webnovel

Chapter 17. Perayaan Desa

1 Bulan kemudian~

Akhirnya pembangunan rumah untuk para goblin telah terselesaikan. Di dunia ini, ras goblin bukan termasuk monster. Banyak sekali goblin datang ke desa atau kota manusia untuk bertukar barang.

"Permisi tuan..."

"Ah masuklah"

"Tuan, para pekerja meminta izin untuk kembali ke rumah mereka" Ucap Gorgon masuk ke ruangan tempat ku berada.

"Ah kalau begitu aku akan mengucapkan terima kasih ku pada mereka"

Aku keluar dan mendatangi para pekerja, disana aku melihat ayahku telah datang dahulu. "Aku ucapkan terima kasih pada kalian semua karena telah membantu perkembangan desa ini" Ucapku sedikit membungkukkan badan.

"Ahahaha tidak apa-apa, lagi pula ini adalah perintah sang raja. Ayahmu telah bercerita banyak tentang mu"

Pekerja dan aku saling tersenyum senang, kami bertiga bertukar beberapa kata sebelum perpisahan terjadi.

Dan saat waktu menunjukkan siang hari, akhirnya para pekerja bersiap kembali ke kota Royal Capital.

"Baiklah sepertinya kita harus berpisah hari ini" Ucap Daryui salah satu pekerja.

"Ah sebelum itu, izinkan aku memberikan beberapa hadiah untuk kalian" Para pekerja dan ayahku saling menatap, mereka penasaran hadiah apa yang akan diberikan olehku.

Aku menodongkan tanganku ke depan berpura-pura ingin mengeluarkan barang dari cincin ku.

'Buk!'

Delapan mayat monster serigala berjatuhan di depanku. "Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan pada mayat ini, tapi sepertinya kalian bisa menggunakan nya" Ucapku masih sedikit canggung.

Melihat ekspresi mereka, aku dapat menebak dengan mudah. Bagaimanapun aku hanyalah seorang bocah yang berumur 18 tahun. Tak pernah ada kejadian bahwa seorang bocah dapat membunuh monster tingkat rendah. Namun saat ini aku sudah mengeluarkan delapan mayat.

"A-apakah semua monster ini kamu yang membunuhnya?" Tanya Daryui.

"Hahaha mana mungkin aku melakukannya, aku hanya bertugas untuk menyimpannya sedangkan yang membunuh monster ini adalah ayahku"

"Apa! ti-" Aku menginjak kaki ayahku dan memberikan beberapa gerakan isyarat. Aku tidak ingin kabar bahwa aku membunuh monster tingkat rendah diketahui banyak orang.

"Ahahaha ya itu sebenarnya adalah aku"

Daryui menatap aku dan ayahku dengan tatapan tak percaya. Keringat dingin keluar dari pori-pori kulit ku, apakah sudah terlambat untuk menyembunyikan nya?

Aku telah melakukan kesalahan besar, aku terlalu ceroboh, seharusnya aku tidak memberikan monster ini sebagai hadiah.

Penyesalan selalu datang di akhir cerita, nasi sudah menjadi bubur. Aku tak dapat menarik kata-kata sebelumnya.

"Hahaha, tenang saja aku tidak akan menyebarkan informasi ini. Aku tidak tahu kenapa kamu menyembunyikannya, namun aku akan menghargainya"

"Sudah ketahuan yah?" Ucapku dengan tawa canggung.

"Baiklah aku menerima hadiah ini, tapi apa kau yakin?" Tanya Daryui. Tubuh monster sangatlah berharga dari kebanyakan orang. Jika kamu menjualnya, kamu akan mendapatkan uang setidaknya 20 gold. Itu bayaran yang cukup banyak untuk membuatmu hidup tanpa bekerja selama setahun penuh.

-Mata uang-

1 Koin platinum = 10 koin emas

1 Koin emas = 10 koin silver

1 Koin silver = 10 koin perunggu

1 Koin Silver = 10 koin bronze

Itu berarti kamu akan mendapatkan setidaknya, 20.000 koin bronze untuk setiap tubuh monster yang utuh. Harga itu sebanding dengan bahaya yang di hadapi nya.

"Tentu saja, aku memberikannya sebagai tanda ucapan terima kasih ku. Tapi sebagai gantinya tolong rahasia kan tentang seorang anak yang membunuh monster, oke"

"Hahaha baiklah, aku akan merahasiakan nya"

.....

Para pekerja akhirnya pulang ke rumah mereka masing-masing. Aku segera menyuruh semua goblin untuk berburu dan membuat perayaan.

"Kita harus mengadakan perayaan, regu pemburu tangkap beberapa hewan untuk disantap" Ucapku

"Horay!!"

