)))))(((((
Sasuke memandangi tautan tangannya dengan Naruto. Dia sangat senang saat Naruto menggenggam telapak tangannya. Hangat dan erat. Telapak tangan Naruto lebih besar darinya. Kulitnya juga sedikit kasar. Tapi Sasuke sangat senang saat Naruto menggenggam tangannya. Dia akan senang jika saja Naruto mau mengajaknya jalan-jalan sambil terus menggengam tangannya. Semua orang pasti akan iri padanya dan mengatakan mereka adalah pasangan serasi. Iya kan?
" Kenapa kau senyum-senyum sendiri? "
Suara Naruto membuyarkan hayalan Sasuke. Sasuke menatap Naruto dengan wajah cemberut. Kesal.
" Kita sudah sampai, Sasuke. "
" Huh?! "
Sampai? Sampai kemana?
Sasuke melihat sekitarnya. Sejak kapan dia sudah sampai di depan pintu pagar rumahnya? Dan bagaimana Naruto tahu rumahnya? Tentu saja karena Sasuke selalu mampir ke panti asuhan tempat Naruto tinggal dan bermain di sana sampai hampir malam lalu memaksa Naruto untuk mengantarkannya pulang.
Ck! Sasuke berdecak kesal. Kenapa jarak panti asuhan ke rumahnya begitu dekat? Menyebalkan!
" Aku pulang dulu. "
" Naruto.. " Sasuke memanggil nama Si Pirang lirih.
Sasuke memandangi Naruto yang berbalik memunggunginya. Rasanya kebersamaannya dengan Si Pirang terlalu singkat. Sasuke ingin bersama Naruto lebih lama lagi. Tidak bisakah Naruto tinggal lebih lama lagi? Kalau bisa selamanya Sasuke ingin bersama Si Pirang.
Sasuke memandangi punggung Naruto yang melangkah pelan menjauhinya. Sasuke sangat berharap Naruto berbalik lalu kembali..
" Eh? "
Sasuke mengerjapkan matanya tidak percaya. Naruto benar-benar berbalik. Dan kembali menghampirinya.
" Naruto.. "
Sasuke tersenyum. Sangat bahagia. Apakah Naruto benar-benar akan menemaninya? Selamanya?
" Ada yang terlupa, Sasuke. "
Terlupa? Sasuke melihat sekitarnya. Tidak ada barang milik Naruto yang tercecer.
" Tidak ada.. "
Chuup!
" Huh? "
Sasuke merasa ada benda kenyal menempel di dahinya. Naruto mencium dahinya? Lagi? Deg-deg-deg! Sasuke merasa jantungnya berdebar kencang.
" Sampai jumpa besok, Sasuke. " Naruto tersenyum.
Sasuke terpesona melihat senyum di wajah tampan Naruto. Wajahnya terasa panas. Jantungnya berdebar semakin kencang.
Sasuke membeku di tempatnya berdiri. Dia sangat bahagia. Terlalu bahagia. Bahkan saat sosok Naruto menghilang di balik tikungan jalan, Sasuke masih berdiri di depan pintu pagar rumahnya.
" Waah!! "
Sasuke berteriak. Berlari masuk rumah melewati Itachi yang sedang menaruh sepatunya di rak tanpa menyapanya. Lagi.
Sasuke langsung lari ke kamarnya. Menguncinya.
" Aku dicium lagi!! "
Sasuke berteriak seperti orang gila sambil bergulingan di kasurnya.
Itachi segera keluar dan melihat ke depan rumah tapi tidak menemukan penyebab kelakuan janggal Sasuke.
" Sebenarnya apa yang terjadi pada Sasuke? " gumam Itachi.
" Aku hanya bertemu seseorang. Dia sangat baik dan memberikan ku makan siangnya. Lalu dia.. Dia.. Dia tadi mencium keningku.. "
Itachi ingat sekarang. Sasuke sedang jatuh cinta.
" Sial! "
Itachi kesal. Seseorang telah mencuri hati adik tersayangnya. Akankah adiknya akan segera dibawa pergi darinya? Itachi sungguh ingin bersama Sasuke lebih lama lagi. Dia tidak pernah merasa cukup dengan kebersamaannya dengan Sasuke.
