webnovel

132. Gemuruh Tepuk Tangan

"Dia disana. Ayah kamu disana, Abi. I miss you, honey." Gendhis bisa melihat sosok suami dari jarak jauh yang berjalan lurus sesuai arahan yang diberikan. Setelah acara demi acara dilakukan, akhirnya para prajurit tersebut dibubarkan untuk menemui keluarga mereka masing-masing.

Erlangga sudah melihat sosok sang istri yang tingginya cukup diatas perempuan lainnya dan dengan senyuman khasnya, Erlangga berlari ke arah perempuan yang selama ini selalu dirindukannya. Tampak sorot mata Gendhis berkaca-kaca menahan tangis. Dalam jarak satu meter, pria yang masih mengenakan seragam loreng warna kecoklatan itu berdiri tegap dihadapan sang istri dan anak yang beberapa saat lalu sudah diletakkan didalam strolle oleh ibunya.

Pria tampan dan berpostur gagah tegap itu memberikan salam hormat pada sang istri dan Gendhis terpaku melihat sikap sang suami yang tiba-tiba dan tidak seperti para suami lainnya yang langsung memeluk istri mereka masing-masing.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com