webnovel

Some Letter Before Dead

Hai! Salam kenal :) Panggil saja aku C . Aku tidak bisa memberitahumu nama asliku. Maafkan Aku. Ya, karena dalam setiap surat yang akan kuberikan nanti. Aku akan membahas hal-hal yang cukup pribadi tentangku dan tentu saja aku sangat menjaga harga diriku karna aku akan membicarakan semua hal tentangku yang tidak boleh diketahui oleh orang lain. Untuk itu mohon mengerti mengapa aku merahasiakan identitasku. Mungkin kau bertanya-tanya, "Mengapa kau mempercayakan hal pribadimu padaku?". Ya, karna aku tidak mempercayai siapapun di dunia ini dan bodohnya aku percaya padamu. Haha, maafkan aku. Aku hanya berharap ada yang dapat mengerti tentangku, yang setia mendengarkan keluh kesahku, selalu ada untukku disaat senang dan sedih, dan bisa menjadi tempat kepercayaanku. --- Semenjak kejadian malam itu. Banyak hal yang terjadi dan membuat hidup C menjadi kacau. Terlebih ia harus mencoba mengerti dan dipaksa oleh proses hidup untuk menerima realita yang ia alami bahwa sebagian hidupnya hanyalah hayalan. Untuk itu mengapa C menulis semua ini. *Cerita ini terinspirasi dari orang yang saya kenal memiliki skinzofrenia. Semua cerita hanya fiksi tidak ada yang nyata saya hanya mengambil bagaimana sudut pandang skinzofrenia dengan informasi yang saya cari. Semoga cerita ini benar-benar bisa menjelaskan bagaimana sudut pandang orang dengan skinzofrenia walau lebih mengarah kepada cerita fiksi

brightp0tat0 · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
14 Chs

Before Hell : Cinthia 3

13 Juni 2016

    Seperti biasanya. Hari ini aku dan Cinthia pergi keluar pada jam 10 malam dan kembali sebelum jam 7 pagi.

   Seperti biasanya juga Cinthia tidak bosan-bosannya menceritakan pengalaman menyedihkannya dengan Dama, ketidakjelasannya hubungan mereka, dan berbagai hal lainnya yang meneteskan air mata sembari membuat heboh lingkungan sekitar. Orang-orang sampai berpikir akulah yang bersalah karna membuatnya menangis.

   Menyebalkan memang. Aku malu harus ditatapi oleh orang-orang sampai ada yang datang bertanya mengapa gadis ini menangis kemudian mengolok-olok bahwa aku yang salah. Setidaknya aku bersyukur masih ada Mas Tukang Bakso yang paham bahwa tangisan Cinthia merupakan suatu rutinitas.

   Tapi hari ini ada yang berbeda. Aku tidak mengerti ketika kami memakan bakso sembari menemani Cinthia melakukan rutinitasnya – menangis maksudku - . Ia seperti melihat seseorang. Entah siapa, aku tidak tahu apa yang ia lihat.

   Aku terus bertanya siapa yang sebenarnya gadis ini lihat tetapi ia tidak ingin memberitahuku. Cinthia terlihat berbeda saat itu, ia terlihat panik dan ketakutan. Karna hal tersebut gadis ini bergegas dan meminta untuk segera pulang.

   Aku tidak mengerti apa yang terjadi bahkan ketika dalam perjalanan pulang ia meminta dirinya yang mengantar motor. Ia melaju dengan kecepatan tinggi seolah lari dari kejaran sesuatu bahkan ia memasuki jalan-jalan yang biasanya tidak pernah kita lewati.

   Aku tidak paham. Ada apa dengan gadis ini. Jadinya kita pulang terlalu cepat dan tidak menghabiskan waktu seperti biasanya.

Sahabatmu?

C