"Siap, nyonya." Sandra mengerutkan bibirnya sebal dengan ucapan Angger. Angger terkekeh melihat ekspresi perempuan yang bangun tidur di tengah malam itu. Keduanya pun berpisah tidak lama kemudian.
-----
"Kenapa kamu repot-repot bawa beginian?" Gendhis menatap teman perempuannya yang tampak sangat mengkhawatirkannya. Bagaimana dia tidak khawatir, sesaat sebelum Gendhis mengalami nasib nahas, dia adalah orang terakhir yang bersamanya.
"Kamu tidak apa-apa kan? Dari kemarin-kemarin aku mau menjenguk kamu tapi kerjaan seperti berkembang biak tidak ada habisnya." Ucap Rina dengan wajah sendu.
"Alhamdulillah, aku tidak apa-apa. Yang terpenting, bayiku baik-baik saja." Jawab Gendhis sambil mengenggam erat tangan temannya.
"Kenapa ada orangv setega itu? Aku tidak mengerti kenapa ada orang sangat jahat yang ingin membunuh kamu dan anak kamu. Apa kamu tahu kira-kira siapa orangnya?" Rina bertanya dengan ekspresi gemas.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com