)))))(((((
" Tidak.. Aku mencintaimu.. Aku sangat mencintaimu.. Sasuke.. " bisik Naruto. Naruto begitu lega saat mengucapkan cintanya. Perasaan tertekan yang memenuhi rongga dadanya selama ini terasa terangkat dari dadanya. Naruto tahu apa yang dirasakannya adalah dosa dan terlarang. Tapi dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri lebih lama lagi. Dia memang mencintai Sasuke. Sangat mencintainya.
Naruto memandangi wajah Sasuke yang masih tampak tertidur lelap. Sudah lama Naruto tidak bertemu dengan Sasuke dan melihat wajah manis pemuda itu dari jarak sedekat ini. Terakhir kali Naruto melihat wajah Sasuke dari dekat adalah saat perpisahannya dengan Sasuke karena harus pergi ke kediaman keluarga Hyuga sebelum pernikahannya dengan Hinata. Kini Naruto bisa memandangi wajah cantik Sasuke setelah bertahun-tahun hanya bisa melihatnya dari kejauhan.
Sasuke terlihat sangat cantik. Kulitnya masih seputih yang Naruto ingat. Rambutnya yang berwarna gelap terasa lembut saat Naruto membelainya. Dan saat Naruto memandangi wajah Sasuke lekat-lekat, perhatian Naruto langsung terpusat pada bibir Sasuke. Bibir tipis itu kini tidak lagi pucat dan berwarna lebih cerah. Tanpa sadar Naruto mendekatkan wajahnya dan mencium bibir yang terlihat menggoda itu.
Chuu!
Naruto tersentak dan langsung mundur menjauhi ranjang Sasuke. Naruto merasa jantungnya berdebar sangat kencang. Ada perasaan bahagia membuncah dari dalam dadanya saat dia mencium Sasuke. Ciuman itu hanya berupa sentuhan ringan antara bibirnya dengan bibir Sasuke, tanpa lumatan atau pun jilatan. Tapi entah kenapa sentuhan seringan itu berdampak begitu besar pada Naruto. Itu bukan ciuman pertama yang dilakukannya pada Sasuke, bukan pula ciuman panas penuh nafsu dan birahi saat sesi bercinta. Tapi ciuman itu terasa luar biasa.
Apakah karena kini dirinya telah menerima perasaan cintanya pada Sasuke? Apakah sebegitu besar rasa cintanya itu mempengaruhi responnya pada Sasuke? Naruto menjadi sangat takut dirinya tidak bisa menahan diri dan melakukan hal di luar batas pada Sasuke jika berada terlalu dekat dengan pemuda itu.
" Naruto.. "
Naruto baru saja akan berjalan menuju pintu kamar inap Sasuke saat mendengar panggilan lirih Sasuke. Naruto berbalik dan mendapati Sasuke kini telah bangun dari tidurnya dan duduk. Sasuke memandangnya dengan matanya yang terlihat agak merah.
" Naruto.. Jangan pergi.. Aku takut.. " Sasuke kembali memanggil Naruto yang tidak juga mendekat ke arahnya.
" Aku takut Hyuga itu menangkapku lagi.."
Saat mendengar ucapan Sasuke, Naruto langsung berjalan cepat menghampiri ranjang tempat Sasuke berbaring dan duduk di tepinya, tepat di hadapan Sasuke.
" Jadi benar Tuan Hiashi yang menculikmu?! " tanya Naruto dengan perasaan marah.
" Dia menculikku.. Lalu dia membunuh Kimimaru dengan meledakkan rumah sakitnya di depan mataku.. "
Naruto sangat kaget mendengar apa yang diucapkan Sasuke. Naruto langsung mengerti orang bernama Kimimaru yang dibicarakan Sasuke adalah dokter pemilik rumah sakit yang menjadikan Sasuke sebagai simpanannya. Yang tidak Naruto mengerti adalah, kenapa Hiashi, mantan ayah mertuanya itu sampai membunuh Kimimaru dan bahkan meledakkan rumah sakitnya?
" Kemudian.. anak Hyuga.. lelaki itu menyekapku lalu memperkosaku bersama puluhan anak buahnya.."
Mata Naruto tersentak kaget mendengar Neji memperkosa Sasuke. Dan tidak hanya itu. Neji memperkosa Sasuke bersama anak buahnya. Kemarahan Naruto langsung mencapai titik puncak detik itu juga. Seluruh tubuh Naruto langsung terasa panas karena terbakar api kemarahan saat membayangkan Sasuke di-gangrape oleh Neji dan para anak buahnya. Naruto tahu dengan pasti bahwa para pengawal Neji berisi orang-orang yang kebanyakan berasal dari mantan anggota militer. Mereka orang-orang yang sangat kasar dan kejam.
" Akan aku bunuh Neji! Demi Tuhan! Aku akan mencincang tubuhnya sampai tidak ada yang bisa mengenalinya lagi sebagai manusia! " teriak Naruto murka.
" Aku mohon jangan, Naruto.. Bawa saja aku pergi dari kota ini.. Atau ke luar negeri.. Aku takut Hyuga itu masih mencariku.. Aku takut Hyuga itu menangkapku lagi.. Aku tidak mau Hyuga itu menyentuhku lagi.. " pinta Sasuke dengan suara ketakutan.
Tubuh kurus Sasuke terlihat gemetar. Air matanya mengalir membasahi kedua pipi putihnya. Melihat keadaan Sasuke yang tampak begitu ketakutan, tanpa sadar Naruto langsung merengkuh tubuh Sasuke lalu memeluknya erat.
" Jangan takut Sasuke.. Aku ada di sini. " ucap Naruto sambil mengelus punggung Sasuke, mencoba menenangkan pemuda yang tampak ketakutan itu.
" Tapi kau selalu pergi.. Kau selalu meninggalkanku.. " ucap Sasuke sambil meremas kemeja yang dikenakan Naruto.
" Mulai sekarang aku akan selalu ada di sampingmu Sasuke. Aku akan selalu bersamamu. " jawab Naruto.
Mendengar ucapan Naruto, Sasuke mendorong tubuh Naruto sehingga pelukan mereka terlepas. Sasuke mendongak, memandangi wajah Naruto lekat-lekat.
" Benarkah? Benarkah kita akan selalu bersama-sama? " tanya Sasuke sambil memandang Naruto, seakan mencari kebohongan di dalam sepasang mata biru Naruto.
" Aku bersumpah. Mulai saat ini aku akan selalu ada di sampingmu, Sasuke. Kita akan selalu bersama mulai sekarang. " jawab Naruto dengan penuh kesungguhan.