Tapi..
Itachi memang harus berpisah dengan adiknya itu tidak lama lagi.
" Aku harus tahu siapa orang yang sudah membuat Sasuke jatuh cinta seperti orang gila! " tekad Itachi.
= _ =
Sasuke membantu Inojin mewarnai buku bergambar kebun binatang itu. Tangan lentiknya mewarnai gambar badak dengan hati-hati.
" Selesai. Sekarang kau mau warna apa untuk jerapahnya, Inojin? " tanya Sasuke pada bocah kecil itu setelah dia selesai mewarnai gambar badak dengan warna err.. hijau?
" Orens! Orens! " teriak bocah berambut blonde itu semangat.
" Baiklah. Orens. Ini akan menjadi jerapah orens yang sangat bagus. "
Sasuke segera mengambil krayon warna orens lalu mulai mewarnai gambar jerapah di buku mewarnai Inojin itu.
" Mewarnainya dilanjutkan besok ya, Inojin. Kak Sasuke harus segera pulang. Kau tidak mau kan Kak Sasuke di ganggu orang di jalan karena pulang kemalaman? " ucap Naruto.
" Tidak! Tidak ada yang boleh mengganggu Kak Sasuke! " ucap Inojin sambil menggeleng cepat.
" Kalau begitu ayo kita bereskan buku dan krayonmu lalu kita cuci tanganmu. Sebentar lagi makan malam. " ucap Naruto sambil memunguti krayon yang berserakan di lantai ruang tamu panti.
" Jangan! Kak Naruto mengantar Kak Sasuke saja. " Inojin mendorong Naruto ke arah Sasuke.
Sasuke tersenyum senang. Dia merasa Inojin sangat mengerti dirinya. Mungkin dia akan mengadopsi Inojin saat dia sudah menikah dengan Naruto nanti. Lagi pula rambut Inojin juga pirang seperti Naruto. Ah. Mereka bertiga pasti akan menjadi keluarga kecil yang sangat bahagia. Orang-orang pasti akan iri pada keluarga kecilnya..
" Jangan banyak berhayal. Ayo pulang. "
Sasuke cemberut. Naruto menghancurkan hayalan indahnya begitu saja.
" Kau menyebalkan! " Sasuke sangat kesal pada Naruto.
Naruto mengekori Sasuke yang berjalan dengan langkah menghentak keluar dari panti. Mereka melewati halaman panti yang ditaburi daun-daun momoji berwarna cerah menuju pintu pagar halaman panti. Suasana senja musim gugur mulai terasa dingin. Wajah cemberut Sasuke terlihat lebih pucat karena menahan hawa dingin. Meski begitu masih banyak orang-orang berlalu lalang di trotoar di sore yang dingin ini. Sasuke menggigil. Urgh! Dia paling tidak suka cuaca dingin.
Langkah Sasuke terhenti saat Naruto memegang pundaknya dan menariknya hingga mereka berhadapan.
" Apa?! " teriak Sasuke sambil menatap Naruto tajam.
Naruto menutupkan tudung jaket marun ke kepala berambut biru gelap Sasuke. Wajah putih berbingkai rambut biru gelap itu terlihat kontras dengan warna merah jaket itu.
" Manis. " puji Naruto.
Blush! Sasuke merona. Wajah putihnya menjadi merah.
" Terima kasih. "
Sasuke mengerjap. Itu bukan suaranya. Sasuke mendelik kaget saat ada gadis berkedip genit pada Naruto sementara Naruto tersenyum tidak jelas. Apa-apaan itu?!
BUGH!
" Aww! " Sasuke memukul pundak Naruto yang membuat Naruto mengaduh.
Kesal. Sasuke berjalan dengan langkah menghentak meninggalkan Naruto.
GREP!
Langkah Sasuke tertahan saat Naruto menggenggam tangannya. Sasuke memandangi telapak tangannya yang digenggam erat oleh Naruto saat mereka berjalan di sisi jalan yang ramai. Hangat.
