webnovel

83. Pria Nekat

"Aku tidak apa-apa." Sandra meraba pipinya yang terasa panas bekas tamparan model terkenal itu. Mungkin besok akan bengkak dan berwarna merah atau ada bekas tamparan tangan Wita. Tapi, Sandra tetap tidak menangis. "Dia masih terobsesi ke kamu. Dia masih belum bisa menerima putus dari kamu. Bagaimana ini? Apa kita …"

"Aku minta ijin ke kamu, boleh?" Dengan emosi yang masih membuncah di dada, Angger meremas lingkaran kemudi, sehingga otot di lengannya nampak terlihat jelas.

"Ijin … untuk apa?" Tanya Sandra bingung.

"Aku akan bicara padanya untuk yang terakhir kalinya. Aku tidak ingin dia semena-mena berbuat sesukanya." Angger berkata dengan wajah lurus.

Sandra menggenggam tangan Angger yang sedang memegan tuas kopling.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com