Sasuke tersenyum mendengar jawaban Naruto itu. Dia segera memeluk tubuh Naruto dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang lelaki pirang itu. Naruto tersenyum melihat sikap manja Sasuke itu. Dia bahagia bisa melihat senyum di wajah Sasuke yang kini merona merah meski Sasuke berusaha menyembunyikan wajahnya. Benar-benar menggemaskan.
)))(((
Sementara itu, Itachi dan Shikamaru masih sibuk mencari keberadaan Sasuke. Mereka bahkan telah mencari di rumah orang tua Sasuke dan Itachi di Konoha dan juga di setiap sudut kota Konoha dimana Sasuke terlihat terakhir kali di kamera cctv yang dipasang oleh anak buah Sasuke yang diletakkan di seberang jalan di depan rumah keluarga Sasuke untuk memata-matai Naruto. Itachi dan Shikamaru sangat kesal karena setiap kali mendapat petunjuk dimana keberadaan Sasuke, mereka selalu terlambat dan mendapati tempat kosong dan hanya meninggalkan bekas-bekas penyekapan.
" Mereka sangat pintar karena selalu memindahkan tempat penyekapan Sasuke setiap beberapa hari. " ucap Shikamaru kesal.
" Hyuga itu! Aku benar-benar akan menghancurkan mereka sampai ke akar-akarnya! Meskipun dengan menggunakan tanganku sendiri! " teriak Itachi yang benar-benar cemas pada Sasuke yang sudah berada di dalam sekapan Hyuga selama lebih dari dua minggu.
Ring-Ring!
Bunyi dering ponsel menghentikan kemarahan Itachi. Lelaki tinggi itu segera menyambar ponselnya dan menekan tombol jawab setelah melihat nama Raikage di layar ponselnya sebagai ID caller-nya.
" Hallo selamat siang, Tuan Raikage. "
" Uchiha. Kau sudah melihat berita hari ini? Kau pasti gembira kan? " tanya Raikage dengan suara antusias.
" Berita? " Itachi bertanya sambil melihat ke arah Shikamaru dengan tatapan yang seakan bertanya apa Shikamaru mengetahui berita penting yang belum disampaikan padanya. Shikamaru hanya mengangkat bahu sebagai jawaban namun dia segera mencari remot TV.
" Maaf aku belum melihat berita hari ini. Aku baru saja mendatangi tempat penyekapan Sasuke. Namun kelihatannya tempat itu sudah kosong sejak beberapa hari yang lalu. " jawab Itachi dengan suara yang terdengar sedih.
Shikamaru segera menyalakan TV lalu segera memindah-mindah chanel TV mencari saluran berita. Akhirnya dia menghentikan jarinya yang memencet tombol saat melihat berita yang menampilkan sekelompok wartawan dan orang-orang sedang berkerumun di depan sebuah kantor yang memasang papan nama besar bertuliskan Hyuga Corp. di depannya.
" Orang-orang dan para awak media sedang berkerumun di depan kantor perwakilan Hyuga corp. untuk mengkonfirmasi skandal pernikahan kontrak Hinata Hyuga, putri keluarga Hyuga. Banyak rumor dan kabar burung yang mengatakan bahwa pernikahan Hinata dengan seorang pemuda yatim piatu yang bahkan tidak memiliki marga itu adalah sebuah pernikahan kontrak yang dilakukan hanya untuk mendapatkan keturunan untuk mewarisi kekayaan keluarga Hyuga. Pemuda itu bahkan segera dibuang dari keluarga Hyuga saat Hinata tewas karena kecelakaan setahun yang lalu. Seorang pegawai rumah sakit tempat pemuda yang merupakan duda dari mendiang putri Hyuga itu bahkan dengan antusias membenarkan bahwa pemuda itu memang pernah dirawat di rumah sakit itu selama sebulan sebelum ada yang memindahkannya ke rumah sakit lain yang tidak mereka ketahui.
Selain itu Hyuga corp juga sedang dilanda masalah dengan adanya teror yang berupa virus komputer yang menyusup dan menyerang komputer pusat yang berfungsi untuk mengendalikan mesin di pabrik-pabrik milik perusahaan raksasa itu di Amerika dan membuat semua proses produksi menjadi kacau. Dan semua masalah yang terjadi di perusahaan dan kehidupan keluarga Hyuga saat ini pun mulai mempengaruhi perusahaan Hyuga corp. yang mulai kehilangan kepercayaan dari para pemegang sahamnya. Hampir secara bersamaan para pemegang saham Hyuga corp. melepaskan sahamnya hingga menyebabkan anjloknya harga saham perusahaan itu. "
Itachi dan Shikamaru menyeringai puas melihat berita itu. Ternyata Raikage benar-benar memenuhi janjinya untuk menghancurkan perusahaan milik keluarga Hyuga itu.
" Tuan Raikage sangat hebat. Lihat itu. Bahkan Si Tua Hyuga itu terlihat pucat. " ucap Itachi sambil melihat sosok Hiashi Hyuga yang sedang dikerumuni para awak media di layar TV.
" Perusahaan Hyuga selalu menerapkan teknologi terbaru untuk seluruh pabrik-pabriknya. Itu merupakan keunggulan dan juga kelemahannya. Di jaman teknologi seperti sekarang, orang yang memiliki teknologi paling canggih lah yang paling kuat. Tapi orang yang memiliki uang untuk membeli pemilik teknologi itulah yang selalu menjadi pemenang. Hahaha! " tawa Raikage terdengar lantang.
" Dan saya yakin saat ini Tuan Raikage sudah mendapatkan piala kemenangan itu kan? " jawab Itachi sambil menyeringai saat melihat layar tablet Shikamaru yang memperlihatkan indeks harga saham yang memperlihatkan harga saham Hyuga corp. mencapai titik terendah selama 10 tahun terakhir.
" Yap. 60 % saham Hyuga corp. sudah ada di tanganku. Itu artinya, aku telah memasang tali kekang di leher Si Tua Hyuga hingga dia harus mematuhi perintahku. Hahaha. " Raikage terdengar begitu puas.
" Itu berita bagus untukmu Tuan Raikage. Tapi aku masih harus berusaha mencari jejak adikku. Hyuga muda itu benar-benar ahli dalam bermain kejar-kejaran dan bersembunyi. " ucap Itachi sambil menghela nafasnya.
" Apa kau mau aku memaksa Hyuga Tua itu mengatakan tempat persembunyian anaknya? " tawar Raikage.