Kekesalan Sasuke langsung lenyap begitu saja. Sasuke tersenyum.
" Sasuke? Kau sedang senang? " tanya Naruto saat melihat senyum di bibir Sasuke sepanjang perjalanan mereka.
Senyum Sasuke lenyap saat Naruto melepaskan tangannya dari genggaman tangannya yang hangat. Kenapa dilepas?
GYUUT!
Sesaat kemudian Sasuke merasa tubuhnya menjadi hangat. Naruto memeluknya erat. Lagi-lagi wajahnya memanas. Malu tapi suka.
" Aku menyayangimu, Sasuke.. "
Ucapan lirih itu berefek begitu besar pada Sasuke. Tubuhnya membeku. Dadanya berdebar begitu kencang. Dan Sasuke merasa dirinya akan terbang karena terlalu bahagia. Naruto menyayanginya. Bukankah itu sangat hebat? Sasuke tersenyum bahagia dalam pelukan Naruto. Begitu hangat. Begitu bahagia. Seandainya Naruto bisa terus memeluknya seperti ini.
Sasuke kesal saat Naruto melepaskan pelukannya.
" Cepatlah masuk dan hangatkan dirimu. " Naruto membelai pipi putih Sasuke yang terasa dingin di ujung jemarinya.
Sasuke menatap Naruto yang juga sedang menatapnya sambil tersenyum. Si Pirang terlihat sangat tampan saat tersenyum lembut seperti itu. Sasuke terpesona hingga wajahnya memanas. Warna merah merajai wajah putihnya..
Naruto terpesona dengan kecantikan wajah putih dengan semburat merah itu. Dia bahkan tidak bisa menahan dirinya untuk membungkuk, mendekatkan wajahnya dan..
Chuup!
Hanya beberapa detik bibir Naruto mengecup keningnya dan membuat Sasuke sangat bahagia.
" Sampai jumpa besok. "
Salam perpisahan itu penutup kebersamaan Sasuke dengan Si Pirang tercintanya. Sasuke kesal. Dia ingin bersama Naruto lebih lama. Sebenarnya dia ingin bersama Naruto selamanya.
Sasuke memandangi punggung Naruto yang kian menjauh. Berharap Si Pirang akan berbalik dan kembali untuk mencium keningnya. Atau untuk tinggal bersamanya, menghabiskan malam berdua bersamanya. Tapi tidak. Si pirang tidak berbalik hingga sosoknya menghilang di belokan jalan.
" Kau menyukai Bocah Pirang itu? Sasuke? "
Sasuke tersentak mendengar pertanyaan dari suara yang sangat di kenalnya itu. Dia berbalik dan mendapati sepasang mata kelam Itachi menatapnya tajam. Sasuke mundur tanpa sadar. Rasa takut menyelinap ke dalam dirinya. Kakaknya tidak pernah menatapnya seperti seorang yang sedang melakukan sebuah kejahatan seperti sekarang.
" Kak Itachi.. Dia itu.. "
" Naruto, anak yatim piatu yang tinggal di panti Asuhan Distrik Konoha. Umurnya 13 tahun dan kelas VIII SMP Konoha. Dia adalah anak tertua di panti asuhan itu karena hingga kini tidak ada orang yang mau mengadopsinya. "
Sasuke mengerjab kaget mendengar informasi tentang Naruto dari mulut kakaknya itu. Sasuke bahkan baru tahu semua itu sekarang. Bagaimana mungkin tidak ada yang mau mengadopsi Naruto? Naruto itu sangat tampan, baik hati dan juga..
" Sasuke! Apa benar itu? "
Suara galak Itachi membuat Sasuke tersadar dari pesona bayangan Naruto.
" Huh? Benar? Apa yang benar? " tanya Sasuke linglung.
" Aaargghhh! " Itachi meremas rambut panjangnya kesal. Apakah jatuh cinta membuat otak adiknya jadi bodoh?
= _ =
Naruto baru saja keluar dari gerbang sekolah saat ada seorang pemuda berambut panjang di ikat di belakang yang memakai seragam SMA menghampirinya.
