webnovel

Sial, Aku Mendatangkan Malapetaka

Manusia, monster, dewa. Aku tidak peduli dengan semua itu. Yang ku inginkan hanyalah sebuah telur. Ya sebuah telur. Sebuah telur yang tak ku ketahui asalnya. Namun aku yakin telur tersebut adalah telur monster legendaris. Siapa yang tak penasaran melihat telur yang tak kalian ketahui? Aku yakin, semua orang pasti akan serakah jika melihat telur tersebut. Mereka tidak akan segan-segan untuk mengambil telur tersebut. Lalu, apakah aku akan mengambilnya atau membiarkannya? Tentu saja aku akan mengambilnya. Tapi, apa yang terjadi jika aku ambil telur tersebut? Sial, Aku Mendatangkan Malapetaka.

BlackCarapace · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
22 Chs

Guild Petualang

"Karena kalian sudah mengerti tentang seluruh dasar-dasar [ZING], sekarang kita tidak akan latihan. Kita masih memiliki 3 bulan sebelum kompetisi bertarung akademi tahunan. Bapak akan melatih kalian agar terbiasa bertarung. Pertama-tama, sebaiknya kita kembali ke toko senjata dan menukar senjata yang kalian pakai." ucap pak Rovel pada Ajie, Javar, dan Izan.

"Siap Pak!" jawab mereka bertiga serempak sambil memberi hormat.

Pak Rovel membalikan badannya lalu berjalan menuju toko senjata diikuti oleh ketiga muridnya.

Seperti biasa, mereka menemui kakek Louis di toko tersebut dan di sambut dengan mata lesu. Tak ada harapan baginya disaat melihat mereka berempat mendatangi toko tersebut. Apalagi sekarang mereka hanya ingin menukar senjata, bukannya membeli satupun senjata. Dengan pasrah ia memberikan senjata jeleknya pada Ajie dan Izan. Ajie mendapatkan dual dagger dan Izan mendapatkan sebuah busur.

Setelah Pak Rovel, Ajie, Javar, dan Izan mengunjungi toko senjata, mereka pun pergi menuju guild petualang.

Guild petualang yang pak Rovel, Ajie, Javar, dan Izan kunjungi berada di distrik pemerintahan. Hal ini dikarenakan guild ini merupakan salah satu sarana yang dimiliki oleh pemerintah. Kebanyakan misi yang berada di tempat ini adalah misi membunuh monster. Namun ada juga misi untuk petualang tingkat rendah seperti mencari hewan hilang, anak hilang, bahkan mencari cincin emas yang hilang.

Petualang sendiri di bagi menjadi beberapa kelas untuk memudahkan seseorang mengambil misi. Tidak ada batasan seseorang untuk mengambil misi, namun alangkah baiknya jika seseorang mengambil misi sesuai dengan tingkat kemampuan petualang itu sendiri.

Petualang di bagi menjadi kelas murid, amatir, intermediate, advance, expert, profesional, master, dan saint. Kelas murid bisa dibilang belum menjadi petualang yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan kelas murid masih membutuhkan perlindungan dari guru akademi disaat mengambil misi membunuh monster. Namun jika hanya mengambil misi mencari hewan hilang, mereka dapat mengambilnya tanpa perlu ijin dari guru pembimbing mereka. Petualang yang sesungguhnya dimulai dari kelas amatir hingga saint.

Misi membunuh monster pun di bagi menjadi beberapa tingkat. Mulai dari tingkat F hingga tingkat S+. Para amatir biasanya mengerjakan misi tingkat F atau E. Setelah menjalankan 10 misi tingkat F atau 3 misi tingkat E seorang amatir baru bisa naik kelas menjadi tingkat intermediate. Dan begitupun seterusnya.

Hal ini dijelaskan pak Rovel kepada anak didiknya selama di perjalanan menuju guild petualang. Mereka mendengarkan apa yang dijelaskan pak Rovel dengan mengangguk-anggukan kepala mereka. Meskipun Javar telah mengetahuinya karena sudah pernah kesini di dimensi waktu sebelumnya, ia tetap menganggukan kepalanya untuk menghindari kecurigaan.