" Tidak Tuan. Apa yang sudah Tuan Raikage lakukan sudah lebih dari cukup. Dan saya tidak mau Tuan Raikage membuka rahasia Tuan Raikage di depan Hyuga Tua itu dan membahayakan posisi Tuan Raikage di masa depan. Saya akan menyelesaikan masalah saya dan menemukan adik saya secepatnya. " jawab Itachi cepat. Dia tidak mau berhutang budi lebih banyak lagi pada Raikage.
" Apa kau yakin? " tanya Raikage lagi.
" Saya yakin Tuan. Lagi pula saya yakin Hyuga muda itu tidak akan membunuh adik saya. Saya hanya harus menemukan tempat persembunyiannya dan membunuhnya dengan tangan saya sendiri. " jawab Itachi sambil menahan amarahnya.
Tentu saja Itachi marah saat selalu melihat bekas tempat tidur yang menguarkan aroma Sasuke bercampur sperma di setiap tempat penyekapan milik Hyuga yang dia datangi. Meskipun Itachi tahu Sasuke pernah bekerja sebagai pelacur dan menjadi simpanan lelaki kaya namun Itachi tidak bisa mengubah itu karena sudah berlalu. Tapi saat dia membayangkan Sasuke diperkosa dan dipaksa melayani pemuda Hyuga itu adalah perkara yang berbeda.
Itachi tidak akan pernah terima jika Sasuke diperlakukan seperti budak sex oleh pemuda Hyuga atau siapa pun itu selama dia ada dan bisa melindungi Sasuke. Itachi sudah merasa gagal sebagai kakak yang seharusnya bisa melindungi Sasuke saat adiknya itu berhasil diculik oleh Hyuga. Namun Itachi tidak akan berhenti dan menangisi kegagalannya itu. Itachi bersumpah, selama dia masih hidup, Itachi berusaha sekuat tenaga untuk menemukan dan menyelamatkan Sasuke. Setelah itu dia akan membalas para penculiknya atas semua kejahatan yang telah mereka lakukan pada Sasuke.
)))(((
Di suatu pulau, ada sebuah kapal penumpang yang baru saja berlabuh. Para penumpangnya segera berdesakan keluar dari kapal untuk mencari kendaraan yang akan mereka gunakan untuk mengantar mereka menuju tempat tujuan mereka masing-masing. Di antara para penumpang itu terdapat seorang lelaki muda berambut pirang yang berjalan keluar menuju deretan taksi yang berjajar menunggu penumpang di depan pelabuhan. Dia adalah Naruto.
Naruto menjadi pusat perhatian hampir semua orang yang ada di pelabuhan itu karena dia berjalan dengan menyandang tas ransel besar di punggungnya sambil membopong lelaki muda berambut hitam yang tampaknya sedang tertidur lelap yang tidak lain adalah Sasuke. Semua mata memandangi Naruto saat dia memasuki taksi yang sudah dibukakan pintunya oleh supir taksi dan duduk di dalam kabin penumpang sambil terus membopong Sasuke yang tampaknya masih tidur lelap. Naruto hanya tersenyum melihat Sasuke yang tetap tertidur pulas dan tidak terganggu sedikit pun dengan suasana ramai di sekitarnya atau pun pandangan heran semua orang.
Naruto meminta supir itu mengantarnya ke sebuah resort yang ada di pulau itu. Setelah check in, Naruto membawa Sasuke ke salah satu dari puluhan pondok kecil di pinggir pantai milik resort itu diiringi seorang wanita pegawai resort. Naruto membawa Sasuke memasuki salah satu pondok yang sedikit terpisah dari pondok lainnya setelah pegawai itu membukakan pintunya. Setelah menyerahkan kunci pintu dan menginformasikan bahwa makan malam akan diantarkan saat senja, wanita pegawai itu pergi, meninggalkan Naruto yang masih membopong Sasuke sambil tersenyum-senyum dengan wajah merah.
" Anak muda jaman sekarang.. Dengan begitu mudah pamer kemesraan begitu. Jadi ingat masa muda. Hihihi. " gumam wanita itu sambil terkikik.
Sementara itu Naruto segera membaringkan Sasuke di ranjang besar yang ada di pondok itu dengan hati-hati agar Sasuke tidak terganggu tidurnya. Setelah menyelimuti Sasuke dan memastikan Sasuke nyaman, Naruto memeriksa ruangan pondok itu. Ada ranjang besar dan luas yang kini ditempati Sasuke, satu set sofa dengan meja rendah dan juga TV plasma yang tertempel di dinding. Di bawahnya ada rak yang berisi pemutar video lengkap dengan jajaran cd dan kaset video. Di sudut ruangan terdapat kulkas kecil berisi berbagai minuman dan makanan ringan. Lalu terdapat pintu yang ternyata adalah pintu kamar mandi saat Naruto membukanya.
" Pondoknya sudah lebih bagus dari pada saat aku datang kemari bersama teman-teman waktu itu. " gumam Naruto senang.
" Sebaiknya aku mandi dulu. " putus Naruto saat dia menyadari tubuhnya terasa lengket dan gerah.
Mungkin karena lamanya perjalanan mereka dari pulau utama ke pulau terpencil ini yang begitu tegang dan melelahkan yang membuat Naruto merasa begitu lelah. Bagaimana tidak? Naruto dan Sasuke berasa seperti penjahat yang sedang bersembunyi dari polisi yang mengejarnya meski sebenarnya orang jahat bernama Neji dan anak buahnya lah yang mengejar Sasuke untuk menangkap dan menculiknya lagi.
Naruto heran dengan kejelian dan kecepatan para anak buah Neji yang selalu saja bisa mengikuti kemana pun taksi yang dia naiki bersama Sasuke melaju meskipun mereka sudah menyuruh supir taksi itu untuk mengebut atau melewati jalan tikus untuk menghindari para pengejar itu. Bahkan Naruto yakin mereka bahkan sudah tahu jika taksi yang mereka tumpangi itu menuju ke pelabuhan.
" Semoga mereka tidak tahu tujuan kapal yang aku dan Sasuke naiki. " harap Naruto.
Mengingat semua itu Naruto menjadi semakin panas dan gerah.
" Aku benar-benar butuh mandi. " ucap Naruto sambil mengusap keringat di keningnya.
Naruto meletakkan ponsel dan dompetnya di atas meja lampu yang ada di samping ranjang. Setelah itu dia memasuki kamar mandi. Tidak berapa lama kemudian ponsel Naruto berbunyi pertanda ada notifikasi yang masuk. Sasuke langsung membuka mata saat mendengar bunyi ponsel itu. Sasuke meraih ponsel itu dan membukanya lalu mengetik pesan. Setelah mengirim pesan dan menghapus riwayat pengiriman, Sasuke mengembalikan ponsel Naruto itu kembali ke tempatnya semula kemudian kembali berbaring. Tak lama kemudian Sasuke kembali terlelap dalam tidurnya.