" Aku ingin bicara berdua denganmu. " ucap pemuda berambut panjang itu lalu pergi begitu saja setelah memberi isyarat untuk mengikutinya.
Mereka berdua duduk berhadapan di bangku taman tidak jauh dari sekolah Naruto. Naruto mengamati pemuda yang duduk di hadapannya dan hanya dibatasi meja bundar kecil di hadapannya. Mulai dari rambut hitam lurusnya yang dikuncir. Kulitnya yang putih dan wajahnya yang..
Tunggu dulu! Kenapa wajah pemuda di depannya itu mirip dengan wajah..
" Aku Itachi, kakak dari Sasuke. "
Pantas saja wajahnya sangat mirip, batin Naruto sambil ber-oh ria. Eh? Kakak dari Sasuke? Kenapa kakak dari Sasuke menemuinya? Apakah Sasuke sudah menceritakan hubungannya dengan dirinya? Apakah kakak Sasuke itu datang untuk menyuruhnya memutuskan hubungannya dengan Sasuke dan menjauhi Sasuke? Tunggu! Memangnya dirinya dan Sasuke punya hubungan apa? Dirinya memang menyukai sosok cantik itu. Tapi dia kan belum berani menyatakan perasaannya?
" Aku menemuimu hanya untuk menitipkan Sasuke padamu. "
" Huh?! " Naruto mengerjabkan matanya kaget. Dan juga bingung.
" Kenapa Kakak mau menitipkan aku pada Naruto? "
Naruto bingung karena ada suara yang menyuarakan pikirannya. Naruto menoleh dan melihat Sasuke berdiri di samping Itachi. Kedua tangan Sasuke meremas lengan kakaknya dengan gestur gelisah. Sasuke menatap kakaknya dengan sorot mata takut dan cemas.
" Memangnya Kak Itachi mau meninggalkanku? Apakah Kak Itachi akan pergi? " tanya Sasuke dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
" Apakah Kakak akan meninggalkanku bersama Papa? Papa bahkan tidak pernah mau melihat ke arahku. Apakah kakak tega membiarkanku bersamanya? "
Naruto tersentak kaget saat melihat air mata yang jatuh di wajah Sasuke. Naruto segera berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangannya pada Sasuke, mencoba merengkuhnya tapi Sasuke menepisnya. Sasuke bahkan tidak melihatnya sedikit pun dan terus melihat ke arah kakaknya dengan mata kelamnya yang terus mengalirkan air mata.
" Jangan pergi Kak.. Jangan tinggalkan aku.. "
Hati Naruto berdenyut sakit melihat wajah Sasuke yang terlihat begitu cemas dan juga ketakutan. Naruto segera menarik Sasuke dengan paksa dan merengkuh tubuh langsing itu ke dalam dekapannya. Naruto menatap Itachi dengan perasaan geram. Naruto mengerjap kaget saat melihat Itachi tersenyum saat melihatnya memeluk Sasuke yang masih terus menangis. Naruto semakin tidak mengerti saat Itachi pergi begitu saja, mengabaikan Sasuke yang masih meraung memanggil kakaknya dengan air mata bercucuran.
= _ =
Naruto memandangi wajah Sasuke yang terlihat begitu sedih. Bahkan air mata tidak henti-hentinya mengalir dari kedua mata kelamnya dan membasahi pipinya meski berkali-kali Itachi mengusapnya dengan tangannya. Meski begitu, di mata beriris biru Naruto, Sasuke tetap saja terlihat sangat cantik. Membuat dirinya selalu merasa kagum dan terpesona saat melihatnya. Pipi putihnya yang halus saat disentuh, hidung mungilnya yang mancung yang berbentuk indah, juga bibir mungil yang terlihat seperti kelopak mawar merah muda. Dan wajah putih itu dibingkai dengan rambut gelapnya yang tergerai lembut di kedua sisi wajahnya, membuat Sasuke terlihat begitu cantik dan mempesona. Sampai saat ini Naruto masih tidak percaya bahwa Sasuke adalah seorang anak lelaki meski Itachi mengatakannya berkali-kali padanya saat pemuda itu menemuinya untuk kedua kalinya dua hari yang lalu.