Tak berapa lama mereka berjalan, akhirnya mereka mencapai guild petualang. Bangunan tersebut memiliki cat dinding berwarna putih dengan corak merah. Terdapat lambang kerajaan Eldria di puncak bangunan tersebut. Lambang Kerajaan Eldria sendiri adalah sebuah perisai dengan dua buah pedang yang menyilang di depan tameng tersebut. Perisai tersebut memiliki warna hitam sedangkan warna kedua pedang tersebut masing-masing adalah emas dan merah.

Cling cling cling.

Lonceng berbunyi disaat mereka berempat membuka pintu guild. Suara lonceng tersebut terdengar jelas hingga keseluruh ruangan. Namun meskipun begitu, tak ada satupun petualang yang mempedulikan bunyi lonceng tersebut. Sepertinya ini hal biasa bagi mereka.

Di sebelah kiri lobi terdapat kursi dan meja tersusun rapih dan para petualang yang duduk di kursi tersebut. di sebelah kanan terdapat papan misi dengan berbagai kertas misi menempal di papan tersebut. Tempat bersebrangan dengan pintu masuk terdapat konter dan 2 orang pegawai guild.

Pegawai guild tersebut merupakan 2 orang wanita yang menggunakan blazer biru dan kemeja putih pada bagian dalamnya. Di bagian kerah kemeja tersebut terdapat sebuah pita kecil berwarna merah. Salah satu pegawai memiliki rambut berwarna pirang panjang diikat model twist dan berparas cantik dengan senyuman alaminya. Wanita lainnya memiliki rambut berwarna coklat dengan model bob hingga pundak, memakai kacamata, dan memiliki paras cantik namun sedikit judes.

Pak Rovel, Ajie, Javar, dan Izan pun berjalan menuju konter tersebut dengan melewati beberapa petualang yang berdiri di dekat papan misi. Lalu mereka disambut hangat oleh kedua pegawai tersebut.

"Selamat datang di guild petualang," ucap kedua pegawai tersebut dengan nada halus dan sedikit membungkukkan badan.

Setelah di perhatikan, terdapat sebuah name tag pada masing-masing baju yang dikenakan oleh kedua pegawai tersebut. Pegawai yang memiliki rambut berwarna pirang memiliki nama Liza Valelith, sedangkan pegawai yang memiliki rambut berwarna coklat memiliki nama Ines Thalenna.

"Ada perlu apa Mr Rovel hari ini? Tidak seperti biasanya kau membawa 3 orang bocah kemari," ucap Liza Valelith pada Mr Rovel dengan senyum malu dan sedikit membasahi bibirnya dengan ludahnya.

Javar yang melihat hal tersebut sangat yakin bahwa pegawai yang bernama Liza sedang menggoda pak Rovel. Gila! Ini orang beruntung banget bisa disukai sama pegawai cantik!

Di dimensi waktu sebelumnya, Javar sempat menggoda beberapa kali pegawai yang bernama Liza tersebut. Namun tak ada respon darinya sama sekali. Dia hanya tersenyum seperti senyumannya pada petualang lainnya. Namun kali ini berbeda. Pak Rovel yang tidak menunjukan satu ekspresi pun, di goda oleh wanita tersebut!

Tanpa mempedulikan godaan dari wanita tersebut, pak Rovel segera membalas apa yang ia tanyakan. "Ahh hari ini aku membawa tiga orang murid ku. Sepertinya aku akan mengambil misi tingkat rendah." jelas pak Rovel pada Liza dengan senyuman normalnya.

Melihat senyuman dari pak Rovel, muka Liza memerah. Dia segera mengalihkan pandangannya dari mata pak Rovel.

Ines yang berada di sebelah Liza melihat kelakuaannya dengan tatapan tajam. Ini bukanlah yang pertama kali Ines melihat Liza melakukan hal seperti itu. Namun tiap kali ia melihat kelakuan temannya, ia merasa kesal. Sudah berkali-kali ia suruh temannya untuk mengungkapkan isi hatinya, namun tak satu kali pun ia mengatakannya. Sedangkan pak Rovel sendiri merupakan seseorang yang tidak peka.

