufan rupanya yang mengetuk.

"Ya suruh masuk." Tak lama Dimas sudah berdiri didepan pintu dan melangkah masuk.

"Duduk bro," mereka lalu kembali duduk dan berbincang sementara aku pindah duduk dikursi kerja kerja Bryan sambil meneruskan mendengarkan pembicaraan mereka.

Dimas adalah pengacara diperusahaan kami namun Dimas merupakan ahli dibidang hukum perdata dan Tatanegara.

"Hasil dari investasi yang aku dapat sampai saat ini Wiskey merupakan perusahaan yang hanya bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit, Namun kehidupan mereka sangat mewah dan beberpa tanah yang pernah tersita karena proyek yang merugi sudah bisa mereka beli kembali bahkan istri dan anak bungsunya, tinggal di Inggris dengan kehidupan mewah," Dimas mempelihatkan beberapa Foto yang ada di tablet yang ia bawa pada Bryan dan Adi.

"Edward wisley sendiri dirawat di rumah sakit besar dengan fasilitas nomer satu," Edward terserang struk setelah proyek yang dikerjakannya hancur dan mangkrak tanpa kejelasan sampai saat ini.

"Aku kemarin ngobrol banyak dengan Papah, dia bilang kebangkrutan mereka tidak hanya dari mangkrak yang proyek yang mereka kerjakan tapi juga keserakahan dari Edward sendiri, dia seperti orang kesetanan mengambil semua proyek yang ada dengan memberikan harga murah dengan menjanjikan kualitas yang sama dengan harga yang wajar ternyata semua diluar prediksi mereka, harga barang-barang naik karena adanya implasi keuangan dunia belum ditambah dengan langka dan mahalnya harga semen pada waktu itu," Bryan menjelaskan latar belakang hancurnya kerajaan Wisley.

"Lalu hubungannya nya dengan perusahaan ini apa? toh mereka jatuh karena kesalahan mereka sendiri," Adi bingung dengan situasi yang terjadi.

"Papah sendiri bingung, jika mereka cemburu karena Papah berhasil mengapa tidak mencari tau bagaimana agar bisa maju dan berhasil, bukan dengan mencuri data dan berusaha mengambil alih perusahaan orang, jangan mencoba mengusikku jiga tidak mau aku tutup usahanya" Bryan meluap kekesalannya karena merasa terusik padahal dia tidak mengusik.

"Edward punya anak berapa?" Tanyaku penasaran karena kalau harus menelisik Edwar yang sedang sakit secara langsung juga percuma.

"Kenapa kamu malah menanyakan jumlah anaknya?" Tanya Bryan bingung.

"Boleh tau Dim atas nama siapa kebun kelapa sawit diolah,?" tanyaku lagi.Aku mencoba mengabaikan pertanyaan Bryan.

"Edward punya 3 anak, 2 laki-laki dan 1 perempuan yang paling besar merupakan ahli kimia dan tinggal di Belanda yang nomer dua hanya pegawai negeri yang bekerja di dinas pertambangan, sedang yang bungsu masih kuliah kemudian jika bu Arnita bertanya atas nama siapa kepemilikikan kebun sawit tersebut yaa masih atas nama Edward," perjelasan Dimas masih belum menemukan titik terang.

"Sudah diselidiki kegiatan mereka secara pasti, kalian ada fotonya," tanyaku lagi. Adi hendak menyelak pembicaraanku.

"Jika kalian hanya meruntuk pada Edwand dan hanya menduga-duga kenapa Wisley sampai sebegitunya ingin menghacurkan menururku percuma saja, jadi yang penting menurutku kita harus memulai menyelidik keluarga wisley dari anak-anaknya. Menurut Adi, Andini menikah dengan Wisley, itu dengan Wisley yang mana?" Bryan , Adi dan Dimas mulai paham pada apa yang aku pikirkan.

"Andini menikah dengan Ricky Wisley putra kedua yang seorang pegawai negeri," kami saling berpandangan ketika Adi berkata.

"Seorang pegawai negeri biasa tidak akan mampu membayar pengacara sekelas Bernard bukan?" kataku lagi

"Betul juga kecuali dia memiliki bisnis lain yang tidak kita ketahui," Adi tersenyum senang lalu ia menambil polselnya dan menelepon seseorang.

terima kaaih buat yang sudah membaca janga lupa tinggalkan jejak ya

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi! love guys happy reading

jangan lupa untuk berkunjunf ke igku ya @nulis.yu

rachma_akbaricreators' thoughts