webnovel

Sorry, i love him

WARNING!! Adult konten banyak adegan dewasa dan kekerasan

NvigirlFanaticzz · LGBT+
Pas assez d’évaluations
40 Chs

part 13

Taehyung berjalan mondar mandir di teras rumahnya. Ia melihat pada jam tangannya yang menunjukkan pukul 10 malam namun, sampai sekarang jimin belum menunjukkan tanda-tanda ia akan pulang.

"Ya tuhan! Kenapa belum pulang juga ini sudah terlalu malam." Taehyung merasa khawatir pada istri mungilnya karena sampai sekarang jimin belum juga pulang ke rumah. Padahal biasanya jimin kembali saat sore hari dan ini hampir tengah malam pria mungilnya belum juga kembali.

"Sayang? Kenapa belum pulang? Aku sangat khawatir." Taehyung mengusap wajahnya kasar rasa khawatirnya sudah mencapai batasnya dengan langkah cepat ia menuju ke arah garasi memasuki mobilnya dan segera meninggalkan halaman rumahnya.

•••

Di sisi lain, jimin saat ini tengah melakukan pekerjaannya. Sejak pagi jimin mengerjakannya karena beberapa pelanggan meminta pesanan gaun pesta, gaun pengantin dan setelan jas formal yang harus di selesaikan.

"Hyung, istirahatlah dulu. Sejak pagi kau belum makan. Aku sudah menyiapkan makananmu di meja. Lebih baik makanlah dulu hyung kalau tidak kau akan sakit."

"Sebentar lagi Bo, ini akan segera selesai." Ucap jimin tanpa menatap ke arah Bogum.

"Hyung.. Ayolah! Kau sudah mengatakannya 20 kali kalimat itu tapi, mana? Sampai sekarang belum selesai juga." Sudah cukup kesabaran Bogum. Karena ia sudah menerima amanat dari suami tuannya untuk mengawasi dan pastinya untuk menjaganya tapi, kenapa yang di jaga mala bebal seperti ini dan ia sudah tak bisa bersabar lagi.

"Kalau kau masih tak menurut terpaksa aku melakukan ini." Jimin yang bingung dengan ucapan bogum pun menoleh.

"Melakukan apa maksud-akhh B-boguuum turunkan akuuu.." Bogum mengangkat tubuh mungil atasannya seperti karung beras. Membawanya ke arah meja yang telah tersedia hidangan di luar ruangan pribadi atasannya itu. Jimin masih terus memberontak dengan kakinya yang menendang udara dengan kedua tangannya memukul punggung karyawannya yang bertubuh bongsor itu.

"Yak! Turunkan aku! Akhsss.." Jimin di dudukkan dengan paksa di kursi yang berada di dekat meja itu.

"Maaf hyung aku harus melakukannya jika tidak kau pasti tak akan mau menyentuh makanan itu." Bogum ikut duduk di kursi itu menemani jimin untuk makan.

"Tapi aku belum selesai Bo... Aku ha...

"Sssstttt! Cepat makan! Tak ada bantahan!"

"Hei aku bos mu kalau kau lupa! Dan yak! Kau berani sekali pada atasanmu!"

"Masalah itu aku tidak lupa! Sekarang cepat makan atau aku bakar butik ini agar kau berhenti sok sibuk dan lebih memperhatikan kesehatanmu."

"Yak! Kau...

"Mau ku lakukan sekarang?!" Ucap Bogum sambil mengeluarkan korek api yang entah dari mana ia mendapatkannya karena yang jimin tahu Bogum bukanlah seorang perokok.

"Ck." Dengan terpaksa jimin pun menurutinya tanpa melawan lagi. Ia pun menikmati hidangannya sambil menggerutu dalam hati.

Jimin pun akhirnya menyelesaikan makan malamnya atau sebut saja hampir tengah malam. Ia pun bangkit dari duduknya melangkah ke ruangannya di ikuti Bogum di belakangnya.

"Hyung, apa kau tak pulang? Ini hampir tengah malam." Ucap Bogum yang masih setia mengekori jimin.

"Aku masih harus menyelesaikan pekerjaanku. Kau sendiri kenapa tak pulang?" Jimin pun mengembalikan pertanyaan yang Bogum lontarkan padanya.

"Kalau aku sedang menemani jimin hyung."