Sementara itu di Kota Konoha, Shikamaru tampak mengernyitkan dahinya saat membaca sebuah pesan yang baru masuk ke ponselnya. Pesan itu berasal dari nomor yang tidak dikenalnya sama sekali.
)))(((
Resort ini terletak di sebuah pantai terpencil yang jauh dari pusat kota pelabuhan. Naruto pernah mendatangi resort itu bersama-sama teman satu klub karate-nya ketika dia dan timnya memenangkan kejuaraan karate tingkat SMA di ibukota. Kepala sekolah menghadiahkan voucher menginap selama tiga hari bagi Naruto dan anggota klub karate sebagai hadiah kemenangan mereka. Saat Sasuke memintanya untuk membawa dan menyembunyikannya dari kejaran Hyuga dan anak buahnya, Naruto langsung teringat dengan resort ini. Naruto memilih resort ini untuk bersembunyi bukan hanya karena tempatnya berada di sebuah pulau terpencil, tapi juga karena resort ini tidak punya hubungan apapun dengan semua orang yang dikenal oleh Sasuke dan juga Hyuga. Jadi kemungkinan untuk Hiashi atau Neji dan para pengawalnya untuk mencari Sasuke ke resort ini bisa dikatakan sangat kecil dan bahkan tidak ada.
Naruto keluar kamar mandi dalam keadaan segar. Semua rasa gerah dan lengket di tubuhnya menghilang. Bahkan rasa lelahnya terasa banyak berkurang. Naruto duduk di pinggir ranjang sambil memandangi Sasuke yang masih terlelap. Wajah Sasuke masih terlihat sedikit pucat. Sasuke juga terlihat lelah.
" Kau harus banyak istirahat agar kesehatanmu segera pulih, Sasuke. " ucap Naruto sambil membelai pipi Sasuke.
Pada awalnya Naruto menolak saat Sasuke memintanya membawanya pergi dari rumah sakit tempatnya dirawat saat itu juga karena mengkhawatirkan keadaan Sasuke yang baru saja sadar dari pingsannya. Tapi saat dia melihat sendiri berita tentang kematian dokter bernama Kimimaru yang terjadi bersamaan dengan peledakan rumah sakitnya sesuai dengan cerita Sasuke, membuat Naruto yakin bahwa Sasuke berada dalam bahaya.
Meski awalnya Naruto masih tidak percaya Neji atau Hiashi benar-benar menargetkan Sasuke dan juga orang – orang terdekat Sasuke entah karena apa, tapi akhirnya Naruto tidak mau tidak mau harus percaya. Naruto yang saat itu akan pergi ke luar rumah sakit untuk membelikan buah dan minuman yang diminta Sasuke tidak sengaja melihat salah satu anak buah Neji yang masih dia kenali sedang menanyakan pasien bernama Sasuke pada petugas yang berjaga di meja resepsionis rumah sakit. Artinya Neji atau pun Hiashi masih terus mencari keberadaan Sasuke. Dan saat itu juga Naruto memutuskan untuk membawa Sasuke pergi jauh dari Konoha.
" Entah apa yang kau lakukan hingga mereka begitu marah padamu, Sasuke. Tapi aku berjanji mulai sekarang aku akan selalu melindungimu. Aku tidak akan membiarkan mereka melukaimu. Meski seujung jari pun. " ucap Naruto.
Naruto lalu mencium dahi Sasuke dengan lembut. Namun saat merasakan kelembutan dahi Sasuke di bibirnya, timbul keinginan Naruto untuk mencium bagian wajah Sasuke yang lain. Dan akhirnya bibir Naruto mengecup kedua pipi, ujung hidung dan akhirnya mendaratkan ciuman di bibir tipis Sasuke. Naruto tanpa sadar mulai menjilat dan melumat bibir tipis Sasuke dan membawanya ke dalam ciuman yang hampir saja membuat Naruto terjerumus ke dalam nafsu untuk mencumbu Sasuke. Namun untung saja Naruto tiba-tiba sadar dan menghentikan perbuatannya.
" Ya Tuhan! Aku jadi lelaki mesum yang menyerang orang yang sedang sakit! " gumam Naruto sambil menjambaki rambut pirangnya sendiri.
Naruto segera bangkit dan berjalan menjauhi Sasuke. Dia membuka jendela dan membiarkan angin laut yang kencang masuk, berharap nafsunya untuk mencumbu Sasuke ikut terbang oleh hembusan angin beraroma laut itu.
Naruto melihat pemandangan laut yang membentang di hadapannya. Birunya langit yang berhiaskan awan-awan putih berpadu dengan birunya laut di cakrawala menampilkan pemandangan yang segera membuat kepalanya yang tadi dipenuhi adegan panas yang hampir dilakukannya pada Sasuke kini mendingin. Suara deburan ombak di kejauhan pun terdengar bagaikan irama ritmis yang menenangkan debaran jantungnya yang tadi sempat menggila. Selanjutnya, untuk beberapa lama, Naruto pun hanya berdiri diam di depan jendela itu, terlalu larut dalam pesona pemandangan pantai itu dan merasakan hembusan angin laut yang menyapa kulitnya hingga tidak menyadari bahwa Sasuke sudah bangun dari tidurnya.
" Ini dimana? "
Suara lirih Sasuke membangunkan Naruto dari lamunannya. Dia segera menoleh dan mendapati Sasuke yang sedang bangun dan kemudian duduk sambil melihat sekitarnya.
" Sasuke? Kau sudah bangun rupanya. " Naruto segera menghampiri Sasuke. Namun saat dia akan menyentuh kepala Sasuke, tiba-tiba Sasuke menepis tangannya.
" Jangan sentuh! Jangan sakiti aku! " teriak Sasuke sambil menyilangkan kedua tangannya di depan wajahnya, memasang sikap waspada.
Naruto kaget melihat sikap defensif Sasuke itu. Apakah Sasuke masih mengigau?
" Sasuke. Ini aku.. Naruto. Kau ingat kan? " ucap Naruto sambil kembali mendekati Sasuke.
Sasuke melihat Naruto dari balik lengannya. Perlahan Sasuke menurunkan lengannya sambil terus menatap wajah Naruto.
" Naruto.. " panggilnya lirih.
" Iya.. Ini aku Naruto. Aku Naruto. " ucap Naruto sambil duduk di tepi ranjang di hadapan Sasuke.
