webnovel

Cantik, Sangat Disukai, Menawan, dan Menarik

Éditeur: Wave Literature

Lu Yanchen duduk di ruang tengah sambil mengusap-usap kepalanya yang masih pening. Kemungkinan besar karena ia minum alkohol terlalu banyak, sehingga otaknya mengirimkan gelombang-gelombang denyut rasa sakit.

Tidak lama kemudian ibunya, Shen Lingshuang, memasuki ruangan. Saat ia melihat keadaan anaknya, ia langsung khawatir dan bertanya, "Kenapa? Apakah kepalamu terasa sangat sakit? Kau mau secangkir teh Ginseng untuk mengurangi mabuk?"

Lu Yanchen mengangguk. Saat ini rasanya benar-benar tidak enak.

"Apakah upacara pemberian hadiah kemarin menyenangkan?" Sebab ia tidak pulang semalaman. Apakah karena ia menyukai seorang gadis muda di sana dan membawanya menghabiskan malam bersama?

Meskipun Shen Lingshuang merupakan seorang wanita paruh baya yang usianya telah mendekati 50-an, ia menjaga tubuhnya dengan sangat baik. Selain juga karena ia memang wanita yang menarik, pesona kewanitaannya kini bahkan melebihi dirinya ketika masih muda. Garis halus keriput di sekitar matanya sama sekali tak mengurangi kecantikannya sedikitpun. Malah, memberinya kesan berkelas dan anggun. Tidak hanya itu, tak peduli seberapa tua umurnya, Shen Lingshuang mempunyai jiwa layaknya seorang gadis muda.

Kepala Lu Yanchen merosot seiring bulu matanya yang tebal memberikan bayangan gelap di ujung matanya, menutupi kelelahan yang ada di bawahnya. Sambil menarik-narik dasinya dengan tidak sabar, ia mengeluarkan suara yang sedingin es. "Tidak!"

Shen Lingshuang memiliki empat orang anak. Lu Yanchen adalah putra bungsunya dan kebetulan yang paling ia suka dan sayangi. Hampir seluruh Kota Z mengetahui bahwa satu-satunya orang yang tidak boleh disepelekan di dalam Keluarga Lu adalah putra bungsu mereka yang terhormat dan dingin; seorang lelaki yang memiliki keindahan yang luar biasa dan sangat misterius, Lu Yanchen.

Pada mulanya, bukankah kemarin ia lumayan senang dan bersemangat untuk pergi ke upacara pemberian hadiah? Tercengang, kedua alis Shen Lingshuang berkerut sambil bertanya khawatir, "Ada apa? Apakah sesuatu yang tak menyenangkan telah terjadi?"

Lu Yanchen meminum teh Ginseng dan mengusap-usap kepalanya pelan-pelan. "... Kapok." Maksud pikirannya merujuk pada upacara pemberian hadiah kemarin yang ia datangi secara mendadak di menit menit terakhir.

Shen Lingshuang menganggukkan kepala sedalam-dalamnya, "Baik, baik, baik! Tak akan ada lagi yang seperti besok-besok. Kali ini, semua salah kakak kedua-mu yang kabur setelah menerima telepon." Saat Shen Lingshuang mengoceh tentang kakak kedua Lu Yanchen, ia bangkit dan bersiap ke tangga menuju lantai atas.

Baru saja ia melangkahkan kaki, Shen Lingshuang menahannya, "Putraku, ayahmu telah mengizinkanku untuk menyusun pelatihan renang secara privat untukmu, untuk membantumu mengatasi penyakit vertigo air."

Tanpa berpikir, Lu Yanchen menolak dengan ketus, "Tidak." Ekspresi wajahnya berubah menjadi sangat dingin, menunjukkan perasaan yang sangat negatif mengenai hal ini.

Shen Lingshuang melanjutkan, "Tapi, ayahmu telah memintaku untuk menyusun…,"

Dan tepat pada saat itu, televisi berganti saluran dan pembawa acaranya menyatakan dengan suara yang lantang, "Selamat kepada peserta nomor 7, Shi Guang, yang telah berhasil menaklukkan kejuaraan Kompetisi Renang Gaya Bebas Wanita 200m! Kecepatannya sungguh luar biasa! Tak hanya itu, posturnya pun sangat rupawan..."

Shen Lingshuang menunjuk ke arah Shi Guang yang ada di dalam televisi, yang mana ia sedang melambai-lambaikan tangan kepada para penonton saat itu. Dan Shen Lingshuang berkata, "Di sana! Gadis itu! Lihat betapa brilian renangnya! Tak hanya itu, ia cantik dan memiliki postur yang menakjubkan! Lagi kau tidak akan rugi kalau ia menjadi pelatih pribadimu, kan?"

Mengikuti tatapan Shen Lingshuang, Lu Yanchen mengalihkan matanya ke orang yang dimaksud di televisi dan bahunya membeku. Meskipun ia terlihat masih sama dan tenang seperti biasanya, ada tindakan yang hampir tidak kentara darinya yang seakan membuat seluruh udara di ruangan menjadi agak pengap. Setelah diam sebentar, ia angkat bicara, "Terserah kalian saja."

Sehabis mengucapkan tiga kata itu, ia berjalan menaiki tangga ke lantai atas. Shen Lingshuang sangat terkejut. Setelah tertegun sesaat, alisnya mulai terangkat lembut. Bukankah ia tadi menolak dengan keras? Kenapa tiba-tiba ia jadi setuju? Awalnya ia pikir akan butuh waktu yang lumayan lama untuk membujuknya. Karena bagaiamanapun, putranya yang paling sombong ini bukanlah seseorang yang mudah menyerah.

Berarti benar, mencari pelatih yang cantik untuk melatihnya renang merupakan gerakan yang tepat! Cantik, sangat disukai, menawan, dan menarik. Nyonya Shen, yang memiliki jiwa gadis muda, terkikik hingga mata sipitnya berbinar dengan kilauan sinar yang berseri-seri yang seolah bisa mengisi langit dengan bintang-bintang.