webnovel

Sin of The Twin

"Fer, Tuhan sepertinya memanggilku lebih dulu. Tolong jaga papa dan mama, kamu jaga diri ya, Fer? Aku sangat menyayangi kalian semua," ujar Feli sambil memegang tangan kembaranya dengan nada lirih. Itulah kalimat terakhir yang Feli ucapkan pada Fera. Fera hanya terdiam dengan mata yang berkaca-kaca menggenggam tangan Feli yang hangat dan lemas. Kini Fera harus menjalani hidup sendiri menikmati canda tawa dan tangis tanpa Feli. Kepergian Feli sangat dirahasiakan dan hanya diketahui oleh keluarga dekat karna keputusan sang mama. Lalu bagaimana dengan Daffa? Kekasih Feli yang tidak tau kalau sang pacar telah pergi. "Semua ini terjadi karena salahku! Maka aku harus bertanggung jawab atas kepergian Feli!" "Apa yang harus aku katakan pada dunia dan Daffa?" "Bagaimana caranya aku menebus semua kesalahanku pada kembaranku Feli yang kini telah tiada?"

HoneyLemon5 · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
201 Chs

Tak Tinggal Diam

Tetap saja, meski Dinda merasa Rizky tak perlu minta maaf padanya, Rizky masih merasa malu karena sikap Kania. Sampai saat ini, ia belum tau akan merespon pesan-pesan atau telepon Kania apa tidak.

"Kenapa? Rizky?" tanya Devin pada Dinda saat gadis itu sudah menutup teleponnya.

""Iya, dia minta maaf soal tadi di sekolah, Kak," jawab Dinda.

"Oh, dia nggak salah apa-apa, sih. Kan udah kakak bilang, si Kania aja yang resek," balas Devin.

"Yasudah lah, Kak. Mudah-mudahan hubungan mereka membaik. Kasian juga si Rizky, di hari pertamanya jualan, dia malah dibikin pusing sama masalah kaya gini," ujar Dinda.

Devin mengangguk mengiyakan pernyataan Dinda. Sepanjang malam, Dinda memikirkan mengapa Kania bisa berpikiran seperti itu padanya? Berinteraksi secar langsung saja jarang. Lalu, kenapa semudah itu Kania menuduhnya macam-macam?

Drrrtt ….

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com