"Aku bukan anak kecil Bo, kau tak perlu menemaniku."

"Yah.. Aku kan...

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

Pintu ruangan jimin terbuka menampilkan sosok taehyung yang bernafas terengah. Bogum dan jimin pun di buat terkejut saat taehyung datang secara tiba-tiba.

"Oh.. Tuan Kim selamat malam!" Bogum pun membungkukkan badannya sopan pada suami atasannya.

"Bogum-ssi tolong tinggalkan kami." Ucap taehyung dengan netra nya yang terus menatap istri mungilnya.

"Baik tuan, hyung aku pulang dulu. Permisi tuan Kim!" Taehyung pun mengangguk dan Bogum pun pergi meninggalkan taehyung dan jimin dalam suasana canggung.

Jimin pun kembali mengerjakan pekerjaannya tanpa memandang ke arah suaminya. Ia masih merasa sakit hati bukan karena taehyung yang bertindak kasar padanya melainkan suaminya yang tak mempercayainya dan tak mau mendengarkan penjelasannya.

"Jim...

"Untuk apa datang ke sini?"

"Jimin...

"Belum puas memukul ku?" Taehyung tertegun dengan ucapan istrinya. Ia merasa sangat merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan pada istrinya.

"Jika memang belum puas, lakukan! Lakukan saja! Aku tidak apa-apa. Jika memang itu bisa membuatmu percaya padaku hyung." Jimin menitikkan air matanya tubuhnya bergetar telapak tangannya menutup mulutnya agar suara isakan nya tak terdengar suaminya.

Taehyung melihat bagaimana tubuh istrinya yang bergetar dan hampir saja limbung, dengan cepat ia berlari menangkap tubuh istrinya dan mendekapnya erat.

"Jimin, sayang maafkan aku. Maaf sudah tak mempercayaimu dan tak mau mendengar penjelasan mu dulu. Dan maaf telah menyakitimu sayang, maafkan aku." Taehyung pun ikut meneteskan air matanya melihat tubuh istrinya yang bergetar dengan menangis pilu di dadanya.

"H-hyung.. Hiks.. Hiks.. Kau sangat m-mengetahui diriku.. Hiks.. melebihi siapa pun b-bukan? Hiks.. Hiks.. Kau pun tahu bahwa a-aku.. Hiks.. S-sangat m-mencintaimu.. Aku .. T-tak mungkin aku.. m-mengkhianati mu h-hyung.. Hiks.. Hiks.."

"Sstt.. Tanpa kau jelaskan aku tahu perasaanmu padaku sayang. Maaf.. maafkan aku yang sempat tak mempercayaimu karena seseorang yang tak bertanggung jawab.. Maaf sayang, maafkan aku!" Ucap taehyung tulus sambil mengecup puncak kepala jimin. Jimin pun mulai membalas pelukan suaminya dengan erat.

"Um, aku sudah memaafkan taetae." Ucapan jimin teredam karena wajahnya yang tengah tenggelam di dada suaminya namun masih bisa di dengar oleh taehyung.

"Sayang, maafkan juga tadi aku sudah berbuat kasar padamu. Aku benar-benar emosi saat itu hingga tanpa sadar aku melukaimu sayang. Maafkan aku.. Maaf."

"Taetae, aku sudah tak apa. Jangan menangis lagi." Ucap jimin sambil menghapus air mata suaminya yang mengalir karena rasa bersalahnya sudah menyakiti malaikat cantiknya.

"Kita pulang ne, kau harus istirahat baby."

"Taetae aku harus...

"Tak ada alasan lagi jimin. Sudah cukup membuat alasannya atau aku tak mengijinkan mu bekerja lagi." Seketika jimin pun bungkam dan taehyung pun beranjak berdiri dengan jimin yang berada di dalam dekapannya dari lantai dingin ruangan itu. Mereka beranjak keluar dari tempat itu setelah jimin mengunci pintu butiknya.

Jimin dan taehyung pun segera memasuki mobil masing-masing dan segera meninggalkan tempat itu dengan mobil taehyung yang mengekor di belakang mobil istrinya.

•••

Saat ini jungkook baru saja masuk ke sebuah apartemen mewah milik temannya. Hari ini ah.. Tidak, tepat beberapa jam yang lalu ia di buat kesal karena rencananya telah gagal. Saat ini ia tengah menyandar kepalanya di sofa guna merilekskan kepalanya yang tiba-tiba pening.

