"Hush, kamu itu lagi menyusui, dilarang stress atau air susumu tidak akan keluar." Rina mengingatkan sang teman.
"Ups, aku lupa. Huft, Astaghfirullah." Rara yang masih memiliki satu anak usia satu tahunan, langsung menyebut istighfar.
"Sudahlah, hal itu tidak perlu kalian khawatirkan. Karena itu tidak akan pernah bisa terjadi." Jawab Gendhis, diakhiri dengan emoticon tersenyum.
"Syukurlah kalau begitu. Kalau sampai dia jadi bos kita, aku akan mengundurkan diri." Ucap Rara lagi.
"Aku juga. Untuk apa punya bos ular berkepala dua. Kepala satu saja sudah malas." Jawab Rina kemudian.
"Ular berkepala dua? Kenapa bahasa kalian sangat ajaib sekali pagi ini?" Tanya Gendhis, ditambahi dengan emoticon memijat dahi.
"Itu artinya, dia pura-pura baik dan lembut kalau berada di dekat mas Erlangga, tapi kalau suaminya itu pergi, dia akan menunjukkan taringnya. Kami bertahan karena ini butik kamu, Ndhis. Kalau ini butik orang lain, aku akan keluar dari dulu." Ucap Rara lagi.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com