He Jingyao tersenyum mengolok lalu berjalan ke arah perempuan tersebut. Saat dia mendekat, perempuan tersebut merasa semakin panik dan dia meremas pakaiannya dengan semakin erat. Bulu matanya bergetar dan dia terlihat seperti merasakan sebuah tekanan yang sangat besar.
Tapi langkah kaki He Jingyao tiba-tiba berhenti.
Perempuan tersebut perlahan mengangkat kepalanya, tapi dia malah melihat He Jingyao berhenti di depan meja dan membuat sebuah kopi, lalu dia mengambil kopi dan kembali ke tempat duduknya semula.
perempuan tersebut merasa lemas, dia sendiri tidak tahu apakah harus merasa kecewa atau lega.
Secangkir kopi dengan cepat habis dan buku yang dipegang He Jingyao juga sudah hampir habis. He Jingyao menutup buku lalu dia mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya dan berpikir bagaimana cara keluar dari sasi ini.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com