Naruto sedang membuang sampah saat dia melihat Itachi memasuki pintu pagar panti asuhan. Naruto segera menghampirinya dan mengajaknya bicara di kedai ramen di seberang jalan. Naruto memakan ramennya sambil sesekali memandang Itachi yang hanya duduk diam sambil mengaduk ocha hangatnya. Naruto segera memakan ramennya dengan cepat karena mengira Itachi menunggunya menghabiskan ramennya untuk bicara.
" Apa kau menyukai adikku? " Itachi bertanya tepat pada saat Naruto meletakkan sumpitnya di atas mangkok yang membuat Naruto hampir tersedak. Cepat-cepat dia meminum jus jeruknya untuk melegakan kerongkongannya.
" Apa kau menyukai Sasuke? " tanya Itachi sekali lagi. Tatapan matanya menatap Naruto, menelisik setiap ekspresi yang ditunjukkan Naruto yang membuat bocah pirang itu merasa gugup.
" Apakah begini rasanya kalau sedang berhadapan dengan calon mertua? " batin Naruto.
" Iya. Tentu saja aku suka pada Sasu.. "
" Maksudku apa kau jatuh cinta pada Sasuke? " sahut Itachi cepat, memotong ucapan Naruto.
Naruto merasa wajahnya tiba-tiba memanas. Apakah dia jatuh cinta pada Sasuke? Pertanyaan itulah yang selalu berkutat di otaknya sejak dia bertemu dengan Sasuke pertama kali dulu. Wajah Sasuke selalu terbayang di pelupuk mata saat dia memejamkannya, jantungnya berdebar lebih kencang saat berdekatan dengan sosok cantik itu, dan dia ingin selalu bertemu dan melihat Sasuke setiap ada kesempatan.
" Aku rasa aku memang jatuh cinta padanya.. " Itulah kesimpulan Naruto setelah menelaah setiap fakta dan juga semua yang dirasakannya untuk Sasuke.
" Apa kau seorang gay? "
" Huh?! " Naruto melongo. Bingung. Gay? Benarkah Itachi baru saja menanyakan bahwa..
" Aku tanya sekali lagi apakah kau ini gay, lelaki yang menyukai lelaki lainnya? " Itachi semakin tidak sabar.
" Apa tahu apa itu gay. Tapi kenapa kau bertanya hal itu padaku? " tanya Naruto yang masih tidak mengerti.
" Kau baru saja bilang kalau kau jatuh cinta pada Sasuke. Dan terakhir kali aku cek adikku itu masih 100% lelaki. Jadi aku bertanya sekali lagi apakah kau ini gay? "
Pertanyaan Itachi tempo hari itu masih terus bergelut di dalam pikiran Naruto hingga saat ini. Naruto tidak pernah punya keinginan untuk menjadi seorang gay. Demi Tuhan! Masih banyak wanita cantik dan manis di dunia ini hingga dia merasa tidak masuk akal jika seorang lelaki harus menyukai sesama lelaki. Dan lagi pula itu adalah perbuatan dosa. Tapi apa kenyataannya? Dirinya malah jatuh cinta pada Sasuke yang ternyata adalah seorang lelaki.
Demi Tuhan, Naruto selalu mengira Sasuke itu adalah seorang gadis. Bagaimana tidak? Saat dia pertama kali bertemu dengan Sasuke, sosok cantik itu sedang menangis terisak-isak sambil bersembunyi di dalam pipa gorong-gorong di taman. Hoodie birunya yang panjang selutut dengan tudung berhias telinga kucing yang dikenakan Sasuke saat itu membuat Sasuke terlihat benar-benar manis. Bahkan Naruto berpikir Sasuke adalah gadis termanis yang pernah dia temui selama hidupnya.