" Naruto.. Aku takut Hyuga itu datang lagi.. Aku takut Hyuga itu menyentuhku dan menyakitiku lagi.. " ucap Sasuke dengan suara gemetar.
Naruto segera meraih Sasuke. Dia memeluk tubuh Sasuke yang masih gemetar itu dengan erat.
" Tidak akan. Aku akan melindungimu. Aku tidak akan membiarkan Neji dan siapa pun itu menyakitimu lagi, Sasuke. " ucap Naruto sambil mempererat pelukannya.
" Kau tidak akan pergi lagi kan? Kau tidak akan meninggalkanku lagi kan Naruto? " tanya Sasuke sambil memeluk pinggang Naruto dengan erat.
" Tidak akan. Mulai sekarang kita kan selalu bersama. Kita akan selalu bersama-sama. " jawab Naruto.
)))(((
Naruto memandangi Sasuke yang sedang diperiksa oleh dokter yang kebetulan juga sedang menginap di resort itu dengan imbalan mereka akan jalan-jalan berdua mengelilingi pulau. Naruto berhasil memaksa Sasuke untuk mau diperiksa setelah melihat obat Sasuke yang berasal dari rumah sakit sudah habis.
" Tuan Sasuke sudah sehat sepenuhnya. Lukanya juga sudah kering. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. " ucap dokter wanita itu sambil tersenyum.
" Aku sudah bilang aku sudah sembuh dan tidak perlu diperiksa! " teriak Sasuke.
" Aku hanya ingin memastikan keadaanmu saja Sasuke. " jawab Naruto dengan sabar.
" Tuan Naruto hanya mengkhawatirkanmu, Tuan Sasuke. Bukankah suamimu itu sangat perhatian? Itu manis sekali. " ucap dokter itu sambil melihat Naruto dan Sasuke bergantian sambil tersenyum-senyum.
" Permisi Tuan Naruto! Ada beberapa orang tamu resort yang ingin menemui anda di lobi. " ucap seorang pegawai resort yang tiba-tiba datang.
" Baiklah. Sasuke, dokter, saya pergi dulu. " ucap Naruto. Lelaki pirang itu lalu pergi mengikuti petugas resort itu.
" Sebenarnya Naruto terlalu khawatir dengan keadaan ku. Dia bahkan tidak mau menyentuh ku sedikit pun hanya karena aku luka sekecil ini. Padahal kami sudah jauh-jauh pergi ke tempat seindah ini tapi ternyata malah.. Mmm.. Kau tahu sendiri.. " ucap Sasuke dengan wajah menunduk.
" Tentu saja aku tahu. Ini. " ucap dokter itu sambil memberikan beberapa butir obat dalam sebuah kantung plastik kecil.
" Ini sangat manjur, jadi minumkan pada suamimu satu pil saja ya. Semoga kalian tambah mesra. " bisik dokter itu.
" Kalau begitu aku pergi dulu. " pamit dokter itu sambil tersenyum jahil.
" Terima kasih dokter. " ucap Sasuke. Sasuke mengantar dokter itu sampai ke pintu pondok. Sasuke menggenggam obat itu sambil tersenyum.
Tiba-tiba Naruto datang dengan berlari kencang. Wajah lelaki pirang itu terlihat cemas.
" Kita harus segera pergi dari sini! Mereka menemukan kita! " ucap Naruto.
" Mereka? Siapa? " tanya Sasuke sambil mengikuti Naruto yang memasuki pondok dengan langkah terburu-buru.
" Neji dan anak buahnya. " jawab Naruto.
Naruto menyambar ranselnya, memasukkan ponsel dan dompetnya. Naruto juga mengambil semua makanan dan minuman di kulkas dan menjejalkannya ke dalam ransel hingga ransel itu penuh dan kini terlihat menggembung. Setelah itu Naruto menyandang ransel itu di punggungnya kemudian menyambar jaketnya dan jaket Sasuke. Sasuke hanya terbengong kagum melihat betapa cekatan Naruto mengemasi semua barang mereka berdua tanpa tercecer satu pun.
" Ayo pergi! Kenapa malah bengong? " teriak Naruto sambil menarik tangan Sasuke.
Naruto mengajak Sasuke lari menuju tempat parkir mobil jeeb milik resort yang biasa digunakan untuk mengelilingi resort itu. Karena Naruto sudah memesan salah satu jeeb itu hari ini untuk jalan-jalan, Naruto dengan mudah mendapat kunci salah satu jeeb itu dari petugas resort dan menaikinya bersama Sasuke. Naruto memacu jeeb itu sekencang yang mobil itu bisa untuk menjauh dari resort itu.
" Kita mau kemana? " tanya Sasuke.
" Bersembunyi. Neji membawa puluhan anak buahnya yang tidak mungkin bisa aku kalahkan seorang diri. " jawab Naruto sambil terus memacu jeebnya, memasuki kawasan hutan.
" Kenapa kita malah ke hutan? Kenapa kita tidak pergi ke pelabuhan dan pergi meninggalkan pulau ini? " tanya Sasuke lagi.
" Kau pikir Neji tidak memikirkan kemungkinan itu, Jenius?! Dia pasti sudah menempatkan anak buahnya di pelabuhan untuk mencegat kita. " jawab Naruto yang jadi sedikit emosi. Setelah satu jam mobil itu melaju di jalan setapak hutan, tiba-tiba mobil jeeb itu melambat dan akhirnya berhenti.
" Sial! " Naruto memaki sambil memukul roda kemudi, melampiaskan kekesalannya.
" Apakah mobilnya rusak? " tanya Sasuke.
" Resort sengaja mengisinya dengan sedikit bahan bakar agar tidak ada tamu resort yang mencoba mencuri dan membawa lari mobilnya. " Naruto masih mau menjawab meski dia merasa sangat kesal.
" Tamu seperti kita, maksudmu? " tanya Sasuke lagi.
" Iya. Kau benar, Sasuke. Tamu pencuri seperti kita! Kau puas?! " teriak Naruto yang tidak bisa lagi menahan kekesalannya.
" Maaf. " ucap Sasuke lirih sambil menundukkan kepala.
Naruto jadi merasa bersalah saat melihat Sasuke yang terlihat takut. Mungkin akibat mendengar suara kerasnya tadi.
" Aku tidak marah padamu Sasuke. Aku hanya sedang cemas. Aku takut Neji bisa menemukan jejak kita lalu mengejar kita ke sini. Lalu menangkapmu.. " ucap Naruto dengan suara lirih di akhir kalimatnya.
" Mungkin jika kita bersembunyi di tengah hutan itu Neji tidak akan menemukan kita. Lihat saja. Hutannya begitu lebat dan rapat. " ucap Sasuke sambil menunjuk ke arah hutan.
