Tidak ada seorang pun, termasuk Jacob, Spencer, atau para kesatria, menduga bahwa penyihir yang membunuh Warren serta Reja masih menunggu di sini. Nyaris dalam semua kasus, si pembunuh pasti buru-buru kabur dari tempat kejadian secepat dan sejauh mungkin. Makanya, saat Jacob dan para kesatria datang ke ruang tengah, mereka hanya mencari petunjuk dan bukti, tapi mereka tidak kepikiran kalau ada orang lain di sana!
Lucien memanfaatkan hal itu, dan dia menyebutnya sebagai sihir psikologi.
Ketika Jacob melihat benang laba-laba berwarna abu-abu menutupi seluruh tubuhnya, dan menyadari seseorang perlahan muncul di dimensi lain, dia langsung sadar apa yang sedang terjadi. Dia tidak takut, tapi malah murka. Dia mengeraskan seluruh otot yang ada di balik armor, bermaksud menghancurkan benang-benang tersebut. Tapi benangnya lebih kuat daripada yang dia pikirkan. Dia tidak bisa bergerak, apalagi meraih pedang di pinggangnya yang bernama Ice Break.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com