" Haah.. " tanpa sadar Naruto menghela nafas lelah dengan semua pemikirannya itu
" Jangan pergi Kak Itachi.. Hiks-hiks.. "
Isak tangis Sasuke menyadarkan Naruto dari lamunannya. Dia menoleh ke arah Sasuke yang masih memeluk tubuh Itachi dengan erat, tidak mau melepaskan kakaknya meski panggilan dari petugas kereta yang akan ditumpangi Itachi terdengar dari pengeras suara sudah terdengar sejak tadi.
" Ibukota hanya 2 jam naik kereta Sasuke. Aku juga akan pulang tiap minggunya untuk menjengukmu. Jadi aku mohon jangan menangisiku seakan aku akan pergi kuliah ke luar negeri. " ucap Itachi lelah.
" Naruto.. Tolonglah.. " ucap Itachi memelas.
Naruto segera meraih tangan Sasuke lalu menariknya hingga Itachi bisa melepaskan diri dari adik lelakinya itu.
" Kak Itachii! " Sasuke mencoba meraih tangan Itachi tapi Naruto segera merengkuh Sasuke ke dalam dekapannya.
" Jangan berulah lagi, Sasuke. Atau aku akan mencium bibirmu sekarang juga. "
Bisikan Naruto itu langsung membuat Sasuke terdiam. Wajah Sasuke perlahan menjadi merah saat menyadari dirinya ada dalam pelukan Naruto. Sasuke sangat malu membayangkan Naruto menciumnya di tengah stasiun yang penuh sesak dengan para penumpang ini. Naruto sendiri sangat malu ketika sadar dengan apa yang baru saja diucapkannya pada Sasuke hingga wajahnya merah padam.
" Berani sekali kau memeluk Sasuke dengan begitu mesra di depanku. " Suara dingin Itachi membuat Naruto segera melepaskan pelukannya. Tapi Naruto segera meraih dan menggenggam telapak tangan Sasuke.
" Aku tidak percaya akan mengatakan ini padamu.. Tolong jaga adikku, Naruto. " ucap Itachi tidak iklas.
" Tentu. "
Jawaban singkat Naruto itu membuat Sasuke merasa bagaikan mendapatkan Naruto itu sendiri. Sasuke sangat bahagia.
Itachi mendecih kesal melihat Sasuke tersenyum bahagia. Cepat sekali mood adiknya berubah.
" Baru saja dia menangisi kepergianku, sekarang sudah senyum-senyum tidak jelas. Dasar bocah labil. " batin Itachi.
Tak urung Itachi menghampiri Sasuke dan mencium kening putih adiknya itu selama beberapa saat.
" Aku pergi, Sasuke. " ucapnya lalu berbalik dan pergi menuju keretanya.
Naruto menggenggam telapak tangan Sasuke dengan erat. Mereka memandang sosok Itachi yang berjalan menuju kereta yang sudah akan berangkat membawanya ke Ibukota, tempat Universitas Negara yang telah menerimanya sebagai mahasiswa sebagai mahasiswanya tanpa test masuk karena prestasinya.
Sasuke kembali merasa tidak rela melihat sosok kakaknya yang kian menjauh. Sasuke tetap tidak ingin kakaknya pergi. Sasuke membutuhkan Itachi. Itachi yang selama ini merawatnya ketika sakit dan membuatkan makanan untuknya setiap hari serta memberinya kasih sayang saat ayahnya tidak pernah sekalipun perduli padanya. Itachi juga yang melindungi dan menjaganya serta menyelesaikan semua masalah yang dihadapinya seperti seorang papa baginya saat papanya tidak pernah mau melihat ke arahnya. Itachi adalah segalanya bagi Sasuke.
" Sudah ada Naruto yang menjagamu kan? " jawab Itachi saat Sasuke memohon agar kakaknya itu tidak pergi.
Meski ada Naruto yang kini ada di sampingnya tapi Sasuke juga ingin kakaknya selalu bersamanya. Sasuke ingin terus bersama kedua orang yang sangat disayanginya itu. Sasuke tahu hal itu disebut serakah dan merupakan perbuatan dosa. Tapi bukankah wajar jika Sasuke ingin terus bersama kakaknya dan juga Naruto, kedua orang yang sangat disayanginya?
TBC