webnovel

Stielkruger: Re-Mission

Setahun berlalu semenjak Wijaya, seorang penembak runduk dari Nusa Antara, bergabung dengan regu khusus stielkruger bernama Vrka. Mereka kini ditugaskan untuk memerika sebuah daerah di Siberia Tenggara yang rawan dan mendadak kehilangan kontak dengan dunia luar. Kejanggalan informasi yang mereka dapatkan menumbuhkan kecurigaaan anggota regu akan seluruh situasi di sana. Namun, demi mencari tahu kebenaran dan menegakkan cita-cita LUNA, mereka terjun ke area yang menjadi perangkap untuk anjing-anjing kepala Dewan Pimpinan LUNA macam mereka.

Mananko · Romance
Pas assez d’évaluations
17 Chs

Tanah Ini

Gerombolan stielkruger regu Vrka langsung bergeser masuk ke hutan begitu jalan utama yang telusuri keluar dari lika-liku tebing. Mereka tidak masuk terlalu dalam, cukup jauh untuk tidak terlihat dari jalan tetapi cukup dekat untuk bisa mendeteksi apapun yang terjadi di jalan. Tugas mengawasi sekitar tentu saja disematkan pada Wijaya dan Lev.

Di saat-saat macam ini Lev berharap mesinnya punya sistem pilot otomatis macam yang ada di dalam subutai.

[Sejujurnya, aku agak khawatir dengan kondisi Pak Tua kita.]

[Maksudmu, kau sekarang benar-benar menyangka Dmitriyev adalah pengkhianat?]

[Bukan begitu, Kwang, mungkin bukan dia bukan pengkhianatnya, mungkin orang lain dalam divisinya.]

Kata-kata Win nyaris membuat Lev muntah di dalam kokpit. Awalnya dia enggan berbicara. Karena kondisi mereka sudah cukup buruk sekarang. Secara teori mereka tahu seberapa jauh jarak yang harus ditempuh. Akan tetapi, kenyataan sering berkata berbeda.

Sistem GPS tidak berfungsi sama sekali di daerah ini. Peta yang mereka gunakan hanyalah peta manual atau yang sudah tersimpan di dalam elektronik mesin masing-masing. Sejujurnya mereka bahkan tidak sepenuhnya tahu lokasi tepatnya mereka berada. Penanda yang mereka letakkan pada peta hanyalah perkiraan berdasarkan lanskap di sekeliling mereka.

Lev benci mengakui ini tetapi mereka hanya punya satu sama lain. Memikirkan kemungkinan hal buruk yang terjadi pada Boris bisa menurunkan mental seluruh regu. Seberapapun kuat manusia, baik secara fisik maupun mental, ada kondisi-kondisi yang lambat laun akan menggerogoti itu semua.

Salah satunya adalah perasaan sendiri. Sialnya kokpit stielkruger yang didesain agar muat dengan besarnya dan juga untuk memberikan perlindungan lebih memang sedikit banyak memberikan perasaan macam itu. Ini sebabnya mereka berusaha sebisa mungkin untuk tidak beristirahat di dalam stielkruger. Mereka tetap harus keluar dari dalam kokpit dan menghirup udara segar sesekali untuk menghindari efek negatif pada pikiran akibat desain kokpit ini.

Namun, komentar Win mengenai Dmitriyev tadi membuat Lev merasa terpanggil untuk berkomentar, "Hoo, dibayar berapa kau oleh bedebah itu untuk memujinya?"

[Apa, sih, yang dia lakukan padamu?]

"Diam, Wijaya, aku tidak memintamu untuk berkomentar."

[Aku tidak berkomentar, cuma bertanya.]

"Cih."

Lev enggan menjawab. Lidah tajam Wijaya memang selalu seenaknya saja. Tidak ada artinya memperpanjang diskusi ini.

[Kau tahu, Lev, mungkin ada baiknya kau memberitahu kita supaya kita lebih waspada dengan apa yang kita hadapi di sini.]

"Keadaan kita sudah cukup buruk Win," keluh Lev. "Ini sudah menjadi cukup alasan untuk lebih waspada."

[Apa ini akibat insiden latihan itu?]

Kata-kata Kwang membuat Lev terkejut. Si mata-mata itu pasti sudah mengorek-korek data pribadi seluruh anggota regu ini.

[Latihan apa? Coba kau ceritakan.]

[Win, kurasa ada baiknya, kita minta izin pada orangnya sebelum meminta Kwang menggelontorkan cerita ini.]

[Baiklah, kalau begitu, Lev, kau mau kubuka info ini pada yang lain? Kurasa Boris pasti sudah tahu, bukan?]

Tidak ada artinya menjawab atau menolak. Kata-kata dari Kwang dan Wijaya si bedebah telah memojokkan Lev. Langkah manapun yang diambil Lev, itu akan membuktikan tebakan Kwang benar.

