webnovel

Tidak Mengakuinya Apapun yang Terjadi

Éditeur: Wave Literature

Mata Shi Guang terbelalak lebar saat ia melihat berulang kali nomor ponsel itu... Itu benar! Itu NOMORNYA. Ketika ia membuka ponselnya, ia tak mendapati apapun. Tetapi, saat ia melihat ponsel Lu Yanchen, pesan-pesan teks itu jelas-jelas dikirim dari ponselnya.

Dengan menggerak-gerakan bibirnya bingung, ia mengangkat kepalanya dan melihat lurus ke arah Lu Yanchen. Tatapannya masih fokus pada Shi Guang, matanya terlihat sedalam danau yang tak berdasar.

"Itu bukan...aku. B-bagaimana mungkin aku telah…." Baru setelah beberapa waktu yang lama ia bisa mencurahkan kata-kata tadi dengan susah payah. Ia benar-benar tidak tahu lagi apa yang sedang terjadi. Shi Guang menggenggam tangannya kuat-kuat sampai kuku-kuku tangannya menusuk telapak tangannya, dan memucat putih.

Ia bahkan tidak tahu lagi cara menjelaskan ini!

Jelas sekali, seseorang telah mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan-pesan teks itu ke Lu Yanchen sebelum menghapusnya dari ponsel Shi Guang setelahnya.

'Siapa yang mungkin melakukan itu?'

Dugaan pertamanya langsung ke He Xinnuo.

Di dalam seluruh klub renang ini, tak ada orang lain yang akan melakukan hal seperti itu selain He Xinnuo.

Sambil menggigit bibir bawahnya, Shi Guang tidak dapat menahan diri lagi, ia lalu berhambur berjalan menghampiri He Xinnuo. Dengan wajah yang dingin, ia bertanya dengan nada keras, "Apa kau yang telah mengambil dan mengirimkan pesan-pesan teks itu?"

Shi Guang mengetahuinya tanpa perlu bukti, tak mungkin He Xinnuo akan mengakuinya. Namun, ia benar-benar sangat marah hingga tak dapat mengendalikan diri.

He Xinnuo membuka matanya lebar-lebar dan memberikan tatapan yang paling naif dan kaget. "Mengirim pesan-pesan teks? Aku tak mengerti apa yang kau katakan!"

Shi Guang mempertahankan tatapan tajam dan dinginnya, bibirnya menyeringai dengan senyum pahit. "Selain kamu, tak ada lagi yang lain. Apa maksudmu mengirim pesan-pesan teks itu? Apa kau sungguh berpikir kau dapat mengalahkanku dengan hanya beberapa pesan-pesan teks seperti itu?"

He Xinnuo menunjukkan ekspresi kemarahan. "Jangan asal menuduhku!"

"Menuduhmu?" Shi Guang tertawa miris, "Sejujurnya, awalnya aku berniat akan mengabaikanmu saja. Meskipun kita memang berbeda, aku masih selalu menganggapmu lawan yang patut dihormati. Tapi, dirimu saat ini sangatlah memalukan dan menjijikkan. Kau benar-benar licik. Orang sepertimu sama sekali tak pantas menjadi lawanku!"

'Siapa yang ingin jadi lawanmu!? Kau itu pantasnya diinjak-injak!' pikir He Xinnuo sambil menggertakkan giginya. Namun, ia malah merengutkan bibirnya dengan malang. "Aku sungguh-sungguh tidak melakukannya! Mengapa kau harus berkata seperti itu tentangku?"

Seraya berbicara, mata He Xinnuo mulai berkabut, membuatnya terlihat semakin malang.

Karena semua orang di sekeliling mereka tidak tahu menahu apa yang sedang terjadi, mereka secara alami menganggap tindakan Shi Guang tidaklah berdasar. Lagipula, tidak ada buktinya.

Shi Guang memberi He Xinnuo tatapan mautnya. Sekarang, ia benar-benar tidak bisa tenang. Akan tetapi, momen-momen sulit seperti ini adalah momen-momen dimana ia sangat perlu menjaga ketenangan dirinya.

'Lupakan. Tak ada lagi yang bisa kukatakan. Tanpa bukti, semua yang kukatakan takkan berguna.'

Sedangkan Lu Yanchen, apakah akan ada manfaatnya menjelaskan itu kepadanya? Apakah ia menjelaskan atau tidak, akan tetap sama. Kenyataannya, jika ia merasa Shi Guang telah mengganggunya, ia bisa langsung begitu saja menggantinya.

Shi Guang menghela nafas berat sebelum ia berjalan menjauh dari sana.

Ketika Shi Guang melewati He Xinnuo, He Xinnuo tiba-tiba memiringkan tubuhnya dan roboh ke tanah dengan lemah sebelum air matanya pecah, "Aku tidak tahu apa yang pernah kulakukan padamu. Mengapa kau harus selalu merundungku begitu?"

Shi Guang, "...."

Shi Guang bahkan tidak menyentuhnya sama sekali.

He Xinnuo melirik ke Lu Yanchen di kejauhan.

Meskipun ia telah diam berdiri di sana sepanjang waktu tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ada aura yang tak terlihat dan suram yang dipancarkannya selama ini. Seolah-olah ia telah menahannya sepanjang waktu—mungkin inilah batasannya.

'Kali ini, Lu Yanchen pasti berpikir untuk menghancurkan Shi Guang menjadi berkeping-keping, kan?'

He Xinnuo memandang Shi Guang dan dengan terdengar menyedihkan ia melanjutkan, "Aku tahu bahwa kau memang memiliki keterampilan dan juga telah mengajari banyak siswa laki-laki dengan kedudukan sosial yang tinggi dulu. Setiap orang dari mereka selalu tunduk di kakimu sambil mengikuti semua kehendak dan keinginanmu, menuruti setiap kemauanmu…."

Mata Shi Guang melebar tidak percaya, "...."