Ruangan yang belum dinyalakan dengan cahaya redup. Tapi, kegelapan itu bukanlah rasa takut yang segera menerkamku. Namun, kegelapan yang menyeruak segala ingatan yang senantiasa terlupakan.
Maka, kepala yang memusingkan ini memusatkan pada sebuah situasi nyata.
"Ocha, lo nggak kenapa-napa kan?"
Jose menahan bahuku, menopang segala pertahanan tubuhku yang hampir melemah. Jika saja aku tidak bisa bertahan pada posisinya, pasti roboh lebih dulu.
"Semalem, apa semalem kita pernah ke dalem sana?"
Aku mendongakkan daguku perlahan memutar ke sampingku. Melihat raut wajah tampan Jose seringkali terabaikan. Melupa akan situasi yang sedang gawat. Jose melenggut pelan, lalu dia mengiring perjalanan untuk masuk ke dalam.
Kami menutupi ruangan ini, lalu menyinarinya dengan lampu yang masih tetap menyala. Walau terlihat redup dan nyaris hilang, lampu ini mulai memberi kehangatan di ruang berdebu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com