"Kau kenapa kook?" ucap seorang pria tampan bernama Kim Namjoon yang mempunyai lesung di pipinya.

"Aku sedang kesal hyung!" Ucap sambil merebahkan tubuhnya di sofa.

"Ada apa? Ceritakan saja." Ucap Namjoon santai sambil menyesap kopi yang ia bawa dari dapur.

"Aku mencintai seseorang hyung."

"Hum? Jadi masalahnya apa?"

"Dia sudah menikah." Ucap jungkook lesu.

𝘽𝙧𝙪𝙪𝙪𝙨𝙨𝙝

Namjoon yang sedang menyesap kopinya terkejut hingga menyemburkan kopinya.

"Yak! Kau menjijikan hyung!" Ucap jungkook sambil membersihkan lengannya yang sempat terkena semburan dari Namjoon.

"Maaf..maaf! Kau membuatku terkejut kook! Bagaimana kau bisa mencintai seseorang yang sudah menikah?!"

"Ya.. Namanya juga cinta hyung, tak akan memandang orang itu sudah menikah atau belum. Coba pikirkan, jika tidak karena cinta tidak akan ada perselingkuhan di saat orang itu sudah berstatus menikah atau masih pacaran."

"Iya juga, tapi kalau bisa lupakan saja perasaanmu itu kook. Apa kau tega menghancurkan rumah tangga yang sudah mereka bina selama bertahun-tahun?"

"Aku tak perduli hyung, aku sudah terlanjur mencintainya."

"Kau jangan egois kook,"

"Cukup hyung! Aku sudah bertekat untuk mendapatkannya. Dan aku sekarang butuh sebuah rencana bagaimana dia bisa menjadi milik ku."

"Bagaimana kalau membuatnya hamil?!"

Ucap seorang pria tampan berbahu lebar yang baru saja masuk ke dalam apartemen Namjoon.

"Yah.. Hyung, kau jangan aneh-aneh. Kau tahu jungkook orang yang seperti apa." ucap Namjoon pada pria bernama Kim Seokjin hyung dari Kim Namjoon.

"Aku hanya bercanda joon, tak mungkin dia akan melakukannya." Ucap seokjin sambil berjalan masuk menuju kamarnya. Tanpa mereka tahu jungkook tengah mencerna ucapan Seokjin sambil  menatap langit-langit ruangan itu.

Jungkook masih terdiam dan Namjoon yang melihatnya sedikit merasa aneh.

"Kook, tolong jangan dengarkan ucapan jin hyung. Kau tau dia suka berkata yang aneh-aneh dan ku ingatkan jangan merusak kehidupan rumah tangga seseorang karena pernikahan adalah ikatan yang suci di hadapan tuhan." Jungkook masih diam tak menghiraukan ucapan Namjoon dan masih sibuk dengan pemikirannya sendiri.

Tak berapa lama jungkook tiba-tiba menegakkan tubuhnya dari rebahan kemudian ia mengambil kunci mobil yang ia letakkan di meja yang ada di depannya. Namjoon menaikkan kedua alisnya melihat jungkook yang tiba-tiba beranjak dari sofa.

"Hyung aku akan pulang." Ucap jungkook sambil berlalu menuju pintu apartemen Namjoon.

"Kook, ingat kata-kata ku tadi!" Ucap Namjoon mengingatkan temannya itu. Jungkook pun menghentikan langkahnya kemudian berbalik menatap Namjoon dengan seringai yang tercetak di bibir tipisnya.

"Yak! Kau jangan bertindak gegabah kook!" Ucap Namjoon memperingatkan karena ia mengerti arti dari seringai temannya itu.

Jungkook tak membalas ucapan Namjoon kemudian ia pun segera pergi dari apartemen itu dengan langkah lebar menuju ke tempat parkir dimana mobilnya berada.

Kembali pada Namjoon yang kini tengah mengusak rambutnya karena ia tahu watak temannya itu. Jungkook adalah orang yang nekat dia tidak ingin temannya itu terlibat masalah apalagi masalah yang seperti ini karena bisa merusak reputasinya sebagai CEO di perusahaan besar milik ayahnya.

"Semoga kau tak berbuat nekat kook."

𝙏𝘽𝘾