webnovel

Stolen Voices

Anneth dan Deven dua orang yang mempunyai suara ajaib di saat mereka menginjak usia 13 tahun, nama mereka berdua melejit seperti pesawat yang terbang di angkasa tapi setinggi apapun mereka terbang, pesawat itu akan kembali mendarat... dimana mereka mendarat? ini kisah mereka 6 tahun kemudian saat mereka menginjak masa-masa kuliah, masa-masa pencarian jati diri, dimana persahabatan, cita-cita dan cinta melebur menjadi sebuah cerita klasik... apa yang terjadi dalam 6 tahun?, cerita Anneth berbeda dengan cerita Deven... seperti apa ceritanya? ini fiksi meskipun saya mendapatkan inspirasi dari ajang pencarian bakat di salah satu stasiun TV Nasional

Anna_M_Wang · Célébrités
Pas assez d’évaluations
23 Chs

Hati Anneth

"Dev... lo cepetan deh ketemu sama Anneth, gue ikut-ikut dijadiin target tanya-tanya kayak Ucha tau sama Nashwa" kata Gogo ketika mereka ada ruang tamu "gue gak mungkin bohongin Nashwa terus"

"Gak nyangka gue Anneth minta bantuan temen-temennya buat nyariin gue" kata Deven geleng-geleng "gue pikir dia udah ngelupain gue, maksud gue... sengaja gue gak bales chat dia dan gak angkat teleponnya"

"Ya lo gak bisa gitu ngadepin Anneth, Dev" kata Gogo "gimana-gimana temen kita ini sama, nyari lo banyak jalurnya... bisa lewat gue atau Ucha"

"Ya udah ntar gue temuin Anneth" kata Deven

"Terus?" tanya Gogo penasaran "lo mau ngomong gimana ama dia?"

"Ntar lihat dulu lah respon dia kalau udah ketemu gue" kata Deven

"Lo mau jujur ama dia tentang kondisi elo Dev?" Gogo tampak kaget

"Ya enggalah Go" kata Deven "pokoknya habis gue ngomong ama dia, gue jamin Uwa gak gangguin elo trus Joa sama Anneth juga gak akan gangguin Ucha lagi"

"Ya udah, terserah elo Dev" kata Gogo

Dan hape Deven berbunyi lagu Shallow

Deven melihat layar monitor dan Anneth yang telepon... harus Deven acungi jempol keuletan Anneth meneleponnya, pagi-siang-malam tanpa kenal lelah dan Deven mau tak mau mengangkat ini

"Hallo"

"Hallo Deven" suara Anneth terdengar keras dan bisa dikatakan nadanya senang dan bukannya marah

"Iya Neth, ngomongnya gak usah kenceng-kenceng, gue denger kok" kata Deven

"Ya gue terlalu seneng dan kaget lo angkat telepon gue setelah seminggu dikacangin" kata Anneth

"Gue sibuk Neth" jawab Deven singkat

"Jadi ini udah gak sibuk?" tanya Anneth

"Ya masih... tapi lumayan senggang" kata Deven "lo ada waktu sekarang?, gue mau ngomong sesuatu ke elo"

"Iya, gue juga perlu ngomong sama elo" kata Anneth "gue lagi di studio rekaman ini, mau pulang"

"Ya udah, gue jemput... alamatnya Neth?" tanya Deven

Anneth memberikan alamatnya lalu Deven mengakhiri teleponnya dan menatap ke arah Gogo

"Gue pergi dulu Go" kata Deven

"Lo jangan keterlaluan sama Anneth, Dev ntar kalo ngomong" kata Gogo "kasihan tau dia"

"Gue tau gue harus ngomong apa Go" kata Deven "lo tenang aja"

Setelah menjemput Anneth, Deven mengajak Anneth ke hutan Mangrove PIK, Deven mengajak Anneth kesini supaya nanti kalau Anneth marah-marah gak ada yang denger dan karena suasananya yang tenang mungkin suasana hati Anneth bisa tenang karena Deven sangat butuh ketenangan seperti ini untuk bicara dengan Anneth, mereka naik boat dan melewati jembatan gantung

Anneth ketakutan ketika harus menyebrang jembatan gantung sampai minta dituntun Deven.

Deven tak henti-hentinya meledek Anneth karena ketakutan sampai tidak mau bergerak tapi ketika mereka sampai di sebrang, Deven dan Anneth duduk di tempat teduh untuk bicara

"Sudah nek?, sudah gak takut??" tanya Deven dengan kikik geli

"Lo sengaja bawa gue kesini buat gue olahraga jantung Dev?,rese banget sih" gerutu Anneth

Deven masih tertawa "ya enggalah, gue bawa lo kesini supaya gak ada yang foto-foto kita, kalau gue ajak lo ke mall atau makan aja di kaki 5, pasti banyak nitijen jadi paparazi dadakan"

"Lo keberatan foto ama gue?" tanya Anneth mengerutkan keningnya

"Gue gak keberatan kefoto ama lo tapi entar lo yang bikin konfirmasi ke media tentang hubungan kita berdua khan" kata Deven sambil membuka tas ranselnya

"Jadi lo kemarin gak marah waktu gue ngomong ke media?" tanya Anneth ketika Deven menyodorkan sebotol aqua

"Lo kok sering banget sih sensi kalau gue bakalan marah sama elo?" tanya Deven

"Ya kalau gak marah kok lo menghindari gue seminggu ini?" tanya Anneth

"Gue gak menghindari elo Anneth" kata Deven sambil membuka botol aqua'nya dan meminumnya

"Terus kenapa tuh chat gue dikacangin, telepon gue gak diangkat??" tanya Anneth

"Neth... gini ya kita itu temen" kata Deven sambil menutup kembali botol aqua'nya "dan gak ada temen yang chat terus-terusan apalagi telepon tiap hari cuman nanyain kabar kapan pulang kuliah dan macem-macem"

Anneth diam saja mendengar penuturan Deven

"Gue ngajak lo kesini cuma mau memperjelas ini sih biar gak ada salah paham diantara kita" kata Deven "temen ya temen, bukan pacar"

"Kalau gue gak mau jadi temen lo doang gimana?" tanya Anneth

Deven menoleh ke arah Anneth "maksud lo?"