Semua goblin berbahagia dan saling bergotong royong menyiapkan pesta. Goblin wanita memiliki tugas untuk menyiapkan hidangan sedangkan goblin laki-laki pergi mencari hewan buruan.

Regu pemburu segera keluar dari desa, namun sebelum itu aku memberikan sebuah kertas mantra. "Ambilah, kertas ini akan melindungi kalian dari para monster"

"Terimakasih tuan!!"

Semua orang terlihat sangat antusias, melihat nya membuat ku sangat senang.

Sore harinya, para regu pemburu berhasil menangkap 1 ekor rusa dan juga 1 ekor babi hutan. Melihat itu, tak sadar aku mengeluarkan liur karena membayangkan daging babi yang dibakar.

Dan saat malam hari tiba, api unggun besar telah dinyalakan menerangi seluruh desa. Di dunia ini juga belum memiliki sebuah listrik, jadi alat penerang menggunakan bahan seadanya.

Babi buruan telah dibersihkan, kini siap dipanggang di atas api. Ibuku sangat pintar mengolah bumbu dapur, karena itulah saat kulit babi menyentuh api tercium aroma yang membuat semua orang tergiur.

"Ibu memang yang terbaik, hanya dengan mencium aromanya saja membuat ku lapar"

"Hahaha, baru sekarang kami mengakui ibumu?" Balas Ibuku terdengar sombong.

'Entah kenapa aku merasa ibuku sangat sombong' Batinku dengan mimik wajah tersenyum.

Akhirnya daging babi sebelumnya telah masak, aku, ayahku dan semua orang membuat garis antrian. Tentu saja aku adalah yang pertama dalam antrian itu, hehe.

Satu persatu ibuku memberikan semua orang daging panggang. Semua orang diberikan takaran yang sama, tidak lebih dan tidak kurang.

Aku duduk di sebuah batang pohon, dan hendak menyantap makananku. Aku mengiris menjadi beberapa bagian kecil, dan mengambil nya dengan sumpit yang aku buat dari besi.

'Nyam!'

Masalahnya ibuku memanglah yang terbaik diantara yang terbaik. Jika disandingkan dengan chef di sebuah restoran bintang 5, masakan ibuku lah pemenangnya.

Kekenyalan daging babi ini sangat tepat, tidak terlalu matang dan tidak terlalu mentah. Setiap bagiannya di isi oleh bumbu masakan. Jika seseorang menyantapnya, aku takut mereka tidak akan bisa berhenti.

Aku berjalan maju ke depan dan menodongkan piring ku dengan wajah malu. Melihat itu ibuku hanya membuat wajah tersenyum. "Oho, apakah pemimpin para goblin saat ini kecanduan masakan ku?" Ucapnya menggoda.

Aku hanya diam tak bisa melawan, masakan itu memang yang terbaik dan juga sepertinya aku kecanduan dibuatnya.

"Ini....Fufufufu"

Aku mengambil kembali piring ku dan dengan cepat kembali ke tempat dudukku sebelumnya. "Apakah anak ku sangat kelaparan, sampai-sampai ia mengambil makanannya dua kali?"

"Diamlah ayah"

"Hahahha"

.....

"Semuanya! tolong diam!"

Ibuku tiba-tiba maju ke depan. Dia sepertinya ingin melakukan sesuatu lagi.

"Desa ini telah dibangun dengan baik, akan tetapi desa ini belum memiliki sebuah nama. Richard, kamu sebagai pemimpin harus memberikan nama!"

'Pftt!'

Aku tersentak menyemburkan minumanku. Aku tak mengira ibuku akan menyuruh ku untuk memberikan nama.

"Cepatlah"

Aku berpikir sejenak, nama yang pertama kali muncul adalah Royal Capital. Sebuah nama yang aku baca di salah satu novel kehidupan ku sebelumnya.

"Baiklah, aku akan memberikan nama Royal Capital!"

"Woahh!!"

Semua goblin saling bertukar minuman. Mereka berpesta hingga tengah malam tiba.

...

Malam itu pesta terlewati dengan suasana suka tanpa duka. Tak ada seorang pun menunjukkan wajah sedihnya, karena saat itu hanya ada wajah senang bahagia.

Pesta berlangsung hingga tengah malam, karena tubuh yang kelelahan semua orang tertidur di luar rumah.

Aku yang belum tidur saat itu senang melihat suasana itu. Hanya ada kedamaian tanpa adanya kekacauan ataupun keserakahan. 'Aku harap setiap hari aku bisa mendapatkan hari-hari damai ini' Batinku lalu tertidur dengan keadaan tersenyum.