"Kiss maksud lo?" Jose sama-sama mengacungkan jemarinya. Dan kami tengah sejajar, dengan acungan tangan, mata membelalak tegang.
"Ya."
Aku mengeluarkan nada resah, seperti anak anjing tidak kenal orang baru. Selalu akan ada penyerangan kepada setiap orang. Jose menurunkan tangannya, lalu menaikkan alis sebelah mata.
"Kan e lo juga respon dengan baik. Jadi, gue lakuin aja secara lumrah." Jose memalingkan wajahnya, kemudian menutupi mulutnya.
"Lumrah maksud lo? Wah! Bener-bener, gue nggak peduli lagi soal perjanjian di pernikahan kita." Aku melompat, kakiku menopang kuat tubuhku untuk berdiri tegak. Aku bahkan menghindari keberadaan Jose saat ini.
Seketika tubuhku melewati hadapannya. Jose tidak juga menyusul atau berkata apa pun lagi. Kurasa, dia akan lebih menerima pernyataan diriku atas penolakan. Penolakan yang tertulis dalam pikiran mendesak.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com