" Apa kau tidak takut? Mungkin saja di hutan itu ada banyak binatang buasnya kan? " tanya Naruto sambil memandangi wajah Sasuke.
" Bukankah kau bilang akan selalu di sampingku untuk melindungiku? Jadi untuk apa aku merasa takut kan? "
Jawaban Sasuke membuat Naruto kembali mengingat sumpah yang telah diucapkannya dalam hati bahwa dia akan selalu mendampingi dan melindungi Sasuke.
" Kau benar. Aku pasti akan melindungimu, Sasuke. " jawab Naruto.
Naruto memutuskan untuk menjalankan usulan Sasuke untuk bersembunyi di hutan. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan menembus hutan rimbun itu. Sebenarnya suasana hutan yang sedikit gelap karena banyaknya pohon besar dan suara-suara burung atau binatang yang terdengar asing di telinganya membuat Naruto sedikit cemas kalau dia dan Sasuke malah akan tersesat di tengah hutan itu. Tapi saat melihat Sasuke yang setia berjalan di sampingnya meski pun dengan wajah lelah dan nafas terengah, Naruto berusaha menahan kecemasannya dan menampilkan wajah tenangnya.
" Hey! Bukankah itu gua? Apakah kita bisa bersembunyi di dalamnya? " tanya Sasuke tiba-tiba sambil menunjuk ke sebuah tebing batu yang menjulang tidak jauh di depan mereka. Naruto mengikuti arah yang ditunjukkan Sasuke. Naruto akhirnya bisa melihat lubang berdiameter kurang lebih 3 meter di ceruk tebing batu itu.
" Baiklah. Kita periksa dulu. Jika kita beruntung, kita bisa menggunakannya untuk menginap malam ini. " jawab Naruto.
Mereka segera menuju gua itu. Ternyata gua itu tidak begitu dalam, mungkin hanya 5 atau 6 meter dalamnya. Bahkan cahaya matahari sore pun masih mampu menerangi bagian terdalam gua.
" Aku kira kita bisa tinggal di sini untuk sementara. " putus Naruto setelah melihat gua itu cukup bersih untuk di tempati.
" Syukurlaah.. " ucap Sasuke sambil menjatuhkan dirinya di lantai gua.
Sasuke segera duduk sambil bersandar di dinding gua. Naruto hanya tersenyum melihat kelakuan Sasuke itu. Sasuke pasti sudah sangat lelah karena sudah berjalan berjam-jam menembus semak belukar hutan yang tidak terdapat jalan setapak di dalamnya.
" Aku akan mencari kayu bakar untuk penerangan. Sebentar lagi akan gelap. " ucap Naruto sambil meletakkan ransel di samping Sasuke.
" Jangan jauh-jauh. " pinta Sasuke dengan wajah cemas.
" Kau bahkan bisa melihatku dari sini, Sasuke. " jawab Naruto. Hampir saja dia menggulirkan bola matanya dengan sikap penakut dan manja Sasuke yang sudah mulai kumat itu.
Malam itu Naruto dan Sasuke benar-benar menginap di dalam gua itu. Naruto memasang barikade dari kayu dan tumbuhan berduri di mulut gua untuk mencegah binatang buas masuk ke dalam gua saat mereka sedang terlelap. Setelah itu dia menyalakan api unggun kecil dengan sebagian kayu dan ranting yang dia kumpulkan di ceruk gua yang agak dalam agar cahaya api tidak terlihat dari luar gua.
" Kau sangat hebat. Kau bisa melakukan apapun dengan sikap tenang meski kau berada di dalam situasi terjepit seperti sekarang ini. " puji Sasuke sambil memandangi Naruto dengan tatapan kagum.
" Sebenarnya aku juga merasa cemas. Hanya saja aku terbiasa bersikap tenang sejak kecil jadi tidak terlihat. Tapi aku sedikit takut saat ini. " jawab Naruto.
" Mungkin karena kau sudah terbiasa mengasuh adik-adikmu di panti asuhan. Iya kan? " tanya Sasuke sambil menyodorkan sebotol air mineral kepada Naruto yang telah dia buka tutupnya.
" Mungkin. Oya. Aku juga tinggal lagi di panti asuhan sejak beberapa bulan belakangan ini. " jawab Naruto.
Sasuke tersenyum saat Naruto meminum air dari botol yang diberikannya. Naruto sedikit mengernyit saat merasakan air itu terasa sedikit aneh. Naruto baru saja akan memeriksa air itu dengan mendekatkannya ke api unggun agar terlihat lebih jelas saat Sasuke mulai berbicara lagi.
" Benarkah? Bicara tentang panti asuhan aku jadi ingat dengan Inojin. Apakah dia masih tinggal di sana? " tanya Sasuke lagi.
" Inojin? Dia sudah diadopsi oleh seorang pelukis terkenal yang menjadi juri saat Inojin mengikuti lomba lukis. Saat itu Inojin tidak hanya memenangkan trophy juara pertama, tapi juga mendapatkan keluarga. Sayangnya saat itu aku tidak ada di sana untuk ikut merayakannya karena aku sudah tinggal di ibukota. Tapi aku ikut merasa bahagia jika adik-adikku bahagia. " jawab Naruto sambil tersenyum sambil mengingat foto saat Inojin menerima piala itu dengan tersenyum bersama keluarga barunya yang terpasang di dinding ruang tamu panti asuhan.
" Benarkah? Padahal aku berencana untuk mengadopsi Inojin setelah kita menikah nanti. " jawab Sasuke dengan tampang sedih.
" Kenapa kau berpikir kita akan menikah? Kita berdua ini kan laki-laki? " tanya Naruto dengan wajah bingung.
" Memangnya kenapa kalau kita laki-laki? Bukankah kau menyukaiku? Tidak. Kau bilang kau mencintaiku kan Naruto? " tanya Sasuke sambil beringsut mendekati Naruto.
" Kau pernah mengatakan bahwa kau mencintaiku kan? Naruto? " ucap Sasuke sambil menyentuh pipi Naruto yang membuat Naruto berjengit kaget. Sasuke menatap Naruto yang terlihat gelisah.
" Maaf.. Mungkin aku hanya salah dengar saja saat itu. " ucap Sasuke dengan wajah sedih.
Sasuke beringsut menjauhi Naruto yang kini merasa sangat bersalah karena membuat Sasuke kembali menampilkan ekspresi sedih di wajah manisnya. Tapi Naruto hanya diam sambil melihat Sasuke yang melepas jaketnya lalu melebarkannya dan kemudian berbaring di atas jaket itu.
