webnovel

Sistem Iblis Rugi atau Mati

Auteur: Piablaire
Fantaisie
Actuel · 66.5K Affichage
  • 20 Shc
    Contenu
  • audimat
  • NO.200+
    SOUTIEN
Synopsis

Orang gila!! Pikir Ron sebelum semuanya berubah gelap. Hal terakhir yang Ron ingat adalah hujan darah dan sayap. Entah kenapa pikirannya tak bisa lepas dari sayap itu. Sayap seperti kelelawar itu sangat besar berwarna merah darah. Pemiliknya tertawa seperti orang gila. Bukan. Itu jelas bukan orang. Itu adalah iblis gila. Setelah pertemuannya dengan iblis gila itu Ron terjebak di kegelapan. Ron tak tahu berapa lama dia sudah berada dalam kegelapan ini. Sebelum akhirnya, terdengar suara berat dan bernada sombong. "Apakah kau ingin hidup?" Ron ingin menjawab tidak, tapi entah kenapa tak ada suara yang keluar dari mulutnya. Siapa juga yang ingin hidup di dunia menjijikan seperti ini pikir Ron. Semua orang pasti menginginkan kehidupan, tapi tidak Ron. "Hahahaha, aku lupa kalau dagumu hancur. aku lupa kalau manusia itu sangat lemah. " kata iblis seraya tertawa dengan eskpresi mencemooh. Hancur? Bagaimana mungkin? Ron bahkan tidak merasa sakit sedikitpun. "Oh baiklah. Hei manusia. Aku bosan. Aku akan memberimu kehidupan. Aku akan bermain denganmu untuk beberapa dekade. Hahahaha" TUNGGU. Aku ingin mati! Teriak Ron dalam hati. Entah kenapa Ron merasa iblis gila inilah yang membuatnya makin jauh dari kematian yang dia idamkan.

Étiquettes
7 étiquettes
Vous aimerez aussi

PENDEKAR TAPAK DEWA

Kebiadaban yang dilakukan oleh gerombolan La Kala (Kelompok Merah-Merah) di bawah pimpinan La Afi Sangia makin merajalela. Terakhir mereka membantai penduduk Desa Tanaru beserta galara (kepala desa) dan keluarganya sebelum desa mereka dibumihanguskan. Mayat-mayat bergelimpangan di mana-mana yang sebagian besarnya hangus bersama rumah-rumah mereka. Darah Jenderal Hongli alias Dato Hongli mendidih menyaksikan bekas aksi kebiadaban yang di luar batas kemanusiaan itu. Darah kependekarannya menangis dan jiwanya menjerit. Tetapi ada sebuah keajaiban. Di antara mayat-mayat bergelimpangan ada sesosok bayi mungil yang kondisinya masih utuh. Tubuhnya sama sekali tak bergerak. Sang bayi malang seolah-olah tak tersentuh api walau pakaiannya telah menjadi abu. “Oh...ternyata bayi ini masih hidup,” desah sang mantan jenderal perang kekaisaran Dinasti Ming. Diangkatnya bayi itu seraya lanjut berucap, “Akan kubesarkan bayi ini. Dia adalah sang titisan para dewa. Akan kugembleng ia agar kelak menjadi seorang pendekar besar. Kelak, biarlah dia sendiri yang akan datang untuk menuntut balas atas kematian keluarganya serta seluruh penduduk desanya. Akan kuberi bayi ini dengan nama La Mudu. Ya, La Mudu, Si Yang Terbakar...!” Lalu sang pendekar besar yang bergelar Wu Ying Jianke (Pendekar Tanpa Bayangan) itu mengangkat tubuh bayi itu tinggi-tinggi dengan kedua tangannya. Ia berseru dengan suaranya yang bergetar membahana: “Dengarlah, wahai Sang Hyang Dewata Agung....! Aku bersumpah untuk menggembleng dia menjadi seorang pendekar besar yang akan menumpas segala bentuk kejahatan di atas bumi ini..!! Wahai Dewata Agung, kabulkanlah keinginanku ini...!! Kabulkan, kabulkan, kabulkan, wahai Dewata Agung...!” Sang Hyang Dewata Agung mendengar permohonannya. Alam pun seolah mengamininya. Cahaya petir langsung menghiasi angkasa raya yang disusul dengan guruh gemuruh yang bersahut-sahutan. Tak lama kemudian hujan deras bagai tercurah mengguyur bumi yan

M Dahlan Yakub Al Barry · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
89 Chs

SOUTIEN

En savoir plus sur ce livre

Parental Guidance Suggestedmature rating
Rapport