webnovel

Sin of The Twin

"Fer, Tuhan sepertinya memanggilku lebih dulu. Tolong jaga papa dan mama, kamu jaga diri ya, Fer? Aku sangat menyayangi kalian semua," ujar Feli sambil memegang tangan kembaranya dengan nada lirih. Itulah kalimat terakhir yang Feli ucapkan pada Fera. Fera hanya terdiam dengan mata yang berkaca-kaca menggenggam tangan Feli yang hangat dan lemas. Kini Fera harus menjalani hidup sendiri menikmati canda tawa dan tangis tanpa Feli. Kepergian Feli sangat dirahasiakan dan hanya diketahui oleh keluarga dekat karna keputusan sang mama. Lalu bagaimana dengan Daffa? Kekasih Feli yang tidak tau kalau sang pacar telah pergi. "Semua ini terjadi karena salahku! Maka aku harus bertanggung jawab atas kepergian Feli!" "Apa yang harus aku katakan pada dunia dan Daffa?" "Bagaimana caranya aku menebus semua kesalahanku pada kembaranku Feli yang kini telah tiada?"

HoneyLemon5 · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
201 Chs

Tak Kapok-kapok

"Vin! Maneh geus sadar?" (Vin kamu sudah sadar?) tanya Rafi saat melihat mata Devin terbuka perlahan.

"Fi! Bisa nggak sih tenang dulu?! Devin kan baru aja buka mata!" tegur Tasya yang juga berdiri di sebelahnya.

Rafi pun menatap sinis gadis yang tak disukai satu sekolah itu. Salah satu siswa anggota Palang Merah Kesehatan menghampiri Devin melalui kerumunan yang penasaran melihat bagaimana kondisi si cowok ganteng di sekolah tersebut.

"Permisi, ya? Permisi sebentar, saya periksa dulu," ucapnya siswa yang mengenakan baju bertuliskan PMR.

Ia pun mengeluarkan beberapa alat kesehatan guna memeriksa Devin. Ia berkata kalau kondisi cowok tersebut sudah baik-baik saja. Ia hanya kekurangan energi dan langsung terpapar sinar matahari hingga membuatnya pingsan.

"Sebelum berangkat ke sekolah, udah sarapan belum, Kak?" tanya salah satu siswi. Ini merupakan kesempatan emas baginya untuk berkomunikasi langsung dengan Devin.

"Belum," jawab Devin. Suaranya masih sedikit lemah.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com