Bagaimanapun Yang Sitong berteriak, tak ada orang di sana untuk menjawabnya. Dengan refleks, ia mencoba meronta. Akan tetapi, ia mendapati bahwa pergelangan tangannya diikat dengan rantai baja. Seberapapun kerasnya ia meronta, semua itu sia-sia.
Ia tak bisa menahan rasa putus asanya.
Di mana ini?
Apakah ia akan mati di sini?
Apakah ada orang yang akan datang untuknya?
Seiring berjalannya waktu, ketakutannya semakin kuat dan bertambah hingga dirinya hampir runtuh dan tak tahan untuk tidak menangis meraung-raung.
Pada saat itu, seseorang membuka pintu di ruangan itu, dan cahaya yang menyilaukan pun masuk. Bagi Yang Sitong yang sudah terjebak di dalam gelap untuk waktu yang sangat lama, membuka matanya di hadapan cahaya hampir tak bisa dilakukan.
Lampunya kemudian dinyalakan, dan dua orang laki-laki bertubuh gempal pun berjalan masuk.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com