"Dengarkan aku baik-baik, sayang. Aku … tidak pernah berhubungan intim dengannya. Kalaupun dia hamil, itu adalah perbuatan dia dengan lelaki lain, bukan denganku." Ucapan Erlangga ditambah dengan kata sayang, membuat Gendhis mulai bimbang. Apakah mantan suaminya ini berhak mendapatkan kesempatan kedua atau dia akan menerima cinta dari pria yang baru? "Gendhis, apa kamu masih mendengarkan aku?" Suara Erlangga membuyarkan lamunan Gendhis.
"I-iya, tentu saja."
"Apa kamu pulang kerja sendirian?" Tanya Erlangga lagi.
"Aku …"
"Gendhis, Godzijdank ben je niet weggegaan. Laten we samen naar huis gaan. (Gendhis, syukurlah kamu belum pergi. Ayo kita pulang bersama.)" Ruud berlari-lari kecil mengejar Gendhis yang masih berdiri di lobi karena sedang menerima telpon.
"Oh oké. Ik ben eerst aan de telefoon. (Oh, okay. Aku sedang menerima telpon dulu.)" Jawab Gendhis dengan suara biasa dia tunjukkan pada semua orang.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com