"Kamu mancing-mancing aku. Kemari kamu, anak nakal!" Erlangga mengejar sang istri yang terkekeh geli.
Gendhis mempercepat larinya ke kamar mandi dan langsung mengunci pintu dari dalam. Keduanya sama-sama terkekeh dengan tingkah kekanakkan mereka yang terjadi begitu saja.
Erlangga mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja samping tempat tidur. Ada banyak pesan singkat dari beberapa rekan kerja, komandan, dan juga teman-temannya. Dia baru teringat kalau dia ingin membuat janji temu dengan Daniel. Pria yang tiba-tiba saja berada di Jakarta dan menawarkan kerja sama pada istrinya secara langsung.
Alih-alih mengirim pesan singkat, Erlangga langsung menelpon nomer yang tertera di kartu nama.
"Halo," Setelah sekian lama, akhirnya panggilan telpon Erlangga diterima juga.
"Halo, pak Daniel."
"Siapa ini?" Terdengar suara terengah-engah dari ujung telpon. Erlangga mengerutkan alisnya.
"Saya Erlangga, suami dari Gendhis, yang anda tawarkan kerjasama tadi pagi."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com