"Tentu saja, istri seorang tentara masa tidak punya uang." Senyuman Daniel yang dimata Gendhis seperti mengejek dan ucapannya yang lagi-lagi seolah-olah mengatakan kalau dia menggantungkan pengeluarannya dari gaji sang suami itu, membuat Gendhis ingin rasanya merobek mulut pria yang tingginya sekitar lima belas senti diatasnya.
Gendhis menahan emosinya sejenak, dan dia pun meninggalkan kedai kopi itu tanpa menunggu kopi yang sudah dipesannya.
"Bu, kopinya." Salah seorang pelayan memanggil Gendhis namun dijawab oleh Daniel,
"Tolong dikemas saja, biar aku yang memberikan padanya."
"Oh, baik pak."
Tiga jenis kopi yang dikemas dalam paper cup itu pun dibawa Daniel keluar kedai.
"Gendhis, tunggu!" Gendhis menghentikan langkahnya begitu namanya dipanggil. Namun, dia tidak membalik tubuhnya. Daniel berjalan melewatinya dan berhenti di hadapannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com