Nian Xiaomu tidak mengetahui bagaimana akhirnya ia kembali ke kamarnya.
Walaupun kakinya menjejak dengan mantap di lantai, ia merasa seperti sedang melangkah di atas kapas dan melayang di udara ….
Bibirnya sedikit memerah.
Bahkan pipinya pun merona.
Dalam jarak yang pendek dari taman hingga ke pintu kamarnya, wanita itu tidak dapat mengingat sudah berapa kali Yu Yuehan menciumnya.
Pikiran Nian Xiaomu dipenuhi oleh pernyataan cinta yang mendadak ini.
Jika bukan karena akal sehatnya yang masih tersisa dan juga kesan yang harus dijaganya sebagai seorang dewi, Nian Xiaomu sudah kehilangan kendali atas dirinya dan menelan pria itu di atas hamparan salju!
Ahhhhh ….
Teringat akan adegan di atas salju tersebut, Nian Xiaomu melompat ke atas tempat tidur dan menarik selimut menutupi kepalanya, berusaha memblokir pikirannya.
Ia tidak boleh memikirkannya lagi! Ia akan segera mimisan!
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com