Lagipula, kalau Lev pikir-pikir lagi, andai Boris memang terjebak dalam bahaya dan tidak bisa bertemu mereka, memang ada baiknya jika mereka tahu makhluk macam apa yang bisa mereka jumpai di tanah ini. Terutama Sang Jenderal Pimpinan Divisi Kelima Siberia.

[Baiklah, kuanggap diam-mu sebagai persetujuan.]

[Asik, saatnya bercerita]

[Win...]

Kwang berdeham untuk membungkam Win. Lev tidak menyangka makhluk dingin itu ternyata bisa mempertimbangkan bagaimana komentar Win sangat tidak cocok dengan hal yang akan dia ceritakan. Andai ini tanah latihan, Lev pasti akan menembaki jiangdong tanpa ampun.

[Beberapa tahun lalu ada seorang prajurit yang cemerlang di brigade artileri yang berada di bawah naungan salah satu divisi di siberia. Seorang perempuan jenius yang naik pangkat dengan begitu cepat, belum lagi dia berdarah separuh siberia yang, suka atau tidak, akan membuatnya menjadi lebih terkenal di tanah ini. Dia naik pangkat begitu cepat di usia muda sampai pangkat kapten, bahkan sampai mendapatkan tanda jasa akibat partisipasinya dan tembakan tepatnya saat invasi yang dilakukan USNA ke tanjung Dezhnyov.]

Cerita itu berhasil membuat Lev bergidik dan mual. Kejayaan macam itu, pada akhirnya tidak memiliki arti. Begitu juga dengan idealisme untuk membawa kejayaan dan perubahan pada tanah kelahiran.

[Yha, kalian harusnya tahu apa yang terjadi jika suatu bintang bersinar terlalu terang, apalagi dia adalah sosok vokal yang menyuarakan perubahan internal mengenai Siberia. Akan ada tangan-tangan iri yang berusaha menyabotasenya. Ada kecelakaan akibat peluru artileri yang meledak lebih awal di saat latihan, menyebabkan lengan kiri kapten muda itu hancur.]

[Biar kutebak, Kwang, Dmitriyev terlibat dalam insiden itu?]

[Lebih kurang begitu, Win. Oleh karena itu walau mendapat kenaikan pangkat sebagai mayor sebagai kompensasi pensiun terlalu dini, catatan tentang kapten muda itu menghilang.]

[Ayolah, kau pasti tahu lebih.]

Kwang terdengar menghela napas. [Kalau kau belum bisa menebak, Win, aku tentu saja menemukan berkas-berkas itu dan nama si jenius itu. Levania Raskova.]

Radio mereka hening sesaat. Mungkin sekitar 10 menit berlalu sampai akhirnya Win angkat bicara.

[Baiklah, aku sekarang mengerti kenapa kau sangat alergi dengan tempat ini, Lev.]

Sesungguhnya, Lev ingin mengatakan bahwa itu bukan keseluruhan cerita ini. Cerita Kwang membuka lagi ingatannya yang ingin dia kubur. Sebuah janji dari orang yang begitu dia sayangi dan tidak akan pernah bisa ditepati. Sebuah berita dan desas-desus tentang kematian seorang reporter yang menginvestigasi daerah ini.

Sampai saat ini, dia sendiri heran mengapa dirinya terus bertarung. Saat melihat bagaimana tempat ini masih saja tidak berubah, dia terus mempertanyakan mengapa dirinya terus bertempur.

Apa mungkin, misi yang mereka ambil kali ini bisa memberikan arti dan perubahan?

[Kau sangat tangguh, Lev.]

Terdengar Yon berbicara di radio. Kata-kata yang singkat tetapi entah mengapa terdengar menohok. Melihat sifat Yon dan cara bicaranya, Lev tahu itu bukan sindiran atau kebohongan. Membuat matanya sedikit berair.

Setelah itu giliran Win yang berbicara.

[Aku tidak tahu jika Dmitriyev sialan itu terlibat atau tidak dengan kejadian di tanah ini. Tapi jika dia benar terlibat, akan kupastikan kau punya kesempatan untuk membombardir bedebah itu.]

[Kubantu kau membidik dengan bantuan sistem pada Subutai.]

[Setelah itu kujebloskan dia ke penjara dengan data-data yang kita dapatkan.]

Lev mengusap matanya sedikit. Kemudian dia menjawab, "Jangan harap aku mau berterima kasih."

[Kau tidak meninju kami dengan lengan prostetikmu saja sudah cukup bagus. Tapi, mendengar cerita ini, aku mulai benar-benar khawatir dengan pak tua kita.]

Terdengar helaan napas dari mereka semua, bahkan Yon. Lev mendesis pada Win, "Apa kau bisa sesekali menutup mulutmu dan berusaha sedikit saja untuk tidak mengurangi moral kita berlima?"

[Maaf, kebiasaan.]