webnovel

101. Makan Bubur

"Kamu sudah lari pagi jam segini? Sudah berapa putaran?" Tanya Angger heran.

"Baru lima putaran." Jawab Sandra dengan napas terengah-engah. Kebetulan dia berhenti di depan rumahnya, Sandra mengambil botol minuman yang sudah disediakannya di teras untuknya lalu menenggak isinya sampai habis. Angger hanya bisa menyaksikan tunangannya dengan keringat yang sudah membasahi tubuhnya.

"Aku tadinya mau mengajak kamu ke Monas." Ujar Angger.

"Kenapa kamu tidak bilang dari semalam? Aku sudah berolahraga pagi ini. Lihat, aku sudah berkeringat." Jawab Sandra. Perempuan itu memutuskan untuk mengakhiri lari paginya karena kemunculan Angger.

"Kalau begitu, kita makan bubur di Senayan? Aku sudah lama tidak makan bubur disana." Ucap Angger dengan sorot mata seperti anak kecil yang berharap permintaanya dipenuhi.

"Hehehe, baiklah. Tapi, aku mengeringkan keringat ini dulu baru mandi lalu kita jalan ke Senayan." Ucapan Sandra dibalas dengan anggukan oleh Angger.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com