Seketika wajah Bastian cemberut. "Jadi menurut kamu kita temenan aja?"
"Kamu yang mau begitu. Kamu bilang begitu kan saat kita teleponan waktu itu?"
Wajah Bastian menjadi memerah karena malu. Dia merasa kalau dirinya telah mengambil keputusan yang salah. Akan tetapi dia akan menebus semuanya malam itu.
"Yeah, kau benar," kata Bastian mengakui. "Karena saat itu aku terlalu kecewa padamu. Aku hanya ingin kau berada di posisiku, merasakan sakit hati karena cinta dan perasaanmu ditolak oleh orang yang kau sukai."
"Lalu apa yang membuatmu berubah pikiran?"
"Setelah kamu menghilang, aku merasakan kosong di hatiku," kata Bastian seolah memandang di kejauhan, mungkin mengingat mengenai masa lalu yang tidak bisa dia ubah. "Aku kira kamu balas dendam padaku dengan cara menghilang dan tidak membalas satu pun pesan dariku."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com