Tetap saja, meski Dinda merasa Rizky tak perlu minta maaf padanya, Rizky masih merasa malu karena sikap Kania. Sampai saat ini, ia belum tau akan merespon pesan-pesan atau telepon Kania apa tidak.
"Kenapa? Rizky?" tanya Devin pada Dinda saat gadis itu sudah menutup teleponnya.
""Iya, dia minta maaf soal tadi di sekolah, Kak," jawab Dinda.
"Oh, dia nggak salah apa-apa, sih. Kan udah kakak bilang, si Kania aja yang resek," balas Devin.
"Yasudah lah, Kak. Mudah-mudahan hubungan mereka membaik. Kasian juga si Rizky, di hari pertamanya jualan, dia malah dibikin pusing sama masalah kaya gini," ujar Dinda.
Devin mengangguk mengiyakan pernyataan Dinda. Sepanjang malam, Dinda memikirkan mengapa Kania bisa berpikiran seperti itu padanya? Berinteraksi secar langsung saja jarang. Lalu, kenapa semudah itu Kania menuduhnya macam-macam?
Drrrtt ….
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com