"Gue mau balik kayak dulu" kata Anneth "waktu kita lebih dari sekedar temen"

Tak terdengar suara apapun, hanya bunyi angin dan daun yang bergoyang diiringi dengan suara burung berkicau, mata Deven dan mata Anneth bertemu dan sesaat waktu seakan berhenti di saat itu

"Jangan bercanda Neth" kata Deven tertawa berusaha mencairkan suasana

"Gue serius Dev" kata Anneth "gue nyesel banget putus sama elo, gue baru sadar kalau gue masih sayang banget sama elo sejak kejadian di Ancol itu, gue mau kita..."

"Gue gak bisa Neth" kata Deven dengan mata berbinar-binar menatap Anneth "gue gak bisa balik ke masa lalu"

"Kenapa?, bukannya lo bilang lo masih punya perasaan sama gue?" tanya Anneth

"Gue akui gue masih ada rasa sama elo tapi bukan berarti kita bisa balikan Neth" kata Deven "biarkan apa yang kita alami dulu jadi kenangan dan pelajaran berharga buat masa depan yang lebih baik"

"Gue gak ngerti deh Dev" kata Anneth "lo sama gue sama-sama masih sayang tapi kenapa kita gak bisa bareng?"

"Cinta itu gak harus saling memiliki Neth" kata Deven "gue bukan cowok sempurna buat elo, lo bisa dapet cowok yang lebih baik berkali-kali lipat daripada gue"

"Gue gak butuh cowok sempurna, gue cuma butuh elo ada di dalam hidup gue, Deven Christiandi Putra" kata Anneth dengan nada jengkel

Deven tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapi Anneth

Dia tidak menyangka obrolannya akan jadi seperti ini, tadinya Deven hanya berharap mereka ngobrol santai

"Gini aja Neth" kata Deven "kita sementara ini ngasih waktu dan ruang untuk berpikir lagi lebih jelas tentang apa yang kita mau sebenernya, gue gak mau sih mempertaruhkan lagi apa yang baru kita bangun sekarang ini jadi hancur lebur"

Anneth menatap Deven

Anneth sebetulnya sudah jelas dengan apa yang ia mau dan inginkan dan sama sekali tidak sekedar emosi apalagi waktu 1 minggu tanpa Deven mewarnai hari-harinya membuat Anneth semakin yakin bahwa ia butuh Deven di dalam hidupnya

"Oke tapi aku punya syarat" kata Anneth akhirnya

"Syarat apa?" tanya Deven

"Elo gak boleh tiba-tiba ngilang lagi kayak seminggu ini, hujan aja lebih baik daripada elo, dia datang dan pergi masih ngasih tanda" kata Anneth

Deven tersenyum dan mengangguk "oke, ada lagi??"

"Ada, lo harus ngikut gue sama anak-anak ke pulau seribu liburan tengah semester nanti" jawab Anneth

"Memang gue kelihatan gak mau ngikut ya?" tanya Deven

"Iya, lo diem aja waktu semua bilang setuju kapan hari" kata Anneth "jadi gimana?"

"Iya deh, ngikut elo deh nek" kata Deven

"Awas lo kalau gak ngikut ya cu" kata Anneth

Lalu mereka ngobrol biasa seputar kegiatan di kampus dan pelajaran di kampus

Deven bercerita mengenai apa saja yang ia pelajari di kelas sedangkan Anneth bercerita mengenai single barunya dan konsep dari video musik yang akan syuting di pulau seribu dan tak terasa waktu berjalan sangat cepat karena senja sudah mulai terlihat

Deven mengantar Anneth pulang ke rumah dan ketika ditawari buat makan malem bareng di rumah Anneth sama maminya Anneth

Deven menolaknya dengan halus karena Gogo sudah masak dan setelah memastikan Anneth masuk dengan aman di dalam rumah, Deven baru menstater motor ninja'nya dan melaju kembali ke kos-kosan'nya

Gogo dan Charisa sudah menunggu Deven duduk di meja makan dengan ekspresi wajah khawatir

"Apaan sih muka kalian kayak begitu?" tanya Deven ketika duduk di depan Gogo dan Charisa

"Anneth gimana?" tanya Charisa

"Dia baik-baik aja" jawab Deven

"Lo gak bikin dia nangis khan Dev?" tanya Gogo

"Ya elah Go, dosa gue bikin anak orang nangis" kata Deven "ya enggalah, kalian ini udah deh jangan ngomongin Anneth melulu... gue laper"

Dan sekalipun di benak Charisa dan Gogo diliputi banyak pertanyaan, mereka makan tanpa membahas Anneth lagi sedangkan Deven sendiri sebetulnya juga galau dengan keinginan Anneth untuk kembali menjalin kasih dengan dirinya karena itu tidak mungkin.