"Ehm" dengan sedikit berdeham Ines memulai pembicaraan. "Bocah-bocah, kalian isilah formulir ini terlebih dahulu. Lalu sertakan nama pembimbing kalian di pojok kiri atas dari kertas tersebut. Setelah kalian mengisi, kalian bisa memberikannya kembali pada ku." jelas Ines pada Ajie, Javar, dan Izan dengan menaruh tiga lembar kertas di atas meja konter.

Mereka pun segera mengambil kertas yang diberikan oleh Ines dan mengisi sesuai apa yang diperintahkan dalam kertas tersebut. Sedangkan pak Rovel terus mengobrol bersama kedua pegawai tersebut. Orang-orang yang berada di dalam guild melihat hal tersebut dengan tatapan sinis.

Sepertinya mereka iri pada kedekatan pak Rovel dengan kedua pegawai tersebut. Sebenarnya siapa pak Rovel hingga bisa sedekat itu dengan mereka? Pikir Ajie, Javar, dan Izan.

Setelah Ajie, Javar, dan Izan mengisi formulir, mereka segera menyerahkan kembali formulir ke pegawai yang bernama Ines. Ines menerimanya dan langsung memeriksa kertas tersebut. Lalu ia mengambil sebuah kartu kosong. Kartu tersebut kemudian di cetak menggunakan mesin yang berada di belakang konter. Hasil dari kartu tersebut adalah kartu petualang untuk mengetahui tingkat dan identitas dari setiap petualang.

Tertulis di dalam kartu tersebut tersebut:

.

Nama : Javar Aeledien

Umur : 10 tahun

Tingkat : Murid

.

Nama : Ajie Drazen

Umur : 10 tahun

Tingkat : Murid

.

Nama : Izan Arauron

Umur : 10 tahun

Tingkat : Murid

.

Melihat Ajie, Javar, dan Izan telah menerima kartu petualang mereka, pak Rovel menghentikan pembicaraanya dengan Liza. Lalu ia menghampiri muridnya yang sedang berada di depan Ines.

"Sekarang, mari kita pilih misi yang paling tepat untuk kalian," ucap pak Rovel pada Javar, Ajie, dan Izan.

Mereka berempat segera menuju papan misi yang berada di sebelah kanan pintu masuk.

Papan misi tersebut sedang dilihat oleh banyak orang. Jarang-jarang ada banyak orang berkumpul di papan misi. Sebenarnya apa yang sedang terjadi?

Tanpa pikir panjang, pak Rovel segera bertanya pada salah seorang yang sedang mengantri di depan papan misi tersebut. "Permisi pak. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Mengapa banyak sekali orang yang melihat papan misi?"

Orang yang di ajak bicara oleh pak Rovel segera menoleh dan menjawab pertanyaan dari pak Rovel, "ahh . . . sebenarnya beberapa bulan terakhir ini terjadi peningkatan jumlah monster secara drastis. Misi pun menjadi sangat banyak, dan hadiah dari menyelesaikan misi pun menjadi bertambah."

Di dimensi waktu sebelumnya, Javar tak pernah sekalipun mengalami hal seperti ini. Sebelumnya ia pernah datang ke guild petualang bersama guru yang lain, namun tak pernah sekalipun hadiah dari misi bertambah. Dan yang lebih anehnya lagi, terdapat banyak monster bermunculan. Apakah dia melewatkan saat-saat seperti ini waktu itu?

Selagi berpikir seperti itu, akhirnya pak Rovel, Javar, Ajie, dan Izan berhasil ke barisan depan untuk melihat misi yang ada di papan misi tersebut. Benar sekali seperti yang di katakan petualang barusan. Hadiah dari misi bertambah, dan monster yang harus dibunuh pun bertambah.

Pak Rovel segera mencari misi tingkat F untuk dilakukan oleh Javar, Ajie, dan Izan. Tapi ia tak menemukan satupun misi tingkat F. Akhirnya ia memilih misi tingkat E- , misi yang sedikit lebih sulit dibandingkan tingkat F.

Misi tersebut adalah membunuh kawanan savanna wolf yang berada di selatan Kerajaan Eldria.