" Selamat malam, Naruto. " ucap Sasuke sebelum berbalik lalu memunggungi Naruto.
" Selamat malam. " jawab Naruto lirih sambil memandangi punggung Sasuke.
Apakah Sasuke saat ini sedang menangis? Apakah dia kembali membuat Sasuke sedih? Kenapa dia harus menyakiti Sasuke lagi? Berbagai pertanyaan itu memenuhi kepala Naruto yang membuatnya gelisah. Naruto menyambar botol air dan menenggak semua isinya hingga habis, berharap perasaannya membaik setelah meminumnya. Namun ternyata rasa bersalahnya malah semakin terasa menyesakkan dadanya saat dia kembali mengingat wajah sedih Sasuke itu.
Naruto memang menyayangi dan mencintai Sasuke. Naruto bahkan dengan suka rela mempertaruhkan nyawa demi melindungi Sasuke. Dia juga rela menghabiskan seluruh hidupnya untuk mendampingi Sasuke tapi bukan untuk menjadi pasangan seperti itu. Karena hingga saat ini, keyakinan bahwa hubungan romansa antara dua orang lelaki yang melibatkan interaksi seksual merupakan dosa besar masih kokoh dan kuat di hati dan otak Naruto.
Naruto bersumpah akan terus mencintai dan menyayangi Sasuke, melindungi Sasuke dengan nyawanya, dan menemaninya seumur hidupnya meski tanpa harus melakukan hubungan badan. Itulah bentuk rasa cinta yang tulus Naruto yang dia persembahkan kepada Sasuke. Apakah Sasuke tidak bisa puas dengan cintanya itu? Naruto memikirkan hal itu sambil kembali memandang Sasuke yang kini sudah tampak lelap dalam tidurnya. Entah sejak kapan Sasuke sudah tidur dengan posisi telentang.
Perlahan Naruto beringsut menghampiri Sasuke. Saat Naruto berada tepat di samping Sasuke, Naruto bisa melihat dengan jelas wajah manis Sasuke yang diterangi cahaya api unggun. Naruto tersentak melihat jejak basah di pipi Sasuke. Rasa bersalah Naruto semakin terasa menyesakkan dadanya melihat Sasuke menangis hingga tertidur. Naruto mengulurkan tangannya untuk mengusap air mata di wajah Sasuke.
Tiba-tiba Naruto merasa ada yang aneh dengan dirinya. Saat jemari Naruto menyentuh pipi putih Sasuke, dan merasakan kehalusan kulitnya saat dia menghapus air mata Sasuke, muncul keinginan kuat yang mendorong Naruto untuk melakukan lebih. Naruto ingin menyentuh seluruh wajah Sasuke, dan juga seluruh tubuh Sasuke, untuk merasakan kehalusan dan kelembutannya. Namun yang pertama kali sangat ingin Naruto sentuh adalah bibir tipis Sasuke yang terlihat menggoda.
Naruto membelai bibir tipis itu dengan ibu jarinya. Rasanya lembut dan kenyal hingga Naruto tidak bisa menahan diri untuk menciumnya. Pertama ciuman, jilatan dan kuluman, lalu hisapan yang membuat Sasuke bangun dari tidurnya. Mata Sasuke membola mendapati Naruto sedang menciumnya.
" Mmhhh.. Mphh! " Sasuke tidak bisa berteriak protes karena Naruto membungkamnya dengan ciuman menuntutnya. Naruto ingin merasakan tidak hanya bibir, tapi juga rongga mulut Sasuke.
" Nghhh! Naru! Hhh! " Sasuke kewalahan saat Naruto mendominasi mulutnya dengan lumatan, jilatan dan juga hisapannya.
Entah kenapa Naruto tersulut gairahnya saat melihat Sasuke yang terlihat lemas dan tidak berdaya setelah dia menghentikan ciumannya. Melihat wajah Sasuke yang memerah dengan pandangan sayunya, juga mendengar nafas terengahnya yang terdengar seperti desahan yang terdengar sangat sensual, membuat jantung Naruto berdebar kencang. Apalagi melihat bibir tipis Sasuke yang kini sedikit membengkak dengan saliva yang mengalir dari sudut bibirnya yang setengah terbuka karena ciumannya barusan, benar – benar membuat Sasuke terlihat begitu menggoda. Dan puting mungil yang terlihat dari balik kemeja Sasuke yang tersingkap sebagian itu terlihat mengundangnya untuk menghisapnya.
" Naru.. Anhhh! " Sasuke tersentak saat Naruto langsung membuka kemejanya dengan paksa dan langsung menghisap putingnya dengan rakus.
" Hahh! Naru! Mmhh! " Sasuke mengerang dan melenguh nikmat saat Naruto menjilat, menghisap dan kadang menggigit putingnya. Tidak tahukah Naruto bahwa itu adalah salah satu titik sensitifnya? Sasuke membusungkan dadanya, meminta Naruto untuk lebih memanjakan kedua tonjolan mungil di dadanya itu. Sasuke meremas rambut pirang Naruto saat lelaki itu menghisap puting kanannya dengan kuat bagai bayi kelaparan.
" Naru! Aku.. Akuhhhh! " lenguhan panjang Sasuke mengiringi pelepasannya. Sasuke langsung terkapar lemas.
Naruto membuka lalu melepaskan semua celana Sasuke hingga bagian bawah tubuh Sasuke kini telanjang. Matanya berbinar melihat penis Sasuke dan juga area privasinya basah oleh spermanya sendiri. Naruto tidak mempedulikan erangan Sasuke saat dia menggenggam kejantanan sekaligus kedua bola Sasuke yang masih sensitif karena baru saja mengalami klimaks, sedikit mengangkatnya untuk melihat lubang berkerut di bawahnya.
" Naru! Sakit! " Sasuke mengerang saat merasakan dua jemari panjang Naruto menyeruak masuk ke lubang analnya sekaligus. Naruto langsung mengeluarkan kedua jarinya yang membuat Sasuke bernafas lega. Namun tidak lama. Sasuke melotot kaget saat Naruto dengan cepat membuka zipper celananya dan membebaskan kejantanan besarnya yang sudah berdiri tegak.
" Aaaarghh! " Teriakan kesakitan keluar dari mulut Sasuke saat Naruto langsung melesakkan penis besarnya ke lubang anal Sasuke itu.
" Sakiit! Narutoo! Arghh! "
Sasuke berteriak dan mengerang, tapi Naruto seakan tuli dengan semua itu. Bahkan Naruto tidak merasa iba sedikit pun melihat air mata Sasuke yang mengalir membasahi wajah manis itu. Naruto hanya ingin memanjakan penisnya dengan kenikmatan lubang anal Sasuke yang hangat dan ketat. Naruto menggerakkan pinggangnya, mengeluar-masukkan penisnya ke lubang Sasuke dengan kasar dan brutal, memburu kenikmatan.
" Arghh! Sakiit! " Sasuke berteriak kesakitan saat Naruto mencengkeram pinggangnya dengan sangat kuat hingga kuku-kuku lelaki pirang itu menggores kulitnya hingga berdarah. Naruto menggerakkan pinggangnya sekuat tenaga, melesakkan penis besarnya jauh ke dalam lubang anal Sasuke.
" Ahhhh! " Lenguhan panjang lolos dari mulut Sasuke yang menganga dengan lidah menjulur saat ujung penis Naruto menyodok telak bagian prostatnya. Semua rasa sakit, perih dan panas di analnya menghilang. Rasa sakit dari cengkeraman Naruto di pinggangnya juga lenyap. Hanya kenikmatan yang tiba-tiba melanda seluruh indra perasa Sasuke.
" Ack! Nahh! Ahhh! " Sasuke hanya merasakan kenikmatan, matanya tidak bisa melihat apapun selain warna putih saat lima kali sodokan kuat ujung penis Naruto mengenai titik nikmat itu bertubi-tubi, hingga akhirnya dia kembali mencapai puncak untuk kedua kalinya.
" Argghh! " Naruto menggeram dengan tubuh tegang, saat dia melesakkan penisnya jauh ke dalam lubang Sasuke. Naruto mencengkeram pinggang ramping Sasuke untuk menyemburkan spermanya di dalam lubang hangat itu bersamaan dengan Sasuke yang juga tengah mencipratkan spermanya yang mengenai dada dan perutnya sendiri.
Naruto melihat Sasuke yang terbaring lemas di bawahnya. Wajah manis itu terlihat lelah dengan mata sayu yang memandangnya dengan tatapan pasrah. Tubuh putih itu basah oleh keringat yang membuatnya terlihat mengkilap bagaikan terbuat dari porselain saat disinari api unggun. Aroma mint bercampur keringat dan sperma menguar dari tubuh putih Sasuke, mengobarkan kembali nafsu dan gairah Naruto. Penis Naruto yang masih bersarang di dalam lubangnya kembali mengeras dan bertambah besar, membuat Sasuke terbelalak kaget.
" Belum cukup! Aku masih.. Argh! " Naruto meraih Sasuke lalu meletakkan tubuh Sasuke ke pangkuannya tanpa mengeluarkan penisnya. Naruto dengan cepat melepaskan kemeja Sasuke hingga tubuh Sasuke kini telanjang bulat.
" Anhhh! Narruhh! " Sasuke kembali mengerang nikmat saat Naruto menjilat lalu menghisap putingnya dengan rakus. Naruto kembali membaringkan Sasuke sambil terus menghisap kedua puting Sasuke bergantian.
" Naruto! Arghh! " Sasuke hanya pasrah saat Naruto kembali menggerakkan pinggangnya, menggenjot lubangnya yang telah becek oleh cairan sperma Naruto sebelumnya.
Selanjutnya Naruto mencumbu Sasuke semalaman. Naruto bahkan terus menggenjot lubang Sasuke tanpa menghiraukan keadaan Sasuke yang sudah pingsan kelelahan.
Dan penyesalan serta rasa bersalah itu kembali memenuhi Naruto saat dia bangun di pagi hari dan mendapati Sasuke yang terkapar pingsan di bawahnya. Dengan sekuat tenaga dia menahan diri untuk kembali menggerakkan pinggangnya untuk memanjakan penisnya yang masih bersarang di lubang anal Sasuke yang kini sudah kembali tegang hanya karena melihat tubuh telanjang Sasuke. Naruto menarik keluar penisnya perlahan dari lubang hangat dan nyaman Sasuke itu.
Naruto merasa miris melihat cairan sperma yang kemudian meleleh keluar dari lubang Sasuke saat dia mengeluarkan penisnya. Kissmark dan bitemark kemerahan memenuhi tubuh putih Sasuke, juga darah dari luka di tubuh Sasuke dan bekas sperma, mengingatkan Naruto atas apa yang telah Naruto lakukan semalaman terhadap Sasuke. Dia telah memperkosa Sasuke sesaat setelah dia menolak ungkapan perasaan Sasuke.
" Berengsek! Kau benar-benar berengsek, Naruto! " maki Naruto sambil menjambaki rambut pirangnya hingga beberapa helai rambutnya berjatuhan.
Lagi-lagi dia menyakiti Sasuke. Dan kali ini adalah yang terparah. Dia tidak hanya menyakiti fisik Sasuke tapi juga perasaannya. Naruto merasa dirinya telah menghianati sumpahnya sendiri untuk memberikan cinta tulus yang tidak melibatkan nafsu untuk Sasuke. Kenapa mewujudkan cinta tulus untuk Sasuke terasa begitu sulit? Apakah dirinya memang harus menyerah? Menyerah bahwa sebenarnya dia telah jatuh pada cinta terlarang pada Sasuke, yang membuat dirinya ingin selalu tidak hanya ingin menyayangi dan melindungi Sasuke, tapi juga ingin menyentuh dan mencumbu tubuh Sasuke?
Naruto tidak mengerti kenapa semalam dia begitu bernafsu dan bergairah pada Sasuke hingga dia kehilangan kendali. Perasaan itu sama dengan apa yang dirasakannya dulu saat Sasuke memasukkan obat perangsang di dalam minumannya yang menyebabkan dirinya menyerang dan memperkosa Sasuke.
Mata biru Naruto membola saat dia ingat Sasuke juga memberikan air mineral yang terasa agak berbeda padanya semalam. Dan Naruto juga ingat bahwa nafsu dan gairahnya pada Sasuke pun muncul setelah dia menghabiskan air dalam botol yang diberikan Sasuke.
Apakah Sasuke juga memasukkan obat perangsang ke dalam air mineral itu dan sengaja membuatnya meminumnya agar dia menyerang Sasuke? Apakah Sasuke sengaja melakukan semua itu agar dirinya jatuh ke dalam perangkap yang sama yang telah membuatnya menyadari kenyataan yang selama ini ingin Naruto sangkal? Kenyataan bahwa sejak berjumpa kembali dengan Sasuke, Naruto sudah jatuh begitu dalam ke dalam cinta terlarang berbalut gairah dan nafsu pada Sasuke, jatuh begitu dalam hingga dia bahkan tidak mampu untuk bangkit lagi.
TBC
14/07/20